Epidemiolog Ungkap Bahaya Jika Omicron Menyebar Luas
Jum'at, 17 Desember 2021 - 09:59 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kasus pertama virus Covid-19 varian baru berjenis B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia. Kasus pertama varian Omicron tersebut terdeteksi dari seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta berinisial N.
Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta pemerintah dan masyarakat lebih waspada. Sebab, varian Omicron lebih cepat menular ketimbang varian Delta. Ia tidak ingin kejadian varian Delta yang mengakibatkan meninggalnya ribuan orang di Indonesia terulang kembali.
"Varian yang lebih cepat menular itu akan memiliki dampak publik health yang besar, karena proporsi orang sakit akan banyak di kelompok usia, termasuk dalam hal ini kelompok yang rawan seperti lansia, komorbid, disabilitas, dan anak. Nah ini yang terbukti terjadi di Delta," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (17/12/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS, Virus Omicron Ditemukan di Indonesia
Dicky melihat beberapa negara di Eropa hingga Asia sudah mulai terdeteksi munculnya varian Omicron. Menurut Dicky, meskipun varian Omicron memiliki gejala sedang, tapi sangat berbahaya jika menular kepada kelompok rentan seperti lansia, komorbid atau orang yang punya penyakit bawaan, hingga disabilitas.
"Dan jika itu menimpa kelompok yang rawan, terjadilah kematian, beban di fasilitas kesehatan. Ini yang harus disadari," katanya.
Dicky sudah memprediksi bahwa varian Omicron bakal masuk ke Indonesia. Sebab, Indonesia tidak mengisolasi diri dari negara luar. Sangat besar kemungkinan varian Omicron masuk ke Indonesia dari orang-orang yang berpergian ke luar negeri.
Menurut Dicky, kondisi Indonesia saat ini memang lebih diuntungkan dibanding ketika munculnya varian Delta. Sebab, sudah banyak masyarakat yang dilakukan vaksinasi hingga tahap kedua. Tak hanya itu, kata dia, kekebalan kelompok masyarakat atau herd immunity sudah mulai terlihat di Indonesia.
Baca juga: Kronologi Penemuan Omicron Pertama di Indonesia
"Termasuk masyarakat juga sudah banyak yang terinfeksi, ini jadi modal, tapi tidak bisa jadi dasar kita abai. Tetap prokes," katanya.
Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta pemerintah dan masyarakat lebih waspada. Sebab, varian Omicron lebih cepat menular ketimbang varian Delta. Ia tidak ingin kejadian varian Delta yang mengakibatkan meninggalnya ribuan orang di Indonesia terulang kembali.
"Varian yang lebih cepat menular itu akan memiliki dampak publik health yang besar, karena proporsi orang sakit akan banyak di kelompok usia, termasuk dalam hal ini kelompok yang rawan seperti lansia, komorbid, disabilitas, dan anak. Nah ini yang terbukti terjadi di Delta," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (17/12/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS, Virus Omicron Ditemukan di Indonesia
Dicky melihat beberapa negara di Eropa hingga Asia sudah mulai terdeteksi munculnya varian Omicron. Menurut Dicky, meskipun varian Omicron memiliki gejala sedang, tapi sangat berbahaya jika menular kepada kelompok rentan seperti lansia, komorbid atau orang yang punya penyakit bawaan, hingga disabilitas.
"Dan jika itu menimpa kelompok yang rawan, terjadilah kematian, beban di fasilitas kesehatan. Ini yang harus disadari," katanya.
Dicky sudah memprediksi bahwa varian Omicron bakal masuk ke Indonesia. Sebab, Indonesia tidak mengisolasi diri dari negara luar. Sangat besar kemungkinan varian Omicron masuk ke Indonesia dari orang-orang yang berpergian ke luar negeri.
Menurut Dicky, kondisi Indonesia saat ini memang lebih diuntungkan dibanding ketika munculnya varian Delta. Sebab, sudah banyak masyarakat yang dilakukan vaksinasi hingga tahap kedua. Tak hanya itu, kata dia, kekebalan kelompok masyarakat atau herd immunity sudah mulai terlihat di Indonesia.
Baca juga: Kronologi Penemuan Omicron Pertama di Indonesia
"Termasuk masyarakat juga sudah banyak yang terinfeksi, ini jadi modal, tapi tidak bisa jadi dasar kita abai. Tetap prokes," katanya.
(abd)
tulis komentar anda