PKB Ajak Buat Poros Islam, PPP Sebut Presidential Threshold Jadi Kunci
Kamis, 16 Desember 2021 - 15:30 WIB
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyambut positif ajakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk membuat poros koalisi sendiri dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Memenuhi Presidential Threshold dinilai menjadi kunci.
"Kami positif siapa pun yang mengajak, apalagi sesama rumpun koalisi parpol Islam. Itu lebih bagus, karena soliditasnya bisa tercapai," ujar Ketua DPP PPP Achmad Baidowi di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Kendati demikian, kata dia, yang terpenting adalah bagaimana poros Islam ini bisa memperoleh syarat minimal pencalonan presiden (Presidential Threshold) yang telah ditentukan oleh Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam hal ini, bisa memperoleh 20% ambang batas pencalonan.
"Liat di Pemilu 2019 kemarin, cukup atau tidak PPP, PKS, PKB, kalau enggak cukup maka tambah PAN. Kalau gabung PAN cukup bagus juga. Karena kalau PAN digabung PPP saja itu 10%, kalau tiga partai enggak cukup, tapi empat partai bisa penuhi. Dahsyat juga kalau jadi," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengakui hingga saat ini koalisi partai politik (parpol) yang ada sangat solid dalam satu barisan. Tetapi bukan tidak mungkin nanti pada 2023 atau setahun menjelang menjelang Pemilu 2024 akan ada banyak akrobat politik.
Jazilul mengatakan parpol yang saat ini berada pada satu barisan akan menentukan langkah masing-masing. "Kalau terkait dengan poros, PKB mau memimpin poros sendiri. Enggak tahu dengan cara apa, tapi saya sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu, saya berkeinginan untuk PKB memimpin poros," ujar Gus Jazil dalam keterangannya yang dikutip Kamis (16/12/2021).
"Mestinya PPP juga ikut karena sama-sama hijau. Tinggal nambah satu lagi, berangkat itu sudah, misalnya PAN itu sudah cukup, berangkat kita. Bismillah,” sambungnya.
"Kami positif siapa pun yang mengajak, apalagi sesama rumpun koalisi parpol Islam. Itu lebih bagus, karena soliditasnya bisa tercapai," ujar Ketua DPP PPP Achmad Baidowi di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Kendati demikian, kata dia, yang terpenting adalah bagaimana poros Islam ini bisa memperoleh syarat minimal pencalonan presiden (Presidential Threshold) yang telah ditentukan oleh Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam hal ini, bisa memperoleh 20% ambang batas pencalonan.
"Liat di Pemilu 2019 kemarin, cukup atau tidak PPP, PKS, PKB, kalau enggak cukup maka tambah PAN. Kalau gabung PAN cukup bagus juga. Karena kalau PAN digabung PPP saja itu 10%, kalau tiga partai enggak cukup, tapi empat partai bisa penuhi. Dahsyat juga kalau jadi," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengakui hingga saat ini koalisi partai politik (parpol) yang ada sangat solid dalam satu barisan. Tetapi bukan tidak mungkin nanti pada 2023 atau setahun menjelang menjelang Pemilu 2024 akan ada banyak akrobat politik.
Jazilul mengatakan parpol yang saat ini berada pada satu barisan akan menentukan langkah masing-masing. "Kalau terkait dengan poros, PKB mau memimpin poros sendiri. Enggak tahu dengan cara apa, tapi saya sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu, saya berkeinginan untuk PKB memimpin poros," ujar Gus Jazil dalam keterangannya yang dikutip Kamis (16/12/2021).
"Mestinya PPP juga ikut karena sama-sama hijau. Tinggal nambah satu lagi, berangkat itu sudah, misalnya PAN itu sudah cukup, berangkat kita. Bismillah,” sambungnya.
(kri)
tulis komentar anda