Ramadhan di Rumah, Tetap Jaga Jarak dan Hindari Emosi
Kamis, 23 April 2020 - 23:26 WIB
“Saya pernah nonton di televisi ada seorang wanita di Amerika sakit mata tidak bisa berkedip lalu berobat habis 1 Juta dollar, kalau dikurs kan ke rupiah 1 dollar 14 ribu itu berarti untuk berobat dia habis 14 miliar. Ini kan kesadaran baru bahwa kita harus banyak bersyukur,” kata dosen Magister Studi Islam tersebut.
Hamim menambahkan, ada juga taqwa untuk kesadaran moral seperti yang dijelaskan dalam QS Al A’raf yang berbunyi ‘innalazi nattaqa izamasahun thaifummina syaithan tadzakkaru’.
”Jadi orang-orang yang bertakwa apabila disentuh oleh setan maka kemudian tadzakkaru mereka langsung sadar,” jelasnya.
Dia memaparkan, pengertian disentuh oleh setan maksudnya kalau di dalam hatinya terlintas untuk melakukan tidak baik maka orang yang bertakwa itu langsung sadar.
“Misalnya dalam wabah Covid-19 ini dalam pemberian bantuan kepada masyarakat, orang yang bertakwa itu dalam berpuasa jangan sampai terlintas untuk melakukan korupsi pada bantuan tersebut. Apabila sampai terlintas di pikiran maka harus segera dihentikan jangan sampai jadi keinginan apalagi dilakukan,” tuturnya.
Hamim juga menyampaikan ada juga kesadaran tentang masa depan yang dihubungkan dengan takwa kepada Allah. Umat islam disarankan untuk memiliki kesadaran tentang masa depan. Artinya, umat islam yang berpuasa harus memiliki kesadaran bahwa masa depan itu harus lebih baik dibandingkan dengan masa sekarang.
“Mestinya para pelaku kekerasan atau provokasi yang mengatasnamakan agama itu harus sadar, kekesaran malah mengakibatkan yang namanya Islamophobia orang sinis pada islam. Padahal kalau dia takwa, pasti memiliki kesadaran tentang masa depan sehingga kalau berdakwah dia pasti melakukannya secara damai dan tidak akan melakukan provokasi, apalagi di tengah pandemi Corona," ungkapnya
Begitu juga dalam konteks pengendalian diri dalam bermedia sosial di bulan puasa Hamim menyampaikan bahwa kita harus mengikuti golden rule.
“Perlakukanlah orang lain sebagamaina kamu ingin diperlakukan oleh orang lain. Kalau orang memiliki kesadaran, dia pasti menyadari kalau dia pasti juga tidak ingin menjadi korban ujaran kebencian sehingga dia tidak akan melakukan ujaran kebencian,” ungkapnya
Hamim mencontohkan tentang provokasi di media sosial yang bisa menyebabkan kerusuhan sehingga banyak orang yang meninggal.“Kalau misal ada orang yang tersangkut kasus di pengadilan, lalu dia difitnah sehingga bisa saja keluarganya dibunuh atau rumahnya dibakar. itu kan berarti fitnah itu lebih kejam,” ujarnya.
Hamim menambahkan, ada juga taqwa untuk kesadaran moral seperti yang dijelaskan dalam QS Al A’raf yang berbunyi ‘innalazi nattaqa izamasahun thaifummina syaithan tadzakkaru’.
”Jadi orang-orang yang bertakwa apabila disentuh oleh setan maka kemudian tadzakkaru mereka langsung sadar,” jelasnya.
Dia memaparkan, pengertian disentuh oleh setan maksudnya kalau di dalam hatinya terlintas untuk melakukan tidak baik maka orang yang bertakwa itu langsung sadar.
“Misalnya dalam wabah Covid-19 ini dalam pemberian bantuan kepada masyarakat, orang yang bertakwa itu dalam berpuasa jangan sampai terlintas untuk melakukan korupsi pada bantuan tersebut. Apabila sampai terlintas di pikiran maka harus segera dihentikan jangan sampai jadi keinginan apalagi dilakukan,” tuturnya.
Hamim juga menyampaikan ada juga kesadaran tentang masa depan yang dihubungkan dengan takwa kepada Allah. Umat islam disarankan untuk memiliki kesadaran tentang masa depan. Artinya, umat islam yang berpuasa harus memiliki kesadaran bahwa masa depan itu harus lebih baik dibandingkan dengan masa sekarang.
“Mestinya para pelaku kekerasan atau provokasi yang mengatasnamakan agama itu harus sadar, kekesaran malah mengakibatkan yang namanya Islamophobia orang sinis pada islam. Padahal kalau dia takwa, pasti memiliki kesadaran tentang masa depan sehingga kalau berdakwah dia pasti melakukannya secara damai dan tidak akan melakukan provokasi, apalagi di tengah pandemi Corona," ungkapnya
Begitu juga dalam konteks pengendalian diri dalam bermedia sosial di bulan puasa Hamim menyampaikan bahwa kita harus mengikuti golden rule.
“Perlakukanlah orang lain sebagamaina kamu ingin diperlakukan oleh orang lain. Kalau orang memiliki kesadaran, dia pasti menyadari kalau dia pasti juga tidak ingin menjadi korban ujaran kebencian sehingga dia tidak akan melakukan ujaran kebencian,” ungkapnya
Hamim mencontohkan tentang provokasi di media sosial yang bisa menyebabkan kerusuhan sehingga banyak orang yang meninggal.“Kalau misal ada orang yang tersangkut kasus di pengadilan, lalu dia difitnah sehingga bisa saja keluarganya dibunuh atau rumahnya dibakar. itu kan berarti fitnah itu lebih kejam,” ujarnya.
tulis komentar anda