Ali Masykur Musa: NU Harus Berperan Ciptakan Perdamaian Dunia
Kamis, 25 November 2021 - 18:00 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ali Masykur Musa mengingatkan sebagai ormas Islam, NU harus ikut berperan menciptakan perdamaian dunia. Salah satunya mendamaikan konflik Arab-Israel karena masih adanya okupasi Israel terhadap Palestina.
Hal ini disampaikan ALi Masykur Musa dalam webinar Pra Muktamar ke-34 NU bertema 'Proyeksi Kemandiran NU Menuju Abad ke-2, Kamis (25/11/2021). Hadir sebagai pembicara adalah Prof Muhammad Nuh, Gus Nadirsyah Hosen, dan Safira Rosa Machrusah.
Dalam acara tersebut, Ali Masykur Musa memaparkan bahwa sebelum NU didirikan pada 31 Januari 1926, telah ada satu gerakan yang bernama Nahdlatul Wathan dengan Komite Hijaz sebagai tim khusus yang melakukan diplomasi kelas tinggi kepada Pemerintah Arab Saudi. Misi utamanya adalah agar situs-situs Rasullah tidak dihancurkan.
Baca juga: Soal Pelaksanaan Muktamar NU, Wapres Tegaskan Tak Ikut Campur
"Gerakan ini harus menjadi contoh yang diteruskan oleh NU ke depan, karena NU dan perdamaian dunia tidak bisa dipisahkan," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (25/11/2021).
Menurutnya, politik internasional selalu ditandai dengan gerakan untuk mencari, menambah, dan mempertahankan kekuasaan yang berjalan secara dinamis. Karena itu, ia mendorong NU berperan menciptakan tatanan hubungan internasional di bidang politik dan ekonomi secara bermartabat dan saling membutuhkan. Sebab, tidak ada satu pun suatu negara yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pada prinsipnya, kata Ali Masykur Musa, kemerdekaan adalah hak semua bangsa. Karena itu, NU harus mengambil bagian untuk mendamaikan atas konflik Arab-Israel karena adanya okupasi Israel terhadap Palestina, agar keduanya bisa menjadi negara berdaulat.
Baca juga: Kemenag Tegaskan Netral di Muktamar ke-34 NU
"Hidup berdampingan antarnegara secara damai dan saling menghargai adalah prinsip dalam hubungan internasional agar tercipta perdamaian yang abadi," katanya.
Hal ini disampaikan ALi Masykur Musa dalam webinar Pra Muktamar ke-34 NU bertema 'Proyeksi Kemandiran NU Menuju Abad ke-2, Kamis (25/11/2021). Hadir sebagai pembicara adalah Prof Muhammad Nuh, Gus Nadirsyah Hosen, dan Safira Rosa Machrusah.
Dalam acara tersebut, Ali Masykur Musa memaparkan bahwa sebelum NU didirikan pada 31 Januari 1926, telah ada satu gerakan yang bernama Nahdlatul Wathan dengan Komite Hijaz sebagai tim khusus yang melakukan diplomasi kelas tinggi kepada Pemerintah Arab Saudi. Misi utamanya adalah agar situs-situs Rasullah tidak dihancurkan.
Baca juga: Soal Pelaksanaan Muktamar NU, Wapres Tegaskan Tak Ikut Campur
"Gerakan ini harus menjadi contoh yang diteruskan oleh NU ke depan, karena NU dan perdamaian dunia tidak bisa dipisahkan," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (25/11/2021).
Menurutnya, politik internasional selalu ditandai dengan gerakan untuk mencari, menambah, dan mempertahankan kekuasaan yang berjalan secara dinamis. Karena itu, ia mendorong NU berperan menciptakan tatanan hubungan internasional di bidang politik dan ekonomi secara bermartabat dan saling membutuhkan. Sebab, tidak ada satu pun suatu negara yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pada prinsipnya, kata Ali Masykur Musa, kemerdekaan adalah hak semua bangsa. Karena itu, NU harus mengambil bagian untuk mendamaikan atas konflik Arab-Israel karena adanya okupasi Israel terhadap Palestina, agar keduanya bisa menjadi negara berdaulat.
Baca juga: Kemenag Tegaskan Netral di Muktamar ke-34 NU
"Hidup berdampingan antarnegara secara damai dan saling menghargai adalah prinsip dalam hubungan internasional agar tercipta perdamaian yang abadi," katanya.
(abd)
tulis komentar anda