Outlook 2022: Kerja Keras Tuntaskan Tugas
Senin, 10 Januari 2022 - 09:53 WIB
Di sisi lain Rachmat berpandangan, perlu dicatat bahwa sektor usaha mikro paling terpukul pada 2021. Hal itu bisa dilihat pada penyaluran kredit yang turun di saat di segmen usaha besar, kecil, dan menengah (UMKM) justru naik. Walau angka inflasi secara total cukup baik, sumbangan inflasi di sektor makanan dan minuman yang merupakan konsumsi masyarakat kecil justru yang mengkhawatirkan. Harga-harga barang kebutuhan sehari-hari justru melonjak. "Jadi, ada PR besar pada 2022 ini untuk memberikan perhatian dan perlindungan khusus untuk masyarakat kecil kita," desaknya.
Rachmat menekankan, ada sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah pada 2022. Pertama, berikan perhatian dan pemihakan khusus kepada sektor ekonomi mikro yang justru paling menderita terkena dampak pandemi dan paling tertinggal dalam upaya pemulihannya. Kedua, pengendalian impor dan pemihakan terhadap produk dalam negeri. Impor produk-produk pertanian harus memperhatikan suara petani. Demikian pula impor produk-produk yang diproduksi oleh UMKM seperti pakaian jadi, apalagi mengimpor pakaian bekas dan batik dari China dia nilai sangat tak bermoral.
Dia berharap para menteri anggota kabinet harus bisa menjawab dengan tepat dan sungguh-sungguh bagaimana para menteri menyelaraskan diri agar tetap fokus bekerja dalam satu irama untuk kepentingan rakyat di 2022. Menurut Rachmat, publik tentu percaya Presiden memahami sangat baik masalah ini. Namun, harus dicatat, Presiden sudah kehilangan waktu sejak pandemi Covid-2019 pada Maret 2020. "Dan, waktu itu singkat sekali. Karena pada awal 2024 sudah sibuk pemilu legislatif. Pada akhir 2023 suhu politik meningkat. Jadi, para menteri harus benar-benar fokus, bekerja sungguh-sungguh, dan waktunya bisa 24 jam penuh untuk mengerjakan tugas pokok dan fungsinya. Gas pol, istilah milenialnya," harapnya.
Rachmat menekankan, ada sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah pada 2022. Pertama, berikan perhatian dan pemihakan khusus kepada sektor ekonomi mikro yang justru paling menderita terkena dampak pandemi dan paling tertinggal dalam upaya pemulihannya. Kedua, pengendalian impor dan pemihakan terhadap produk dalam negeri. Impor produk-produk pertanian harus memperhatikan suara petani. Demikian pula impor produk-produk yang diproduksi oleh UMKM seperti pakaian jadi, apalagi mengimpor pakaian bekas dan batik dari China dia nilai sangat tak bermoral.
Dia berharap para menteri anggota kabinet harus bisa menjawab dengan tepat dan sungguh-sungguh bagaimana para menteri menyelaraskan diri agar tetap fokus bekerja dalam satu irama untuk kepentingan rakyat di 2022. Menurut Rachmat, publik tentu percaya Presiden memahami sangat baik masalah ini. Namun, harus dicatat, Presiden sudah kehilangan waktu sejak pandemi Covid-2019 pada Maret 2020. "Dan, waktu itu singkat sekali. Karena pada awal 2024 sudah sibuk pemilu legislatif. Pada akhir 2023 suhu politik meningkat. Jadi, para menteri harus benar-benar fokus, bekerja sungguh-sungguh, dan waktunya bisa 24 jam penuh untuk mengerjakan tugas pokok dan fungsinya. Gas pol, istilah milenialnya," harapnya.
(ynt)
tulis komentar anda