HUT ke-17 Repdem, Megawati Minta Tetap Jadi Banteng Bela Rakyat Miskin

Jum'at, 03 Desember 2021 - 21:04 WIB
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengucapkan selamat ulang tahun ke-17 kepada Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Foto/Ist
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengucapkan selamat ulang tahun ke-17 kepada Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), salah satu organisasi sayap partai tersebut. Repdem diingatkan untuk terus berjuang untuk rakyat Marhaen, namun dengan kedisiplinan partai serta penghormatan hukum sesuai ajaran Bung Karno.

Ucapan selamat dari Megawati itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat upacara perayaan HUT Repdem tersebut yang dilaksanakan di Gedung Sekolah Partai di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/12/2021).

Hasto hadir di acara itu bersama Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga dan Hamka Haq. Jajaran Repdem dipimpin Ketua Umumnya, Wanto Sugito atau akrab disapa Bung Kluthuk. Tampak hadir juga perwakilan sayap partai lain seperti Ketua Umum Banteng Muda Indonesia Mochamad Herviano Widyatama dan Sekjen Taruna Merah Putih (TMP) Restu Hapsari.



"Dalam ulang tahun kali ini, Ibu Megawati mengucapkan selamat kepada jajaran Repdem, yang selama ini sudah menunjukkan karakternya sebagai banteng-banteng perjuangan membela rakyat yang menjadi korban kesewenang-wenangan, korban ketidakadilan dan juga penyalahgunaan kekuasaan," kata Hasto.



Kata Hasto, Megawati mendorong agar semangat juang itu dilanjutkan. Namun ada pesan lainnya juga. Hasto menjelaskan acara digelar di Gedung Sekolah Partai dengan alasan bahwa perjuangan Repdem harus sejalan dengan PDIP yang berbasis pada ajaran Bung Karno (BK). Sementara ajaran BK sendiri menjadikan rakyat buruh, tani, dan nelayan sebagai orientasi, namun harus didasari keyakinan ideologi serta kedisiplinan.



"Jadi kita semua harus memastikan diri sebagai partai yang disiplin. Kita tidak boleh membela rakyat, tapi dengan melanggar hukum. Semua aksi membela rakyat, harus disiplin dan taat aturan," tegas Hasto.

Selanjutnya, kata Hasto, dalam membela rakyat itu tak boleh membedakan suku dan agamanya. "Ini agamanya apa, ini sukunya apa, itu tidak boleh. Karena ketuhanan sebagaimana disampaikan Soekarno adalah ketuhanan yang berbudi pekerti luhur, ketuhanan yang tidak ada egoisme agama, ketuhanan yang hormat menghormati, yang seharusnya menebar kebaikan, ketuhanan yang berkebudayaan," urainya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More