Relawan Jokowi Sebut Cuitan Fadli Hanya Candaan Gaduh Bukan Kritik Membangun
Senin, 15 November 2021 - 18:05 WIB
Dalam catatan Jay Octa, Presiden selalu sigap mengenai masalah kebencanaan. Jika merasa perlu, Presiden akan turun langsung ke lokasi banjir agar jajarannya lebih cepat dalam bertindak. Sebaliknya, jika situasi dan kondisi kebencanaan dinilai terkendali dan jajarannya di bawah bekerja maksimal maka Peresiden memiliki pertimbangan untuk tetap mempercayakan penanganannya kepada BNPB, para menteri terkait serta pemerintah daerah.
Belum diagendakannya Presiden Jokowi meninjau langsung banjir Sintang, bukan berarti tidak adanya kehadiran negara di lokasi tersebut. Karena yang terpenting, Presiden sudah mendapat kepastian bahwa penanganan yang dilakukan jajarannya dan pemda setempat dilakukan secara baik. Korban terdampak mendapat pelayanan baik dan bantuan yang diberikan pemerintah pusat sudah sampai atau tersalurkan kepada masyarakat terdampak.
Octa mencontoh, kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini yang melihat langsung kondisi banjir sintang dan korban di pengungsian di awal bencana banjir. Juga Kepala BNPB Ganip Warsito yang melihat langsung ke lokasi banjir Sintang selama dua hari pada 8 sampai 9 November awal pekan ini. "Dan para pembantu presiden itu sudah memberi laporan kepada Presiden tentang tugas dan hasil kunjungan ke lapangan sesuai dengan arahan yang diberikan Presiden dalam rapat kabinet," ucapnya.
Relawan Jokowi-Ma'ruf ini mengungkapkan, pada penanganan banjir Sintang ini, pemerintah melalui BNPB sudah menyalurkan dana siap pakai (DSP) kepada empat kabupaten yang mengalami banjir terparah. Yaitu kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau. Totalnya mencapai Rp1,5 miliar. Juga Logistik dan Peralatan (LogPal) berupa ribuan Selimut, makanan siap saji, lauk pauk dalam bentuk paket, Masker, Matras, sejumlah tenda pengungsian serta Perahu Polyethylene.
"Semua sarana itu diperuntukan bagi mereka yang terdampak. Presiden sudah mendapat kepastian bahwa bantuan berupa dana siap pakai dan logistik dan peralatan sudah ditindaklanjuti dan disalurkan kepada yang berhak. Bantuan kemanusiaan sampai dan kebutuhan lain yang diperlukan juga sudah digunakan warga. Bapak presiden memperhatikan itu meski tanpa turun langsung ke lapangan," tegas Jay Octa.
Kasus kegaduhan pernyataan Fadli Zon yang diunggah melalui akun media sosialnya ini, menurut Jay Octa bukanlah yang pertama. Dan dari amatannya, beberapa kasus cuitan Fadli yang membuat gaduh itu karena mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini tidak membekalinya dengan literasi aturan maupun informasi perkembangan terhadap suatu isu yang dia lontarkan.
Oleh karena itu, Jay Octa meminta Partai Gerindra tidak melakukan pembiaran terhadap kadernya yang bicara sembarang yang justru akhirnya membuat gaduh. Selain itu, Partai Gerindra juga diminta untuk menegur Fadli agar ke depan apabila ingin membuat dan melakukan kritik kepada pemerintah hendaknya dengan tujuan kritik membangun bukan sekedar candaan. "Dan itu semua bisa dilakukan apabila Fadli-nya mau membekali diri dengan literasi yang baik terhadap suatu hal. Tidak hanya dapat informasi setengah-setengah, lalu asal kritik. Jadinya ya..gaduh," sesal Jay Octa.
Belum diagendakannya Presiden Jokowi meninjau langsung banjir Sintang, bukan berarti tidak adanya kehadiran negara di lokasi tersebut. Karena yang terpenting, Presiden sudah mendapat kepastian bahwa penanganan yang dilakukan jajarannya dan pemda setempat dilakukan secara baik. Korban terdampak mendapat pelayanan baik dan bantuan yang diberikan pemerintah pusat sudah sampai atau tersalurkan kepada masyarakat terdampak.
Octa mencontoh, kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini yang melihat langsung kondisi banjir sintang dan korban di pengungsian di awal bencana banjir. Juga Kepala BNPB Ganip Warsito yang melihat langsung ke lokasi banjir Sintang selama dua hari pada 8 sampai 9 November awal pekan ini. "Dan para pembantu presiden itu sudah memberi laporan kepada Presiden tentang tugas dan hasil kunjungan ke lapangan sesuai dengan arahan yang diberikan Presiden dalam rapat kabinet," ucapnya.
Relawan Jokowi-Ma'ruf ini mengungkapkan, pada penanganan banjir Sintang ini, pemerintah melalui BNPB sudah menyalurkan dana siap pakai (DSP) kepada empat kabupaten yang mengalami banjir terparah. Yaitu kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau. Totalnya mencapai Rp1,5 miliar. Juga Logistik dan Peralatan (LogPal) berupa ribuan Selimut, makanan siap saji, lauk pauk dalam bentuk paket, Masker, Matras, sejumlah tenda pengungsian serta Perahu Polyethylene.
"Semua sarana itu diperuntukan bagi mereka yang terdampak. Presiden sudah mendapat kepastian bahwa bantuan berupa dana siap pakai dan logistik dan peralatan sudah ditindaklanjuti dan disalurkan kepada yang berhak. Bantuan kemanusiaan sampai dan kebutuhan lain yang diperlukan juga sudah digunakan warga. Bapak presiden memperhatikan itu meski tanpa turun langsung ke lapangan," tegas Jay Octa.
Kasus kegaduhan pernyataan Fadli Zon yang diunggah melalui akun media sosialnya ini, menurut Jay Octa bukanlah yang pertama. Dan dari amatannya, beberapa kasus cuitan Fadli yang membuat gaduh itu karena mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini tidak membekalinya dengan literasi aturan maupun informasi perkembangan terhadap suatu isu yang dia lontarkan.
Oleh karena itu, Jay Octa meminta Partai Gerindra tidak melakukan pembiaran terhadap kadernya yang bicara sembarang yang justru akhirnya membuat gaduh. Selain itu, Partai Gerindra juga diminta untuk menegur Fadli agar ke depan apabila ingin membuat dan melakukan kritik kepada pemerintah hendaknya dengan tujuan kritik membangun bukan sekedar candaan. "Dan itu semua bisa dilakukan apabila Fadli-nya mau membekali diri dengan literasi yang baik terhadap suatu hal. Tidak hanya dapat informasi setengah-setengah, lalu asal kritik. Jadinya ya..gaduh," sesal Jay Octa.
(cip)
tulis komentar anda