Pemerintah Diminta Kembangkan Industri Pupuk Organik untuk Pulihkan Kerusakan Tanah
Rabu, 17 November 2021 - 23:52 WIB
JAKARTA - Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) akan menggelar Kongres ke-V di Jakarta di Gedung Perpustakaan Nasional Jalan Medan Merdeka Selatan pada Kamis, 18 November 2021.
Perkumpulan para pecinta pertanian organik ini berdiri sejak 2000. Idealisme untuk mengembangkan pertanian sehat membuat organisasi ini tetap bertahan dan berkembang. Walaupun pertanian organik masih menjadi minoritas dalam pertanian Tanah Air, namun aktivis Maporina tetap bersemangat untuk membumikan pertanian organik di tanah air.
Wakil Ketua Umum Maporina Subandriyo menyatakan pentingnya pertanian organik untuk memulihkan kerusakan tanah akibat penurunan kualitas tanah dan penggunaan pupuk non organik yang sudah semakin meluas. Menurut Sekretaris MPTK KAHMI ini, kerusakan tanah akan memengaruhi pencapaian hasil produksi pertanian. Bila hal ini tidak diantisipasi, program besar nasional seperti Ketahanan Pangan akan semakin sulit tercapai. "Perlu upaya bersama untuk memulihkan kerusakan tanah," ungkap Subandriyo.
Mantan Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Sekjen MN KAHMI) juga meminta pemerintah memberikan perhatian lebih untuk pengembangan pertanian organik ini. Subandriyo juga menyoroti ketimpangan perhatian antara pertanian organik dan organik. "Pemerintah memberikan subsidi untuk pupuk non organik Rp30 triliun tiap tahun. Sedangkan subsidi pupuk organik minim" kata Subandriyo.
Subandryo mengharapkan pemerintah ikut membantu mengembangkan industri pupuk organik. Industri kompos rakyat ini berbasis kawasan dan kelompok pengguna termasuk desa organik. Pengembangan industri ini melalui insentif pembangunan rumah kompos dan bantuan usaha peternakan. Subandryo juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan relokasi dana subsidi pupuk yang selama ini untuk pupuk non organik.
Dana subsidi pupuk non organik itu bisa dialihkan untuk bantuan pembangunan industri pupuk organik. Selain itu dana bisa juga dialihkan untuk bantuan pembangunan ternak berbasis kelompok pengguna. Subandryo juga menyinggung bahwa Kongres Maporina 2021 menjadi ajang konsolidasi pecinta pertanian organik. Dalam Kongres Maporina nanti dibahas berbagai agenda seperti laporan pertanggung jawaban ketua umum (LPJ Ketum), pemilihan ketum baru, rekomendasi, dan pembahasan program kerja.
Sementara itu, Ketua Panitia Kongres ke V Maporina, Hendriyanto mengatakan, Maporina menyelenggarakan kongres ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu ia ungkapkan dalam rangka membatasi penyebaran virus Corona di Tanah Air.
Dalam Kongres Maporina kali ini, tema yang diambil disesuaikan dengan kondisi pandemic yakni "Gaya Hidup Organik, untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Terhadap Covid 19". Untuk Itu Hendriyanto Mengharapkan kerjasama seluruh peserta kongres yang jumlahnya juga dibatasi dan sudah divaksin semua. "Selamat Berkongres. Tetap Jaga Protokol Kesehatan,' tutup Hendriyanto.
Perkumpulan para pecinta pertanian organik ini berdiri sejak 2000. Idealisme untuk mengembangkan pertanian sehat membuat organisasi ini tetap bertahan dan berkembang. Walaupun pertanian organik masih menjadi minoritas dalam pertanian Tanah Air, namun aktivis Maporina tetap bersemangat untuk membumikan pertanian organik di tanah air.
Wakil Ketua Umum Maporina Subandriyo menyatakan pentingnya pertanian organik untuk memulihkan kerusakan tanah akibat penurunan kualitas tanah dan penggunaan pupuk non organik yang sudah semakin meluas. Menurut Sekretaris MPTK KAHMI ini, kerusakan tanah akan memengaruhi pencapaian hasil produksi pertanian. Bila hal ini tidak diantisipasi, program besar nasional seperti Ketahanan Pangan akan semakin sulit tercapai. "Perlu upaya bersama untuk memulihkan kerusakan tanah," ungkap Subandriyo.
Mantan Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Sekjen MN KAHMI) juga meminta pemerintah memberikan perhatian lebih untuk pengembangan pertanian organik ini. Subandriyo juga menyoroti ketimpangan perhatian antara pertanian organik dan organik. "Pemerintah memberikan subsidi untuk pupuk non organik Rp30 triliun tiap tahun. Sedangkan subsidi pupuk organik minim" kata Subandriyo.
Subandryo mengharapkan pemerintah ikut membantu mengembangkan industri pupuk organik. Industri kompos rakyat ini berbasis kawasan dan kelompok pengguna termasuk desa organik. Pengembangan industri ini melalui insentif pembangunan rumah kompos dan bantuan usaha peternakan. Subandryo juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan relokasi dana subsidi pupuk yang selama ini untuk pupuk non organik.
Dana subsidi pupuk non organik itu bisa dialihkan untuk bantuan pembangunan industri pupuk organik. Selain itu dana bisa juga dialihkan untuk bantuan pembangunan ternak berbasis kelompok pengguna. Subandryo juga menyinggung bahwa Kongres Maporina 2021 menjadi ajang konsolidasi pecinta pertanian organik. Dalam Kongres Maporina nanti dibahas berbagai agenda seperti laporan pertanggung jawaban ketua umum (LPJ Ketum), pemilihan ketum baru, rekomendasi, dan pembahasan program kerja.
Sementara itu, Ketua Panitia Kongres ke V Maporina, Hendriyanto mengatakan, Maporina menyelenggarakan kongres ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu ia ungkapkan dalam rangka membatasi penyebaran virus Corona di Tanah Air.
Dalam Kongres Maporina kali ini, tema yang diambil disesuaikan dengan kondisi pandemic yakni "Gaya Hidup Organik, untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Terhadap Covid 19". Untuk Itu Hendriyanto Mengharapkan kerjasama seluruh peserta kongres yang jumlahnya juga dibatasi dan sudah divaksin semua. "Selamat Berkongres. Tetap Jaga Protokol Kesehatan,' tutup Hendriyanto.
(cip)
tulis komentar anda