Diburu Pasukan Elite 2 Negara, Nyawa Jenderal Kopassus Ini Selamat Meski Diujung Senapan
Sabtu, 26 Februari 2022 - 07:55 WIB
JAKARTA - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus selalu melahirkan prajurit-prajurit petarung yang tangguh. Dengan keahlian tempur yang khusus, prajurit Korps Baret Merah selalu menjadi momok bagi lawan-lawannya.
Salah satunya adalah Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benny (LB) Moerdani. Sepak terjangnya di medan operasi tidak perlu diragukan lagi. Hampir tak ada palagan penting di negeri ini yang tidak didatangi Benny Moerdani.
Terjun ke dunia militer sejak perang kemerdekaan, Benny selalu berada di garis depan pertempuran. Di antaranya, penumpasan pemberontakan bersenjata PRRI/Permesta pada 1958, DI/TII, pembebasan sandera penumpang pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Thailand.
Bahkan, nama Benny Moerdani menjadi ikon dalam operasi pembebasan Irian Barat sekarang bernama Papua pada 1962. Termasuk juga saat Operasi Ganyang Malaysia pada 1965. Di kedua palagan ini, Benny harus berhadapan dengan pasukan elite Koninklijke Mariniers, pasukan khusus Belanda dan Special Air Service (SAS), Inggris yang merupakan pemenang Perang Dunia (PD) II.
Dalam beberapa pertempuran, Benny nyaris tewas ditembak musuh. Namun, keberuntungan masih berpihak pada pria kelahiran Cepu, Blora 2 Oktober 1931 ini. Nyawa Benny Moerdani masih bisa selamat.
Dalam buku berjudul “Benny Moerdani yang Belum Terungkap” perburuan terhadap Benny oleh pasukan elite Belanda Koninklijke Mariniers bermula ketika Benny yang saat itu berpangkat Kapten bersama prajurit RPKAD kini bernama Kopassus diterjunkan dalam Operasi Naga di Irian Barat.
Salah satunya adalah Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benny (LB) Moerdani. Sepak terjangnya di medan operasi tidak perlu diragukan lagi. Hampir tak ada palagan penting di negeri ini yang tidak didatangi Benny Moerdani.
Terjun ke dunia militer sejak perang kemerdekaan, Benny selalu berada di garis depan pertempuran. Di antaranya, penumpasan pemberontakan bersenjata PRRI/Permesta pada 1958, DI/TII, pembebasan sandera penumpang pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Thailand.
Bahkan, nama Benny Moerdani menjadi ikon dalam operasi pembebasan Irian Barat sekarang bernama Papua pada 1962. Termasuk juga saat Operasi Ganyang Malaysia pada 1965. Di kedua palagan ini, Benny harus berhadapan dengan pasukan elite Koninklijke Mariniers, pasukan khusus Belanda dan Special Air Service (SAS), Inggris yang merupakan pemenang Perang Dunia (PD) II.
Dalam beberapa pertempuran, Benny nyaris tewas ditembak musuh. Namun, keberuntungan masih berpihak pada pria kelahiran Cepu, Blora 2 Oktober 1931 ini. Nyawa Benny Moerdani masih bisa selamat.
Dalam buku berjudul “Benny Moerdani yang Belum Terungkap” perburuan terhadap Benny oleh pasukan elite Belanda Koninklijke Mariniers bermula ketika Benny yang saat itu berpangkat Kapten bersama prajurit RPKAD kini bernama Kopassus diterjunkan dalam Operasi Naga di Irian Barat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda