Soal Data Pesantren Terafiliasi Terorisme, Kemenag Tegur BNPT

Kamis, 03 Februari 2022 - 19:45 WIB
Staf Khusus Menteri Agama (Menag), Wibowo Prasetyo menyindir BNPT terkait data 198 pondok pesantren (ponpes) yang terafiliasi dengan jaringan terorisme. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
JAKARTA - Staf Khusus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo menyindir Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait data 198 pondok pesantren (ponpes) yang terafiliasi dengan jaringan terorisme.

Baca Juga: pesantren
"Khusus untuk terorisme saya kira libatkan Kemenag jangan jalan sendiri, kalau mau tahu pondok pesantren tanya Kementerian Agama kan ada Ditjen Ponpes. Maka ketika kemudian muncul 198 pesantren yang terafiliasi (terorisme) saya kira datanya masih belum komprehensif," kata Wibowo di Jakarta, Kamis,(03/2/2022).

Wibowo mengatakan, seharusnya data tersebut dapat dikerjakan bersama-sama dengan kementerian atau lembaga terkait. "Tanyalah, gandenglah Kementerian Agama jangan jalan sendiri, agar kita setiap saat bisa jalan bareng," ujarnya.



Lebih lanjut Wibowo mengatakan, dengan adanya data tersebut dikhawatirkan menjadi sebuah distorsi dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan pada masyarakat terhadap ponpes di Indonesia.

"Itu adalah salah satu tugas Kemenag juga, bagaimana memilah pondok-pondok yang terafiliasi dengan radikalisme dan terorisme," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Waryono Abdul Ghafur menyampaikan beberapa unsur minimal pesantren yang disebut sebagai arkanul ma’had atau rukun pesantren.

Rukun pesantren itu terdiri atas kiai yang menjadi figur teladan sekaligus pengasuh yang membimbing santri, santri mukim, pondok atau asrama, masjid atau musalla, serta kajian kitab kuning.

"Faktanya, dari sejumlah nama yang disebut BNPT, setelah kami cek, tidak semua masuk kategori pesantren. Makanya, kami koordinasi lebih lanjut dengan BNPT agar ada kesamaan data," ucapnya.

Terakhir, Waryono mengimbau kepada orang tua santri agar selektif saat akan menitipkan putra-putrinya di pesantren. Orang tua perlu memastikan pesantren yang dipilih adalah lembaga pendidikan yang memenuhi arkanul ma'had sebagaimana diatur dalam regulasi.

Kata dia, para pengasuhnya memiliki sanad keilmuan yang jelas. "Jangan over generalisasi juga. Ada ribuan pesantren yang bisa menjadi pilihan terbaik buat pendidikan anak-anak Indonesia," ujar dia.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More