Aksi Teror Menurun dan Pelaku Teror Ditangkap Meningkat di 2021
Senin, 24 Januari 2022 - 18:06 WIB
JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa aksi teror di 2021 cenderung menurun jika dibandingkan pada tahun 2020. Namun, jumlah pelaku teror yang berhasil diungkap justru mengalami peningkatan yang cukup siginifan.
“Jumlah aksi teror di tahun 2021, mengalami penurunan sebesar 58,3% dibanding tahun 2020 (dari 3 aksi menjadi 6 aksi),” ujar Sigit dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/1/2022).
Namun, lanjut dia, jumlah pelaku teror yang berhasil diungkap sepanjang tahun 2021 meningkat 138 orang atau 42,7% dari tahun 2020 sebanyak 232 pelaku menjadi 370 orang pelaku.
Menurut Sigit, penurunan itu disebabkan karena upaya penerapan preventif strike yang dilakukan oleh Densus 88. “Seinggat 370 tersangka teroris berhasil ditangkap sebelum melakukan aksi teror,” imbuhnya.
Terkait kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi Tengah, dia menjelaskan Polri melakukan operasi Madago Raya 2021 dan berhasil melakukan penegekan hukum terhadap 7 DPO kelompok MIT yang sudah bertahun-tahun dikejar yaitu kelompok Ali Kalora dan kelompok Qatar serta 19 orang simpatisan.
“Barang bukti yang berhasil diamankan 7 pucuk senjata api, 722 amunisi, 43 detonator, 7 botol bahan peledak,” papar Sigit.
Listyo menambahkan Polri akan terus melanjutkan penegakan hukum terhadap kelompok MIT yang saat ini masih tersisa 3 DPO, karena 1 orang di antaranya pada tanggal 4 Januari yang lalu telah berhasil dilakukan penegakan hukum yaitu, Ahmad Ghazali alias Ahmad Panjang.
Selain melakukan pencarian terhadap sisa 3 orang DPO ini, Polri juga mengedepankan upaya soft approach untuk mencegah kembali munculnya para simpatisan.
“Dan melakukan kegiatan-kegiatan upaya moderasi beragama melalui pemanfaatan dai Kamtibmas Polri, pembangunan pesantren, dan upaya moderasi beragama dengan pelibatan tokoh-tokoh,” pungkas Sigit.
“Jumlah aksi teror di tahun 2021, mengalami penurunan sebesar 58,3% dibanding tahun 2020 (dari 3 aksi menjadi 6 aksi),” ujar Sigit dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/1/2022).
Namun, lanjut dia, jumlah pelaku teror yang berhasil diungkap sepanjang tahun 2021 meningkat 138 orang atau 42,7% dari tahun 2020 sebanyak 232 pelaku menjadi 370 orang pelaku.
Menurut Sigit, penurunan itu disebabkan karena upaya penerapan preventif strike yang dilakukan oleh Densus 88. “Seinggat 370 tersangka teroris berhasil ditangkap sebelum melakukan aksi teror,” imbuhnya.
Terkait kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sulawesi Tengah, dia menjelaskan Polri melakukan operasi Madago Raya 2021 dan berhasil melakukan penegekan hukum terhadap 7 DPO kelompok MIT yang sudah bertahun-tahun dikejar yaitu kelompok Ali Kalora dan kelompok Qatar serta 19 orang simpatisan.
“Barang bukti yang berhasil diamankan 7 pucuk senjata api, 722 amunisi, 43 detonator, 7 botol bahan peledak,” papar Sigit.
Listyo menambahkan Polri akan terus melanjutkan penegakan hukum terhadap kelompok MIT yang saat ini masih tersisa 3 DPO, karena 1 orang di antaranya pada tanggal 4 Januari yang lalu telah berhasil dilakukan penegakan hukum yaitu, Ahmad Ghazali alias Ahmad Panjang.
Selain melakukan pencarian terhadap sisa 3 orang DPO ini, Polri juga mengedepankan upaya soft approach untuk mencegah kembali munculnya para simpatisan.
“Dan melakukan kegiatan-kegiatan upaya moderasi beragama melalui pemanfaatan dai Kamtibmas Polri, pembangunan pesantren, dan upaya moderasi beragama dengan pelibatan tokoh-tokoh,” pungkas Sigit.
(kri)
tulis komentar anda