Cuitan Ferdinand Hutahaean Dinilai Menyakiti Kebinekaan
Kamis, 06 Januari 2022 - 03:35 WIB
JAKARTA - Cuitan pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean menuai kritik. Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama menilai cuitan Ferdinand menyakiti kebinekaan Indonesia.
“Kita semua anak bangsa sibuk menjaga dan merawat bangunan kerukunan dalam kebinekaan yang diwariskan oleh para founding fathers kita. Orang ini malah merusaknya, memantik api perpecahan dengan nuansa SARA," kata Raihan, Rabu (5/11/2022).
Menurut dia, bukan hanya umat Islam yang marah dan tersakiti dengan cuitan Ferdinand. “Tetapi, semua lapisan masyarakat yang tanpa lelah merawat Pancasila dan NKRI juga merasakan hal yang sama,"kata Raihan.
Dia mengatakan, citra sebagai pegiat media sosial tidak pantas lagi disandang Ferdinand. Sebab, menurut dia, pegiat media sosial itu meneduhkan, mewartakan kebaikan dan menginspirasi orang-orang untuk bijak menggunakan media sosial.
“Bukan malah menciptakan keonaran dan merusak tatanan masyarakat yang sangat plural ini," imbuhnya.
Maka itu, dirinya juga ikut geram dengan cuitan Ferdinand yang sudah dihapus itu. "Apa yang dilakukan Ferdinand melalui cuitannya itu telah menganggap rendah kebinekaan kita," ujar Raihan.
Dia pun mengajak semua pihak untuk memanfatkan teknologi digital dalam hal-hal positif dan dengan cara-cara yang beradab. "Jangan sampai teknikalisme teknologi digital mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, tujuan teknologi adalah mempertinggi harkat dan martabat kemanusiaan. “Untuk itu, transfer of knowledge dan transfer of values adalah satu kesatuan dalam menciptakan dan menggunakan teknologi digital saat ini," pungkasnya.
Adapun cuitan Ferdinand di Twitternya @FerdinandHaean3 pada 4 Januari 2022 yang telah dihapus itu berbunyi 'Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela’.
“Kita semua anak bangsa sibuk menjaga dan merawat bangunan kerukunan dalam kebinekaan yang diwariskan oleh para founding fathers kita. Orang ini malah merusaknya, memantik api perpecahan dengan nuansa SARA," kata Raihan, Rabu (5/11/2022).
Menurut dia, bukan hanya umat Islam yang marah dan tersakiti dengan cuitan Ferdinand. “Tetapi, semua lapisan masyarakat yang tanpa lelah merawat Pancasila dan NKRI juga merasakan hal yang sama,"kata Raihan.
Dia mengatakan, citra sebagai pegiat media sosial tidak pantas lagi disandang Ferdinand. Sebab, menurut dia, pegiat media sosial itu meneduhkan, mewartakan kebaikan dan menginspirasi orang-orang untuk bijak menggunakan media sosial.
“Bukan malah menciptakan keonaran dan merusak tatanan masyarakat yang sangat plural ini," imbuhnya.
Maka itu, dirinya juga ikut geram dengan cuitan Ferdinand yang sudah dihapus itu. "Apa yang dilakukan Ferdinand melalui cuitannya itu telah menganggap rendah kebinekaan kita," ujar Raihan.
Dia pun mengajak semua pihak untuk memanfatkan teknologi digital dalam hal-hal positif dan dengan cara-cara yang beradab. "Jangan sampai teknikalisme teknologi digital mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, tujuan teknologi adalah mempertinggi harkat dan martabat kemanusiaan. “Untuk itu, transfer of knowledge dan transfer of values adalah satu kesatuan dalam menciptakan dan menggunakan teknologi digital saat ini," pungkasnya.
Adapun cuitan Ferdinand di Twitternya @FerdinandHaean3 pada 4 Januari 2022 yang telah dihapus itu berbunyi 'Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela’.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda