Satgas IDI: Waspadai Bahaya Kombinasi Covid-19 Varian Delta dan Omicron
Minggu, 26 Desember 2021 - 06:25 WIB
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mewaspadai bahaya kombinasi varian Covid-19 berjenis Delta dan Omicron . Kombinasi varian Delta dan Omicron berpotensi menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi yang terpapar.
"Ada satu lagi yang namanya kombinasi Delta dan Omicron, karena itu kita harus dan mesti hati-hati," kata Zubairi melalui pesan singkatnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Zubairi menyebut kombinasi berbahaya varian Delta dan Omicron dengan Delmicron. Di mana, kombinasi ini dapat menginfeksi seseorang dengan gejala panas tinggi; batuk-batuk; kehilangan indera penciuman atau perasa; sakit kepala; pilek; hingga sakit tenggorokan.
Menurut Zubairi, vaksinasi hingga saat ini cukup terbukti meminimalisasi penularan serta kematian akibat Covid-19. Zubairi juga meminta kepada pemerintah segera melakukan program booster vaksinasi untuk mengoptimalkan pencegahan varian Omicron di Indonesia.
"Nah, kemudian yang paling penting liburan Nataru ini, orang sudah mulai banyak keluar tempat tinggalnya, mudik, nah itu harus segera diimbau oleh pemerintah," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis tambahan 11 kasus baru varian Omicron di Indonesia, berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing sehingga, total kasus varian Omicron di Indonesia saat ini telah berjumlah 19 orang yang terpapar.
Berdasarkan laporan dari Kemenkes, 11 tambahan kasus Omicron tersebut merupakan imported case. Sebanyak 11 orang yang terkonfirmasi positif Omicron merupakan orang-orang yang baru kembali dari Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
"Ada satu lagi yang namanya kombinasi Delta dan Omicron, karena itu kita harus dan mesti hati-hati," kata Zubairi melalui pesan singkatnya kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Zubairi menyebut kombinasi berbahaya varian Delta dan Omicron dengan Delmicron. Di mana, kombinasi ini dapat menginfeksi seseorang dengan gejala panas tinggi; batuk-batuk; kehilangan indera penciuman atau perasa; sakit kepala; pilek; hingga sakit tenggorokan.
Menurut Zubairi, vaksinasi hingga saat ini cukup terbukti meminimalisasi penularan serta kematian akibat Covid-19. Zubairi juga meminta kepada pemerintah segera melakukan program booster vaksinasi untuk mengoptimalkan pencegahan varian Omicron di Indonesia.
"Nah, kemudian yang paling penting liburan Nataru ini, orang sudah mulai banyak keluar tempat tinggalnya, mudik, nah itu harus segera diimbau oleh pemerintah," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis tambahan 11 kasus baru varian Omicron di Indonesia, berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing sehingga, total kasus varian Omicron di Indonesia saat ini telah berjumlah 19 orang yang terpapar.
Berdasarkan laporan dari Kemenkes, 11 tambahan kasus Omicron tersebut merupakan imported case. Sebanyak 11 orang yang terkonfirmasi positif Omicron merupakan orang-orang yang baru kembali dari Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
(cip)
tulis komentar anda