Sederhana, Panglima TNI Kesayangan Prajurit Ini Tak Miliki Apa-apa di Rumahnya
Jum'at, 25 Februari 2022 - 06:14 WIB
”Penampilan beliau yang sederhana, rendah hati juga sangat mengesankan saya. Saya pernah berkunjung ke rumahnya pada saat saya berpangkat Kapten pada 1982. Lalu pada 1995 ketika menjadi Brigadir Jenderal saya juga mengunjungi Jenderal Yusuf karena beliau saya anggap panutan dan mentor,” ucapnya.
Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman Jenderal M. Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat sekitar pukul 19.00. ”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.
Ketika tiba di kediaman M. Jusuf, Prabowo mengaku terkejut mendapati rumah orang nomor satu di TNI tersebut dalam keadaan gelap dan tanpa penjagaan. Setelah memencet bel, seorang pembantu keluar. Selanjutnya, pembantu tersebut membawanya ke ruang tamu yang juga gelap.
Jenderal TNI M. Jusuf saat sertijab Panglima TNI. Foto/istimewa
Bersamaan dengan itu, lampu ruangan pun dinyalakan. ”Mengapa lampu tak hidup?” tanya Prabowo. “Lampu yang menyala saat malam hanya ruang tidur dan ruang pembantu, Pak,” jawab pembantu tersebut.
Setelah lampu menyala, betapa kagetnya Prabowo karena tidak ada yang berubah dengan perabot di rumah Jenderal M Jusuf. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlihat kusam.
”Saya kaget semua furniture, kursi dan mebel yang ada di rumah tersebut sama persis dengan yang saya lihat waktu dulu ke rumah beliau ini pada tahun 1982. Warnanya sudah terlihat sangat belel bahkan kursi-kursinya dan benang-benangnya sudah mulai lepas,” ucap Prabowo.
Jenderal M. Jusuf bukan orang sembarangan. Dia pernah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan Presiden Soeharto seperti, Menteri Perdagangan, Menhankam/Pangab selama 5 tahun, Menteri Perindustrian selama 10 tahun serta Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 5 tahun, namun kehidupannya jauh dari kata glamour. ”Tapi beliau tidak mau membeli mobil baru, tidak memiliki penjagaan dan tidak mempunyai ajudan.”
Melihat kondisi M. Jusuf seperti itu, Prabowo kemudian menawarkan pengawal dan ajudan dari Kopassus. Terhadap tawaran itu, M. Jusuf mengatakan akan menghubunginya jika membutuhkan pengawalan dan ajudan. Namun seiring perjalanan waktu, M. Jusuf tidak pernah menghubunginya.
Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman Jenderal M. Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat sekitar pukul 19.00. ”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.
Ketika tiba di kediaman M. Jusuf, Prabowo mengaku terkejut mendapati rumah orang nomor satu di TNI tersebut dalam keadaan gelap dan tanpa penjagaan. Setelah memencet bel, seorang pembantu keluar. Selanjutnya, pembantu tersebut membawanya ke ruang tamu yang juga gelap.
Jenderal TNI M. Jusuf saat sertijab Panglima TNI. Foto/istimewa
Bersamaan dengan itu, lampu ruangan pun dinyalakan. ”Mengapa lampu tak hidup?” tanya Prabowo. “Lampu yang menyala saat malam hanya ruang tidur dan ruang pembantu, Pak,” jawab pembantu tersebut.
Setelah lampu menyala, betapa kagetnya Prabowo karena tidak ada yang berubah dengan perabot di rumah Jenderal M Jusuf. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlihat kusam.
”Saya kaget semua furniture, kursi dan mebel yang ada di rumah tersebut sama persis dengan yang saya lihat waktu dulu ke rumah beliau ini pada tahun 1982. Warnanya sudah terlihat sangat belel bahkan kursi-kursinya dan benang-benangnya sudah mulai lepas,” ucap Prabowo.
Jenderal M. Jusuf bukan orang sembarangan. Dia pernah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan Presiden Soeharto seperti, Menteri Perdagangan, Menhankam/Pangab selama 5 tahun, Menteri Perindustrian selama 10 tahun serta Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 5 tahun, namun kehidupannya jauh dari kata glamour. ”Tapi beliau tidak mau membeli mobil baru, tidak memiliki penjagaan dan tidak mempunyai ajudan.”
Melihat kondisi M. Jusuf seperti itu, Prabowo kemudian menawarkan pengawal dan ajudan dari Kopassus. Terhadap tawaran itu, M. Jusuf mengatakan akan menghubunginya jika membutuhkan pengawalan dan ajudan. Namun seiring perjalanan waktu, M. Jusuf tidak pernah menghubunginya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda