Gelar IIDSS ke-5, Rektor Unhan: Covid-19 Ancaman Non Militer, Harus Ditangani Bersama
Rabu, 01 Desember 2021 - 14:55 WIB
JAKARTA - Universitas Pertahanan (Unhan) RI menyelenggarakan Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) ke-5 dengan tema “Calibrating State’s Capabilities toward Effective and Integrated Approaches to Non-Military Defense Threats”
Seminar internasional yang dibuka Rektor Unhan RI Laksdya TNI Amarulla Octavian ini merupakan kerja sama antara Unhan RI bersama Daniel K. Inouye Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS), Amerika Serikat. Seminar ini diselenggarakan selama dua selama dua hari, Rabu-Kamis, 1-2 Desember 2021 dengan menghadirkan 11 pembicara internasional dari kalangan militer, akademisi, peneliti dan praktisi.
Dalam sambutannya, Rektor Unhan RI Laksdya TNI Amarulla Octavian mengatakan, IIDSS membahas secara intens berbagai upaya untuk mengatasi pandemi Covid-19 pada skala nasional, regional dan internasional. Menurut Octavian, para pembicara memberikan analisa komprehensif dampak pandemi sebagai bentuk nyata ancaman non-militer yang harus ditangkal dan ditangani bersama seluruh negara di dunia. ”Kerja sama militer juga dapat lebih dioptimalkan untuk menyusun berbagai perangkat dan prosedur baru dalam konteks Bio-Intelligence, Bio-Security, dan Bio-Defence,” katanya.
Para ilmuwan, kata Octavian, memanfaatkan IIDSS untuk memahami berbagai perspektif akademik guna merumuskan instrumen internasional untuk bersatu menghadapi ancaman non-militer tersebut. ”IIDSS juga menjadi forum ilmiah untuk mengembangkan ilmu pertahanan, utamanya bagi Fakultas Kedokteran Militer dan Fakultas Farmasi Militer,” ucapnya.
Dalam semintar tersebut Direktur DKI APCSS, Rear Admiral (Ret.), Peter A. Gumataotao, U.S. Navy, memberikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan seminar internasional ini. Di mana para Kadet Mahasiswa D-3 dan S-1 serta mahasiswa S-2 dan S-3 mendapat kesempatan untuk berperan sebagai steering committee dan organizing committee. Termasuk para dosen Unhan RI yang juga banyak mendapat pandangan ilmiah baru dan dapat dijadikan sebagai topik-topik penelitian selanjutnya.
Seminar internasional ini dihadiri lebih dari 790 peserta dari perwakilan kementerian, intansi pemerintah, pemerintah daerah, Wantannas, Bakamla RI, BNPB, BNPT, Basarnas, Atase Pertahanan, lembaga pendidikan TNI dan Polri, lembaga kesehatan TNI dan Polri, kalangan akademisi dari perguruan tinggi dari dalam negeri dan luar negeri, pakar pertahanan-keamanan dan pengamat militer.
Seminar internasional yang dibuka Rektor Unhan RI Laksdya TNI Amarulla Octavian ini merupakan kerja sama antara Unhan RI bersama Daniel K. Inouye Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS), Amerika Serikat. Seminar ini diselenggarakan selama dua selama dua hari, Rabu-Kamis, 1-2 Desember 2021 dengan menghadirkan 11 pembicara internasional dari kalangan militer, akademisi, peneliti dan praktisi.
Dalam sambutannya, Rektor Unhan RI Laksdya TNI Amarulla Octavian mengatakan, IIDSS membahas secara intens berbagai upaya untuk mengatasi pandemi Covid-19 pada skala nasional, regional dan internasional. Menurut Octavian, para pembicara memberikan analisa komprehensif dampak pandemi sebagai bentuk nyata ancaman non-militer yang harus ditangkal dan ditangani bersama seluruh negara di dunia. ”Kerja sama militer juga dapat lebih dioptimalkan untuk menyusun berbagai perangkat dan prosedur baru dalam konteks Bio-Intelligence, Bio-Security, dan Bio-Defence,” katanya.
Para ilmuwan, kata Octavian, memanfaatkan IIDSS untuk memahami berbagai perspektif akademik guna merumuskan instrumen internasional untuk bersatu menghadapi ancaman non-militer tersebut. ”IIDSS juga menjadi forum ilmiah untuk mengembangkan ilmu pertahanan, utamanya bagi Fakultas Kedokteran Militer dan Fakultas Farmasi Militer,” ucapnya.
Dalam semintar tersebut Direktur DKI APCSS, Rear Admiral (Ret.), Peter A. Gumataotao, U.S. Navy, memberikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan seminar internasional ini. Di mana para Kadet Mahasiswa D-3 dan S-1 serta mahasiswa S-2 dan S-3 mendapat kesempatan untuk berperan sebagai steering committee dan organizing committee. Termasuk para dosen Unhan RI yang juga banyak mendapat pandangan ilmiah baru dan dapat dijadikan sebagai topik-topik penelitian selanjutnya.
Seminar internasional ini dihadiri lebih dari 790 peserta dari perwakilan kementerian, intansi pemerintah, pemerintah daerah, Wantannas, Bakamla RI, BNPB, BNPT, Basarnas, Atase Pertahanan, lembaga pendidikan TNI dan Polri, lembaga kesehatan TNI dan Polri, kalangan akademisi dari perguruan tinggi dari dalam negeri dan luar negeri, pakar pertahanan-keamanan dan pengamat militer.
(cip)
tulis komentar anda