Djarot: Banyak Parpol Dikritik karena Minim Kaderisasi, tapi Bukan PDIP
Senin, 15 November 2021 - 21:01 WIB
JAKARTA - PDIP menjawab kritikan publik terhadap partai politik (parpol) yang kerap dianggap tak melaksanakan fungsinya menyiapkan calon pemimpin bangsa, baik di pusat, dan daerah. Sebaliknya, PDIP justru menunjukkan bahwa ia berbeda dengan yang lain, karena konsisten melaksanakan kaderisasi dengan cara yang modern.
Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menyampaikan hal itu saat acara pengenalan Pendidikan Kader Nasional (PKN) DPP PDIP di Lentengagung, Jakarta Selatan, Senin (15/11/2021). Djarot mengatakan kaderisasi berjenjang yang dilakuan PDIP sebagai jawaban atas kritikan terhadap parpol. Baca juga: Pilpres 2024, PDIP Beri Sinyal Tak Akan Lepaskan Ganjar Diambil Golkar
“Dengan berbagai kegiatannya, PDI Perjuangan menjawab berbagai kritikan yang menyebut kebanyakan partai politik tidak melalukan kaderisasi. Kita konsisten. Sebelum yang lain, kita telah lebih dulu menggelar sekolah partai cakada dan caleg, kaderisasi berjenjang secara terus menerus,” ujar Djarot.
"PDIP sebagai partai pelopor dikelola secara modern. Pendidikan kader terus menerus dan berkelanjutan. Sebelum pelaksanaan PKN, telah dilakukan sekolah partai calon kepala daerah, ToT guru kader, dan ToT kader tingkat madya," sambungnya.
Djarot menegaskan PDIP menjalankan tiga fungsi utama partai politik yakni rekrutmen, pendidikan/kaderisasi serta penugasan, dan penempatan kader. "Ini bentuk soliditas partai kita yang sehat. Banyak kepala daerah dan menteri dari internal PDI Perjuangan yang diakui kemimpinannya," ucapnya.
Kaderisasi yang terus menerus dilakukan PDIP untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader dalam pemahaman ideologi. Sekaligus, kata Djarot, untuk menjawab bagaimana ideologi Pancasila bisa mengantisipasi dan menjawab problem di tingkat nasional dan lokal.
"Peningkatan kapasitas dalm pemahaman ideologi tidak hanya dihapal tapi bagaimana cara bertindak dalam mengatasi maslaah," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Djarot melanjutkan kader PDIP harus mampu memahami dialektika pemikiran Bung Karno untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa. "Bung Karno mengingatkan bahwa bangsa yang bisa memenangkan persaingan adalah yang punya karakter dan jati diri yang kuat. Jadi proses nation and character building secara terus menerus," jelas Djarot.
Agenda PKN ini memerhatikan situasi pandemi Covid-19 sehingga penyelenggaraannya dilakukan secara hybrid atau campuran. "Karena ini kaderisasi tingkat utama maka evaluasi pertama adalah kedisiplinan. Meski secara virtual, kedisiplinan itu juga tetap bisa dinilai," kata Djarot.
Dia menjelaskan 77 peserta akan mengikuti pelatihan secara virtual selama dua hari dan dilanjutkan kaderisasi secara tatap muka hingga 21 November mendatang.
Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menyampaikan hal itu saat acara pengenalan Pendidikan Kader Nasional (PKN) DPP PDIP di Lentengagung, Jakarta Selatan, Senin (15/11/2021). Djarot mengatakan kaderisasi berjenjang yang dilakuan PDIP sebagai jawaban atas kritikan terhadap parpol. Baca juga: Pilpres 2024, PDIP Beri Sinyal Tak Akan Lepaskan Ganjar Diambil Golkar
“Dengan berbagai kegiatannya, PDI Perjuangan menjawab berbagai kritikan yang menyebut kebanyakan partai politik tidak melalukan kaderisasi. Kita konsisten. Sebelum yang lain, kita telah lebih dulu menggelar sekolah partai cakada dan caleg, kaderisasi berjenjang secara terus menerus,” ujar Djarot.
"PDIP sebagai partai pelopor dikelola secara modern. Pendidikan kader terus menerus dan berkelanjutan. Sebelum pelaksanaan PKN, telah dilakukan sekolah partai calon kepala daerah, ToT guru kader, dan ToT kader tingkat madya," sambungnya.
Djarot menegaskan PDIP menjalankan tiga fungsi utama partai politik yakni rekrutmen, pendidikan/kaderisasi serta penugasan, dan penempatan kader. "Ini bentuk soliditas partai kita yang sehat. Banyak kepala daerah dan menteri dari internal PDI Perjuangan yang diakui kemimpinannya," ucapnya.
Kaderisasi yang terus menerus dilakukan PDIP untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader dalam pemahaman ideologi. Sekaligus, kata Djarot, untuk menjawab bagaimana ideologi Pancasila bisa mengantisipasi dan menjawab problem di tingkat nasional dan lokal.
"Peningkatan kapasitas dalm pemahaman ideologi tidak hanya dihapal tapi bagaimana cara bertindak dalam mengatasi maslaah," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Djarot melanjutkan kader PDIP harus mampu memahami dialektika pemikiran Bung Karno untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa. "Bung Karno mengingatkan bahwa bangsa yang bisa memenangkan persaingan adalah yang punya karakter dan jati diri yang kuat. Jadi proses nation and character building secara terus menerus," jelas Djarot.
Agenda PKN ini memerhatikan situasi pandemi Covid-19 sehingga penyelenggaraannya dilakukan secara hybrid atau campuran. "Karena ini kaderisasi tingkat utama maka evaluasi pertama adalah kedisiplinan. Meski secara virtual, kedisiplinan itu juga tetap bisa dinilai," kata Djarot.
Dia menjelaskan 77 peserta akan mengikuti pelatihan secara virtual selama dua hari dan dilanjutkan kaderisasi secara tatap muka hingga 21 November mendatang.
(kri)
tulis komentar anda