Masalah Lingkungan Hidup, Indonesia Usung 3 Isu Prioritas di EDM-CSW
Selasa, 01 Maret 2022 - 20:12 WIB
Menurut Siti Nurbaya, mengingat isu-isu di dalam EDM-CSWG sangat terkait dengan agenda lainnya, maka akan dilakukan berbagai joint workshop dengan beberapa Working Groups dan Engagement Groups seperti misalnya dengan Energy Transition Working Group, Sustainable Finance Working Group, Business 20 (B20), Think 20 (T20), Youth 20 (Y20) dan sebagainya.
"Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional untuk dapat mencapai hasil yang telah direncanakan dari pertemuan EDM-CSWG yaitu leading towards global sustainability," ujarnya.
Forum G20 merupakan forum dunia dan dalam Presidensi G20 tahun 2022 ini, kita menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia, terutama dalam konteks Environment and Climate Sustainability, karena kita bangsa pekerja, pemikir, antisipatif, inovatif, responsif.
Semua keberhasilan kerja sektor lingkungan, kehutanan dan pengendalian perubahan iklim merupakan hasil kerja keras semua pihak, unsur-unsur struktur negara dan elemen bangsa seperti, eksekutif, legislatif, judiciary, masyarakat, akademisi, aktivis, jurnalis, dunia usaha, Komunitas, masyarakat adat, juga dukungan kerjasama yang baik negara sahabat dan multilateral.
Forum G20 tandas Menteri Siti, akan semakin memperkuat upaya kita dan performa Indonesia dalam memenuhi mandat konstitusional UUD 1945 Pasal 28 H dan Pasal 33 serta untuk Indonesia semakin berarti bagi dunia, secara global.
"Saya mengajak bapak, ibu, dan Saudara-saudara sekalian, untuk turut serta dan berpartisipasi aktif dalam berbagai agenda G20 pada umumnya, dan agenda perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengendalian perubahan iklim serta dampaknya. Marilah kita dan seluruh dunia bersama bahu membahu dan membangun kolaborasi. dari Indonesia, dunia pulih bersama," ajak Menteri Siti.
Dalam kesempatan media briefing ini, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro juga memaparkan lebih jauh mengenai tiga isu utama yang akan diusung oleh Indonesia dalam forum EDM-CSWG pertama di Yogyakarta pada 21-24 Maret mendatang. Termasuk berbagai kebutuhan yang perlu disiapkan agar pertemuan berjalan lancar.
Dirjen Sigit Reliantoro juga menjelaskan, kemajuan penyusunan konsep EDM CSWG yang meliputi pertama, keanekaragaman hayati, dan pemulihan degradasi tanah dan ekosistem unik (gambut, mangrove dan terumbu karang). Kedua, konservasi laut, lalu ketiga tentang sampah laut. Keempat, efisiensi sumber daya dan Ekonomi sirkular. Kelima, keuangan berkelanjutan, ketahanan air.
Yang terpenting juga, Dirjen PPKL Sigit Reliantoro menjelaskan topik studi yang penting dalam forum EDM CSWG. Topik tersebut meliputi pertama, inventarisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari pemulihan berkelanjutan, dan dampaknya terhadap implementasi NDC. Selain itu, inventarisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan pemulihan berkelanjutan, dan masukan terhadap implementasi NDC.
Adapun topik kedua, memperkuat aksi dan kemitraan untuk inisiatif kelautan yang berkelanjutan. Juga mempromosikan perlindungan ekosistem kelautan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan dan strategi inovatif menuju ketahanan iklim.
"Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional untuk dapat mencapai hasil yang telah direncanakan dari pertemuan EDM-CSWG yaitu leading towards global sustainability," ujarnya.
Forum G20 merupakan forum dunia dan dalam Presidensi G20 tahun 2022 ini, kita menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia, terutama dalam konteks Environment and Climate Sustainability, karena kita bangsa pekerja, pemikir, antisipatif, inovatif, responsif.
Semua keberhasilan kerja sektor lingkungan, kehutanan dan pengendalian perubahan iklim merupakan hasil kerja keras semua pihak, unsur-unsur struktur negara dan elemen bangsa seperti, eksekutif, legislatif, judiciary, masyarakat, akademisi, aktivis, jurnalis, dunia usaha, Komunitas, masyarakat adat, juga dukungan kerjasama yang baik negara sahabat dan multilateral.
Forum G20 tandas Menteri Siti, akan semakin memperkuat upaya kita dan performa Indonesia dalam memenuhi mandat konstitusional UUD 1945 Pasal 28 H dan Pasal 33 serta untuk Indonesia semakin berarti bagi dunia, secara global.
"Saya mengajak bapak, ibu, dan Saudara-saudara sekalian, untuk turut serta dan berpartisipasi aktif dalam berbagai agenda G20 pada umumnya, dan agenda perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengendalian perubahan iklim serta dampaknya. Marilah kita dan seluruh dunia bersama bahu membahu dan membangun kolaborasi. dari Indonesia, dunia pulih bersama," ajak Menteri Siti.
Dalam kesempatan media briefing ini, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK, Sigit Reliantoro juga memaparkan lebih jauh mengenai tiga isu utama yang akan diusung oleh Indonesia dalam forum EDM-CSWG pertama di Yogyakarta pada 21-24 Maret mendatang. Termasuk berbagai kebutuhan yang perlu disiapkan agar pertemuan berjalan lancar.
Dirjen Sigit Reliantoro juga menjelaskan, kemajuan penyusunan konsep EDM CSWG yang meliputi pertama, keanekaragaman hayati, dan pemulihan degradasi tanah dan ekosistem unik (gambut, mangrove dan terumbu karang). Kedua, konservasi laut, lalu ketiga tentang sampah laut. Keempat, efisiensi sumber daya dan Ekonomi sirkular. Kelima, keuangan berkelanjutan, ketahanan air.
Yang terpenting juga, Dirjen PPKL Sigit Reliantoro menjelaskan topik studi yang penting dalam forum EDM CSWG. Topik tersebut meliputi pertama, inventarisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari pemulihan berkelanjutan, dan dampaknya terhadap implementasi NDC. Selain itu, inventarisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan pemulihan berkelanjutan, dan masukan terhadap implementasi NDC.
Adapun topik kedua, memperkuat aksi dan kemitraan untuk inisiatif kelautan yang berkelanjutan. Juga mempromosikan perlindungan ekosistem kelautan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan dan strategi inovatif menuju ketahanan iklim.
Lihat Juga :
tulis komentar anda