Wujudkan TNI AU yang Disegani, KSAU Tetapkan 9 Program Prioritas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menetapkan sembilan program prioritas guna mewujudkan Angkatan Udara menjadi kekuatan yang disegani di kawasan.
Hal itu diungkapkan Fadjar Prasetyo saat menggelar entry briefing dengan para pejabat TNI Angkatan Udara, pimpinan Py7angkotama TNI AU, dan Komandan Satuan melalui telekonferensi di Gedung Raden Suryadi Suryadarma Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 26 Mei 2020. (Baca juga: Panglima TNI Pimpin Sertijab Kepala Staf Angkatan Udara)
Alumnus AAU 1988 menyampaikan di era Revolusi Industri 4.0 yang sangat dinamis ini TNI AU harus mengedepankan cara kerja yang komunikatif, inklusif, dan kolaboratif yang muaranya adalah dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) TNI AU yang berkualitas. Selain memiliki jiwa nasionalisme, penguasaan teknis, kepribadian yang baik, dan kualitas fisik yang tangguh juga harus didukung dengan kemampuan literasinya. (Baca juga: Letda Pnb Ajeng Tresna Jadi Penerbang Tempur Perempuan Pertama TNI AU)
"Saya melihat setidaknya ada dua jenis literasi yang dapat dijadikan modal berharga bagi prajurit TNI Angkatan Udara dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat, yaitu literasi baca tulis dan literasi digital," ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Rabu (27/5/2020).
Selaras dengan hal tersebut, mantan Panglima Komando Wilayah Gabungan (Pangkogabwilhan) II ini juga merumuskan sembilan program prioritas khususnya terkait strategi pembinaan kemampuan dan pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara yaitu, the new normal dimana berbagai tugas tetap dapat berjalan dan dampak pandemi dapat ditekan serendah mungkin. ”Oleh karena itu segera rumuskan the new normal, sebagai mekanisme dan prosedur kinerja yang baru,” ucapnya.
Dalam bidang perencanaan, Pati TNI AU yang pernah menjabat Danskadron udara 17 ini juga menekankan upaya untuk mempercepat pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) tahap III hingga 2024, dengan fokus pada pencapaian air superiority. Melalui kemampuan Network Centric Warfare dan pemenuhan alutsista dengan teknologi yang tetap relevan hingga 30 tahun ke depan.
”Yang berikutnya organisasi yaitu, dengan menyiapkan penerapan organisasi TNI AU, mengatur Prosedur Mekanisme hubungan Kerja (Prosmekhubja), dan menata organisasi yang selaras dengan kebijakan proportional growth dan right sizing,” kata mantan Danlanud Halim Perdananakusuma, Jakarta Timur ini.
Kemudian dalam bidang intelijen. Mantan Pangkoopsau I dan II ini juga menekankan, perlunya mewujudkan informasi superiority TNI Angkatan Udara. Prioritas selanjutnya di bidang operasi, yaitu meningkatkan kualitas operasi TNI AU, baik Operasi Militer perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
”Untuk bidang latihan akan menitikberatkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi latihan, sebagai upaya komprehensif untuk meningkatkan kemampuan personel dan kemampuan satuan, secara cepat dan tepat sasaran,” ucapnya.
Kemudian dalam bidang Sumber Daya Manusia, Fadjar menyoroti bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan, namun pada akhirnya unsur manusia lah yang menentukan keberhasilan tugas. Begitu juga dalam bidang pemeliharaan. Pihaknya menjamin terpeliharanya operational readliness TNI AU.
Hal itu diungkapkan Fadjar Prasetyo saat menggelar entry briefing dengan para pejabat TNI Angkatan Udara, pimpinan Py7angkotama TNI AU, dan Komandan Satuan melalui telekonferensi di Gedung Raden Suryadi Suryadarma Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 26 Mei 2020. (Baca juga: Panglima TNI Pimpin Sertijab Kepala Staf Angkatan Udara)
Alumnus AAU 1988 menyampaikan di era Revolusi Industri 4.0 yang sangat dinamis ini TNI AU harus mengedepankan cara kerja yang komunikatif, inklusif, dan kolaboratif yang muaranya adalah dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) TNI AU yang berkualitas. Selain memiliki jiwa nasionalisme, penguasaan teknis, kepribadian yang baik, dan kualitas fisik yang tangguh juga harus didukung dengan kemampuan literasinya. (Baca juga: Letda Pnb Ajeng Tresna Jadi Penerbang Tempur Perempuan Pertama TNI AU)
"Saya melihat setidaknya ada dua jenis literasi yang dapat dijadikan modal berharga bagi prajurit TNI Angkatan Udara dalam menghadapi kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat, yaitu literasi baca tulis dan literasi digital," ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Rabu (27/5/2020).
Selaras dengan hal tersebut, mantan Panglima Komando Wilayah Gabungan (Pangkogabwilhan) II ini juga merumuskan sembilan program prioritas khususnya terkait strategi pembinaan kemampuan dan pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara yaitu, the new normal dimana berbagai tugas tetap dapat berjalan dan dampak pandemi dapat ditekan serendah mungkin. ”Oleh karena itu segera rumuskan the new normal, sebagai mekanisme dan prosedur kinerja yang baru,” ucapnya.
Dalam bidang perencanaan, Pati TNI AU yang pernah menjabat Danskadron udara 17 ini juga menekankan upaya untuk mempercepat pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) tahap III hingga 2024, dengan fokus pada pencapaian air superiority. Melalui kemampuan Network Centric Warfare dan pemenuhan alutsista dengan teknologi yang tetap relevan hingga 30 tahun ke depan.
”Yang berikutnya organisasi yaitu, dengan menyiapkan penerapan organisasi TNI AU, mengatur Prosedur Mekanisme hubungan Kerja (Prosmekhubja), dan menata organisasi yang selaras dengan kebijakan proportional growth dan right sizing,” kata mantan Danlanud Halim Perdananakusuma, Jakarta Timur ini.
Kemudian dalam bidang intelijen. Mantan Pangkoopsau I dan II ini juga menekankan, perlunya mewujudkan informasi superiority TNI Angkatan Udara. Prioritas selanjutnya di bidang operasi, yaitu meningkatkan kualitas operasi TNI AU, baik Operasi Militer perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
”Untuk bidang latihan akan menitikberatkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi latihan, sebagai upaya komprehensif untuk meningkatkan kemampuan personel dan kemampuan satuan, secara cepat dan tepat sasaran,” ucapnya.
Kemudian dalam bidang Sumber Daya Manusia, Fadjar menyoroti bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan, namun pada akhirnya unsur manusia lah yang menentukan keberhasilan tugas. Begitu juga dalam bidang pemeliharaan. Pihaknya menjamin terpeliharanya operational readliness TNI AU.