Kisah Riyanto, Anggota Banser yang Mati Syahid saat Menjaga Gereja di Malam Natal
Sabtu, 25 Desember 2021 - 08:11 WIB
Baca juga: Ketum Ansor Instruksikan Anggota Banser Jaga Rumah Orang Tua Mahfud MD
Saat menjaga Gereja Eben Haezer bersama tiga rekannya, sekitar pukul 20.30 WIB, Riyanto mendapat laporan adanya benda mencurigakan di depan gereja dari jemaat. Bentuknya bungkusan tas plastik dan tas berisi kado di bawah telepon umum depan gereja.
Riyanto kemudian berinisiatif mengambil dan menyerahkan ke polisi yang berjaga. Setelah dicek ternyata bungkusan plastik itu berisi bom. Petugas yang berjaga kemudian meminta semua menjauh dan tiarap. Namun Riyanto justru membawa lari benda itu, menjauhkan dari gereja.
"Saat berusaha mengamankan itulah, bom meledak. Tubuhnya terpelanting sejauh 30 meter. Tak lama kemudian bom kedua juga meledak," tulis @GUSDURians.
Tidak ada jemaat yang menjadi korban jiwa. Namun, Riyanto wafat. Tepat saat nuraninya terketuk untuk menyelamatkan kehidupan manusia.
"Nama Riyanto kemudian diabadikan sebagai nama jalan. Sosoknya menginspirasi kisah Soleh di film '?' karya
@Hanungbramantyo. Untuk Riyanto dan semua yang berjuang untuk kemanusiaan, Al-Fatihah," tulisnya lagi.
Di malam Natal 2000 itu, bom juga meledak di sejumlah gereja. Antara lain di Jakarta, Batam, Pekanbaru, Pangandaran, dan lainnya. "Semoga peristiwa seperti itu tidak lagi terjadi. Semoga kita selalu dalam kedamaian. Amin...," cuit @GUSDURians.
Saat menjaga Gereja Eben Haezer bersama tiga rekannya, sekitar pukul 20.30 WIB, Riyanto mendapat laporan adanya benda mencurigakan di depan gereja dari jemaat. Bentuknya bungkusan tas plastik dan tas berisi kado di bawah telepon umum depan gereja.
Riyanto kemudian berinisiatif mengambil dan menyerahkan ke polisi yang berjaga. Setelah dicek ternyata bungkusan plastik itu berisi bom. Petugas yang berjaga kemudian meminta semua menjauh dan tiarap. Namun Riyanto justru membawa lari benda itu, menjauhkan dari gereja.
"Saat berusaha mengamankan itulah, bom meledak. Tubuhnya terpelanting sejauh 30 meter. Tak lama kemudian bom kedua juga meledak," tulis @GUSDURians.
Tidak ada jemaat yang menjadi korban jiwa. Namun, Riyanto wafat. Tepat saat nuraninya terketuk untuk menyelamatkan kehidupan manusia.
"Nama Riyanto kemudian diabadikan sebagai nama jalan. Sosoknya menginspirasi kisah Soleh di film '?' karya
@Hanungbramantyo. Untuk Riyanto dan semua yang berjuang untuk kemanusiaan, Al-Fatihah," tulisnya lagi.
Di malam Natal 2000 itu, bom juga meledak di sejumlah gereja. Antara lain di Jakarta, Batam, Pekanbaru, Pangandaran, dan lainnya. "Semoga peristiwa seperti itu tidak lagi terjadi. Semoga kita selalu dalam kedamaian. Amin...," cuit @GUSDURians.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda