Pangkoopsau I Siapkan Langkah Antisipasi Konflik Amerika-China di LCS
Rabu, 10 Juni 2020 - 17:07 WIB
JAKARTA - Pangllima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) I, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santosa, telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik antara Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan (LCS).
Menurut Tri Bowo yang terpenting adalah tidak menyederhanakan masalah. "Kita sama tahu bahwasanya di Laut China Selatan terjadi peningkatan eskalasi. Saya sudah mem breafing seluruh lanud khususnya di wilayah Koopsau I buat saya pedomannya untuk masalah safety dan security, jangan menyederhanakan masalah," ujar Tri Bowo di Markas Koopsau I, Jakarta, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Wujudkan TNI AU yang Disegani, KSAU Tetapkan 9 Program Prioritas)
Hal itu dilakukan, kata Tri Bowo, untuk membuat pertahanan udara Indonesia khususnya dibagian barat lebih siap dalam menghadapi konflik tersebut. "Kalau suatu saat terjadi beneran kita sudah harus lebih siap. Tidak menutup kemungkinan itu terjadi walaupun kita semua tidak harapkan karena pastinya akan berdampak luas," jelasnya. (Baca juga: Pangkoopsau I Bertekad Pertahanankan Zero Accident di TNI AU)
Tri Bowo juga memerintahkan kepada lanud-lanud yang ada disekitarnya untuk terus mengikuti berita-berita yang berkembang di kawasan. Bagi lanud-lanud yang memiliki alutsista harus sedapat mungkin memaksimalkan potensi yang ada. "Mem S kan, S artinya Serviceable dan membuat sedemikian rupa atau menyiapkan supaya kesiapan itu tinggi lalu latihan-latihannya juga saya perintahkan untuk terus dilaksanakan baik terbang siang maupun terbang malam. Intinya kalau terjadi peningkatan eskalasi kita sudah siap," ungkapnya.
Sebab tidak menutup kemungkinan adanya pesawat yang melintas diperbatasan bagian barat Indonesia. Maka dirinya meminta kerja sama lanud dengan Kohanudnas satuan-satuan radar untuk menerima atau mendapatkan informasi lebih dini apakah ada eskalasi peningkatan penerbangan di kawasan-kawasan tersebut.
Dia meminta, setiap lanud harus melaporkan kepada Koopsau I yang nantinya dilaporkan secara berjenjang oleh Pangkoopsau I kepada pimpinan untuk mempersiapkan dalam mengambil sikap. "Suatu saat ramai penerbangan mungkin mereka ada emergency walaupun sasarannya bukan ke kita karena kita lanud-lanudnya terdekat bisa saja mereka landing emergency di tempat kita. Oleh karena itu aparat intel POM juga harus menyiapkan proses-proses investigasi apabila pesawat-pesawat asing yang tidak berizin memasuki wilayah kita," tuturnya.
Menurut Tri Bowo yang terpenting adalah tidak menyederhanakan masalah. "Kita sama tahu bahwasanya di Laut China Selatan terjadi peningkatan eskalasi. Saya sudah mem breafing seluruh lanud khususnya di wilayah Koopsau I buat saya pedomannya untuk masalah safety dan security, jangan menyederhanakan masalah," ujar Tri Bowo di Markas Koopsau I, Jakarta, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Wujudkan TNI AU yang Disegani, KSAU Tetapkan 9 Program Prioritas)
Hal itu dilakukan, kata Tri Bowo, untuk membuat pertahanan udara Indonesia khususnya dibagian barat lebih siap dalam menghadapi konflik tersebut. "Kalau suatu saat terjadi beneran kita sudah harus lebih siap. Tidak menutup kemungkinan itu terjadi walaupun kita semua tidak harapkan karena pastinya akan berdampak luas," jelasnya. (Baca juga: Pangkoopsau I Bertekad Pertahanankan Zero Accident di TNI AU)
Tri Bowo juga memerintahkan kepada lanud-lanud yang ada disekitarnya untuk terus mengikuti berita-berita yang berkembang di kawasan. Bagi lanud-lanud yang memiliki alutsista harus sedapat mungkin memaksimalkan potensi yang ada. "Mem S kan, S artinya Serviceable dan membuat sedemikian rupa atau menyiapkan supaya kesiapan itu tinggi lalu latihan-latihannya juga saya perintahkan untuk terus dilaksanakan baik terbang siang maupun terbang malam. Intinya kalau terjadi peningkatan eskalasi kita sudah siap," ungkapnya.
Sebab tidak menutup kemungkinan adanya pesawat yang melintas diperbatasan bagian barat Indonesia. Maka dirinya meminta kerja sama lanud dengan Kohanudnas satuan-satuan radar untuk menerima atau mendapatkan informasi lebih dini apakah ada eskalasi peningkatan penerbangan di kawasan-kawasan tersebut.
Dia meminta, setiap lanud harus melaporkan kepada Koopsau I yang nantinya dilaporkan secara berjenjang oleh Pangkoopsau I kepada pimpinan untuk mempersiapkan dalam mengambil sikap. "Suatu saat ramai penerbangan mungkin mereka ada emergency walaupun sasarannya bukan ke kita karena kita lanud-lanudnya terdekat bisa saja mereka landing emergency di tempat kita. Oleh karena itu aparat intel POM juga harus menyiapkan proses-proses investigasi apabila pesawat-pesawat asing yang tidak berizin memasuki wilayah kita," tuturnya.
(cip)
tulis komentar anda