Ini Sederet Alutsista Terbaru yang Bakal Memperkuat TNI AU Setelah Rafale dan F-15 EX

Minggu, 20 Februari 2022 - 07:56 WIB
Pesawat tempur Sukhoi SU 27 dan Sukhoi SU 30. Foto/Dok. TNI AU

Dari segi organisasi, TNI AU dituntut untuk mampu membangun struktur organisasi yang lebih adaptif, efektif namun tetap efisien. Sedangkan dari segi teknologi, TNI AU harus mencapai hasil yang diinginkan dari pembangunan airpower mencakup kendali udara, serangan udara, intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR).

Dalam peran kendali udara dan serangan udara, saat ini TNI AU telah mengakuisisi pesawat tempur multi peran generasi 4,5 Dassault Rafale dan F-15 EX Eagle II yang dilengkapi dengan berbagai variasi persenjataan berupa peluru kendali (rudal) dari udara ke udara, rudal udara ke darat, rudal antikapal permukaan dan antikapal selam serta antiradar. Selain itu juga dilengkapi rudal Pertahanan Udara (Arhanud) jarak pendek, sedang dan jarak jauh yang dilengkapi dengan radar aktif dan pasif.

”Untuk peluru kendali Arhanud, di dalamnya termasuk sistem pertahanan udara berbasis darat, baik jarak jauh, menengah dan pendek. Penggelaran radar dan senjata antipesawat/rudal sangat krusial sebagai sistem deteksi dini dalam mengawasi pergerakan objek konvensional maupun yang bersifat stealth atau siluman,” ucapnya.

Untuk rudal Hanud jarak menengah, Fadjar menyebut, TNI AU telah mengoperasikan NASAMS II. Rencananya, jumlah rudal tersebut akan terus ditambah. Sedangkan, untuk rudal jarak jauh, Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini telah merencanakan pengadaan rudal tersebut mengingat alutsista ini sangat strategis dalam memperkuat pertahanan udara Indonesia.

Dalam mendukung pertempuran udara, mantan Danlanud Halim Perdanakusuma ini menyebut, TNI AU akan mengadakan sejumlah alutsista terbaru yang tentunya sangat canggih dan modern seperti pesawat angkut A400M Atlas, C-130 J Super Hercules, CN 295/CN 235, Helikopter AW 101, Helikopter H-225 M Caracal, Helikopter EC 725 Caracal, dan helikopter angkut berat sekelas CH -47 F Chinook.

”Dalam peran ISR, pengadaan pesawat intai strategis merupakan kebutuhan vital TNI AU. Sebab dalam perang modern peran pesawat pesawat AEW&C sangat penting sebagai mata, telinga dan otaknya pertempuran,” ucapnya.

Senada, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengapresiasi Plan Bobcat KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. Menurut Prabowo, sesuai dengan kebijakan pertahanan negara pada 2020-2024, Indonesia membutuhkan gagasan visioner dalam membangunan kekuatan pertahanan.

”TNI sekali lagi harus mengakuisisi teknologi persenjataan game changer atau minimal mengakuisisi sistem persenjataan penangkalnya. Wajah TNI di 2045 memang harus mengadopsi teknologi maju. Kita harus mampu mewujudkan kekuatan pertahanan yang mumpuni dan tangguh serta disegani di kawasan,” tegasnya.
(cip)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More