Novel Baswedan dkk Dilantik Jadi ASN Polri, Komnas HAM: Pengakuan Kekeliruan TWK KPK

Kamis, 09 Desember 2021 - 20:08 WIB
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menilai pelantikan Novel Baswedan sebagai ASN Polri adalah pengakuan implisit kekeliruan tes wawasan kebangsaan yang dilakukan KPK. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melantik Novel Baswedan bersama 43 mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lainnya di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/12/2021). Bagi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ), hal ini adalah pengakuan atas kekeliruan pelaksanaan tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dilakukan KPK.

"Setidaknya pengangkatan sebagai ASN Polri adalah bagian dari pemulihan hak-hak mereka dan implisit merupakan pengakuan atas kekeliruan TWK tersebut. Novel dkk sudah meminta dukungan kami atas solusi ini, dan kami mendukung sepenuhnya apalagi kami juga ikut dalam negosiasi pilihan ini," ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kepada wartawan, Kamis (9/12/2021).



Taufan menilai, semestinya Novel dkk dapat diangkat jadi ASN KPK, bukan malah ASN di Korps Bhayangkara atau kepolisian. Akan tetapi, bagaimana pun yang terpenting nama mereka dibersihkan. Sebab nama Novel dkk telah dirusak lewat pelaksanaan TWK yang dinilai pihaknya melanggar HAM dan cacat prosedural.

"Kami sangat mengapresiasi langkah Kapolri dan izin Presiden yang mengangkat Novel dkk sebagai ASN Polri. Kami juga terlibat dalam negosiasi tersebut dan setuju dengan langkah ini. Meski belum ideal," tuturnya.





Sementara itu, dalam amanat pelantikan, Kapolri Jenderal Listyo sigit Prabowo menyampaikan selamat bergabung kepada Novel Baswedan dkk. "Tentunya kami semua ucapkan selamat datang dan selamat bergabung bagi rekan-rekan," ujar Sigit.

Sigit berharap, dengan bergabungnya 44 orang eks pegawai KPK ini semakin dapat memperkuat komitmen dalam rangka pemberantasan praktik korupsi di Indonesia. "Untuk perkuat jajaran organisasi Polri dalam rangka komitmen pemberantasan tindak pidana korupsi," kata Sigit.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(muh)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More