Menkominfo: Pembangunan Smart City Jawab Tantangan Kependudukan
Rabu, 15 Desember 2021 - 01:31 WIB
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan terus mendorong penerapan dan pengembangan smart city atau kota cerdas melalui Gerakan Menuju Smart City. Hal itu untuk menjawab tantangan kependudukan sekaligus memulihkan industri pariwisata akibat pandemi Covid-19.
Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, keberadaan smart city di Indonesia akan menjawab tantangan kependudukan yang diproyeksikan pada 2045 sekitar 82,37% populasi akan hidup di pusat perkotaan. Pada 2021, Kementerian Kominfo juga mengembangkan smart city menjangkau Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Ini terjadi urbanisasi, untuk itulah diperlukan strategi pengembangan kota yang akomodatif terhadap perkembangan zaman, dan pengembangan kota cerdas melalui Gerakan Menuju Smart City menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh kita bersama, yang diinisiasi oleh Kementerian Kominfo,” ujarnya dalam Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Pameran Smart City, di ICE BSD Tangerang, Selasa (14/12/2021).
Menteri Johnny menyatakan pengembangan smart city menjadi bagian dari utilisasi teknologi digital dalam pengelolaan kota modern. Selain itu, smart city juga merupakan salah satu aktualisasi dari transformasi digital yang inovatif dan solutif. “Hal itu dilihat dari tingkat penetrasi internet yang terus meningkat di Indonesia. Penetrasi internet di Indonesia di awal Januari 2021 mencapai 73,3% dari jumlah populasi penduduk kita, atau setara dengan 202,7 juta masyarakat pengguna. Maka utilisasi layanan digital secara nasional juga akan terus dan semakin meningkat,” jelasnya.
Untuk itu, Kemenkominfo mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan teknologi digital, termasuk Internet of Things (IoT) dalam membuat terobosan baru atau smart solution. Sejalan dengan arus digitalisasi, hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas serta optimalisasi layanan pada masyarakat. ”Teknologi Internet of Things akan mengalami perkembangan pesat di 2025, di mana akan terdapat 41,6 M perangkat IoT yang terpasang secara global. Di Indonesia, jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat di 2022, dan akan meningkat menjadi 678 juta perangkat pada 2025 dengan hadirnya 5G,” ujarnya.
Menurut Johnny, nilai pangsa pasar IoT di Indonesia juga akan mengalami peningkatan sebesar dari Rp355 triliun pada 2022 dan mencapai Rp557 triliun di 2025. Selain itu, ke depannya akan terjadi peningkatan volume data yang sangat signifikan. “Contoh, sebuah kota cerdas dengan satu juta penduduk dapat menghasilkan 200 petabyte data setiap harinya,” tandasnya.
Johnny juga memaparkan upaya pemerintah dalam menghadirkan teknologi 5G di Indonesia sebagai dukungan pengembangan ekosistem IoT di Indonesia. “Setelah lebih dari 11 kali testing, 5G sudah rollout di Indonesia, lisensi operasi komersial telah diberikan kepada tiga operator nasional dan saat ini sedang membangun di 9 kota aglomerasi yang tentu akan mendorong dan meningkatkan pemanfaatan IoT,” jelasnya.
Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, keberadaan smart city di Indonesia akan menjawab tantangan kependudukan yang diproyeksikan pada 2045 sekitar 82,37% populasi akan hidup di pusat perkotaan. Pada 2021, Kementerian Kominfo juga mengembangkan smart city menjangkau Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Ini terjadi urbanisasi, untuk itulah diperlukan strategi pengembangan kota yang akomodatif terhadap perkembangan zaman, dan pengembangan kota cerdas melalui Gerakan Menuju Smart City menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh kita bersama, yang diinisiasi oleh Kementerian Kominfo,” ujarnya dalam Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Pameran Smart City, di ICE BSD Tangerang, Selasa (14/12/2021).
Menteri Johnny menyatakan pengembangan smart city menjadi bagian dari utilisasi teknologi digital dalam pengelolaan kota modern. Selain itu, smart city juga merupakan salah satu aktualisasi dari transformasi digital yang inovatif dan solutif. “Hal itu dilihat dari tingkat penetrasi internet yang terus meningkat di Indonesia. Penetrasi internet di Indonesia di awal Januari 2021 mencapai 73,3% dari jumlah populasi penduduk kita, atau setara dengan 202,7 juta masyarakat pengguna. Maka utilisasi layanan digital secara nasional juga akan terus dan semakin meningkat,” jelasnya.
Untuk itu, Kemenkominfo mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan teknologi digital, termasuk Internet of Things (IoT) dalam membuat terobosan baru atau smart solution. Sejalan dengan arus digitalisasi, hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas serta optimalisasi layanan pada masyarakat. ”Teknologi Internet of Things akan mengalami perkembangan pesat di 2025, di mana akan terdapat 41,6 M perangkat IoT yang terpasang secara global. Di Indonesia, jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat di 2022, dan akan meningkat menjadi 678 juta perangkat pada 2025 dengan hadirnya 5G,” ujarnya.
Menurut Johnny, nilai pangsa pasar IoT di Indonesia juga akan mengalami peningkatan sebesar dari Rp355 triliun pada 2022 dan mencapai Rp557 triliun di 2025. Selain itu, ke depannya akan terjadi peningkatan volume data yang sangat signifikan. “Contoh, sebuah kota cerdas dengan satu juta penduduk dapat menghasilkan 200 petabyte data setiap harinya,” tandasnya.
Johnny juga memaparkan upaya pemerintah dalam menghadirkan teknologi 5G di Indonesia sebagai dukungan pengembangan ekosistem IoT di Indonesia. “Setelah lebih dari 11 kali testing, 5G sudah rollout di Indonesia, lisensi operasi komersial telah diberikan kepada tiga operator nasional dan saat ini sedang membangun di 9 kota aglomerasi yang tentu akan mendorong dan meningkatkan pemanfaatan IoT,” jelasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda