Diburu Pasukan Elite 2 Negara, Nyawa Jenderal Kopassus Ini Selamat Meski Diujung Senapan
Sabtu, 26 Februari 2022 - 07:55 WIB
Benny sadar betul jika pasukan Inggris selalu waspada dengan berbagai penyusupan yang dilakukan bersama timnya. Benar saja, pasukan SAS yang terkenal kehebatannya dalam berbagai palagan pertempuran di PD II mencium penyusupan Benny. Mereka yang sudah siap menunggu di seberang sungai dan berada di ketinggian tinggal menunggu waktu untuk memberondong Benny dan pasukannya.
Apalagi posisi Benny Moerdani berada di perahu paling depan sangat memudahkan bagi pasukan SAS untuk mengincarnya. Bahkan penembak jitu dan sniper pun sudah membidikan senjatanya ke arah Benny. Dari teropong sniper terlihat begitu jelas sosok Benny Moerdani. Namun anehnya, pasukan SAS tak juga melepaskan tembakan. Mereka terdiam beberapa detik, hingga akhirnya Benny dan pasukannya berhasil lolos dari maut.
Pasukan SAS pun kehilangan momentum untuk menghajar Benny dan pasukannya. Padahal, waktu itu pasukan SAS tinggal melepaskan tembakan. Namun karena tidak dilakukan, akhirnya Benny selamat. Mungkin jika ketika itu pasukan SAS melepas tembakan, Benny Moerdani sudah tamat riwayatnya.
Pangab Benny Moerdani bersama Danjen Kopassus Brigjen TNI Sintong Pandjaitan. Foto/istimewa
Setelah 12 tahun kejadian menegangkan itu, Benny akhirnya menemukan jawaban mengapa pasukan SAS tidak melepaskan tembakan. Tepatnya pada 1976, ketika Benny berkunjung ke Inggris tanpa diduga Benny bertemu dengan dua prajurit SAS yang dulu nyaris menewaskannya. Kedua prajurit tersebut masih mengingat wajah Benny.
”Mereka menjelaskan ketika itu pasukan SAS harus menunggu dulu datangnya kapal perang Queen Elisabeth. Jika saat itu Benny ditembak sehingga terjadi perang senjata tentu kapal Queen Elisabeth bisa terganggu perjalannya,” ucap Benny.
Namun hingga Benny dan pasukannya pergi, Kapal Queen Elisabeth ternyata tidak melintas. Benny kemudian menjelaskan kepada kedua prajurit SAS tersebut jika pada saat itu dirinya ditembak maka konfrontasi Indonesia-Malaysia akan semakin rumit. ”Jika jadi ditembak maka pasukan SAS Inggris telah berhasil menembak mati prajurit dengan pangkat tertinggi,” kata Benny.
Apalagi posisi Benny Moerdani berada di perahu paling depan sangat memudahkan bagi pasukan SAS untuk mengincarnya. Bahkan penembak jitu dan sniper pun sudah membidikan senjatanya ke arah Benny. Dari teropong sniper terlihat begitu jelas sosok Benny Moerdani. Namun anehnya, pasukan SAS tak juga melepaskan tembakan. Mereka terdiam beberapa detik, hingga akhirnya Benny dan pasukannya berhasil lolos dari maut.
Pasukan SAS pun kehilangan momentum untuk menghajar Benny dan pasukannya. Padahal, waktu itu pasukan SAS tinggal melepaskan tembakan. Namun karena tidak dilakukan, akhirnya Benny selamat. Mungkin jika ketika itu pasukan SAS melepas tembakan, Benny Moerdani sudah tamat riwayatnya.
Pangab Benny Moerdani bersama Danjen Kopassus Brigjen TNI Sintong Pandjaitan. Foto/istimewa
Setelah 12 tahun kejadian menegangkan itu, Benny akhirnya menemukan jawaban mengapa pasukan SAS tidak melepaskan tembakan. Tepatnya pada 1976, ketika Benny berkunjung ke Inggris tanpa diduga Benny bertemu dengan dua prajurit SAS yang dulu nyaris menewaskannya. Kedua prajurit tersebut masih mengingat wajah Benny.
”Mereka menjelaskan ketika itu pasukan SAS harus menunggu dulu datangnya kapal perang Queen Elisabeth. Jika saat itu Benny ditembak sehingga terjadi perang senjata tentu kapal Queen Elisabeth bisa terganggu perjalannya,” ucap Benny.
Namun hingga Benny dan pasukannya pergi, Kapal Queen Elisabeth ternyata tidak melintas. Benny kemudian menjelaskan kepada kedua prajurit SAS tersebut jika pada saat itu dirinya ditembak maka konfrontasi Indonesia-Malaysia akan semakin rumit. ”Jika jadi ditembak maka pasukan SAS Inggris telah berhasil menembak mati prajurit dengan pangkat tertinggi,” kata Benny.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda