Relawan Jokowi Sebut Cuitan Fadli Hanya Candaan Gaduh Bukan Kritik Membangun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kritik Fadli Zon terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait banjir Sintang menunjukkan rendahnya literasi kader Partai Gerindra tersebut mengenai aturan dan wawasan tentang kebencanaan. Selain itu, kritik Fadli atas penanganan banjir juga menunjukkan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu enggan menggali informasi tentang penanganan banjir di Sintang dan wilayah sekitar di Provinsi Kalimantan Barat.
Mantan Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf Amin, Jay Octa menilai kurangnya wawasan Fadli dalam mencerna sebuah isu, bisa jadi membuat pernyataan-pernyataan Fadli Zon melalui ciutan medsosnya selama ini akhirnya hanya berisi candaan gaduh tanpa kritik membangun.
"Jadinya ya begini. Bikin gaduh dan suasana menjadi panas. Padahal, harusnya dia sadar. Sebagai kader Partai Gerindra yang saat ini sudah menjadi bagian dari pendukung pemerintah. Buatlah pernyataan yang menyejukkan," ucap Jay Octa menanggapi kritik Fadli Zon kepada Jokowi terkait penanganan banjir Sintang, Senin (15/11/2021).
Untuk diketahui, kritik disampaikan Fadli dengan menyertakan foto momen Presiden Jokowi yang menjajal langsung Sirkuit Internasional Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. "Luar biasa Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah 3 minggu banjir belum surut," tulis Fadli di akun Twitter pribadinya, @fadlizon, seperti dilihat, Sabtu, 13 November 2021.
Candaan yang bukan kritik membangun itu, menurut Jay Octa sama sekali tidak nyambung karena momen Jokowi naik motor di lintasan sirkuit internasional Mandalika, dikesankan Fadli seolah Presiden tidak peduli dengan nasib rakyatnya yang sedang kesusahan karena terdampak banjir.
Menurut Jay Octa, kehadiran Jokowi menjajal lintasan sirkuit Mandalika dengan motor custom-nya bukan untuk bersenang-senang. Tetapi sedang menjalankan tugas negara yaitu meresmikan penggunaan sirkuit yang seminggu lagi akan digunakan untuk ajang balap World Superbike (WSBK) 2021 pada 19-21 November 2021.
Menurut Jay Octa, pemerintah provinsi Kalimantan Barat telah menetapkan status tanggap darurat dan mengevakuasi para korban terdampak di tempat pengungsian. Bersama BPBD provinsi dan forkopimda, menurutnya Pemprov Kalbar dan pemkab terkait secara terus menerus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat.
Dalam catatan Jay Octa, Presiden selalu sigap mengenai masalah kebencanaan. Jika merasa perlu, Presiden akan turun langsung ke lokasi banjir agar jajarannya lebih cepat dalam bertindak. Sebaliknya, jika situasi dan kondisi kebencanaan dinilai terkendali dan jajarannya di bawah bekerja maksimal maka Peresiden memiliki pertimbangan untuk tetap mempercayakan penanganannya kepada BNPB, para menteri terkait serta pemerintah daerah.
Belum diagendakannya Presiden Jokowi meninjau langsung banjir Sintang, bukan berarti tidak adanya kehadiran negara di lokasi tersebut. Karena yang terpenting, Presiden sudah mendapat kepastian bahwa penanganan yang dilakukan jajarannya dan pemda setempat dilakukan secara baik. Korban terdampak mendapat pelayanan baik dan bantuan yang diberikan pemerintah pusat sudah sampai atau tersalurkan kepada masyarakat terdampak.
Octa mencontoh, kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini yang melihat langsung kondisi banjir sintang dan korban di pengungsian di awal bencana banjir. Juga Kepala BNPB Ganip Warsito yang melihat langsung ke lokasi banjir Sintang selama dua hari pada 8 sampai 9 November awal pekan ini. "Dan para pembantu presiden itu sudah memberi laporan kepada Presiden tentang tugas dan hasil kunjungan ke lapangan sesuai dengan arahan yang diberikan Presiden dalam rapat kabinet," ucapnya.
Relawan Jokowi-Ma'ruf ini mengungkapkan, pada penanganan banjir Sintang ini, pemerintah melalui BNPB sudah menyalurkan dana siap pakai (DSP) kepada empat kabupaten yang mengalami banjir terparah. Yaitu kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau. Totalnya mencapai Rp1,5 miliar. Juga Logistik dan Peralatan (LogPal) berupa ribuan Selimut, makanan siap saji, lauk pauk dalam bentuk paket, Masker, Matras, sejumlah tenda pengungsian serta Perahu Polyethylene.
"Semua sarana itu diperuntukan bagi mereka yang terdampak. Presiden sudah mendapat kepastian bahwa bantuan berupa dana siap pakai dan logistik dan peralatan sudah ditindaklanjuti dan disalurkan kepada yang berhak. Bantuan kemanusiaan sampai dan kebutuhan lain yang diperlukan juga sudah digunakan warga. Bapak presiden memperhatikan itu meski tanpa turun langsung ke lapangan," tegas Jay Octa.
Kasus kegaduhan pernyataan Fadli Zon yang diunggah melalui akun media sosialnya ini, menurut Jay Octa bukanlah yang pertama. Dan dari amatannya, beberapa kasus cuitan Fadli yang membuat gaduh itu karena mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini tidak membekalinya dengan literasi aturan maupun informasi perkembangan terhadap suatu isu yang dia lontarkan.
Oleh karena itu, Jay Octa meminta Partai Gerindra tidak melakukan pembiaran terhadap kadernya yang bicara sembarang yang justru akhirnya membuat gaduh. Selain itu, Partai Gerindra juga diminta untuk menegur Fadli agar ke depan apabila ingin membuat dan melakukan kritik kepada pemerintah hendaknya dengan tujuan kritik membangun bukan sekedar candaan. "Dan itu semua bisa dilakukan apabila Fadli-nya mau membekali diri dengan literasi yang baik terhadap suatu hal. Tidak hanya dapat informasi setengah-setengah, lalu asal kritik. Jadinya ya..gaduh," sesal Jay Octa.
Mantan Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf Amin, Jay Octa menilai kurangnya wawasan Fadli dalam mencerna sebuah isu, bisa jadi membuat pernyataan-pernyataan Fadli Zon melalui ciutan medsosnya selama ini akhirnya hanya berisi candaan gaduh tanpa kritik membangun.
"Jadinya ya begini. Bikin gaduh dan suasana menjadi panas. Padahal, harusnya dia sadar. Sebagai kader Partai Gerindra yang saat ini sudah menjadi bagian dari pendukung pemerintah. Buatlah pernyataan yang menyejukkan," ucap Jay Octa menanggapi kritik Fadli Zon kepada Jokowi terkait penanganan banjir Sintang, Senin (15/11/2021).
Untuk diketahui, kritik disampaikan Fadli dengan menyertakan foto momen Presiden Jokowi yang menjajal langsung Sirkuit Internasional Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. "Luar biasa Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah 3 minggu banjir belum surut," tulis Fadli di akun Twitter pribadinya, @fadlizon, seperti dilihat, Sabtu, 13 November 2021.
Candaan yang bukan kritik membangun itu, menurut Jay Octa sama sekali tidak nyambung karena momen Jokowi naik motor di lintasan sirkuit internasional Mandalika, dikesankan Fadli seolah Presiden tidak peduli dengan nasib rakyatnya yang sedang kesusahan karena terdampak banjir.
Menurut Jay Octa, kehadiran Jokowi menjajal lintasan sirkuit Mandalika dengan motor custom-nya bukan untuk bersenang-senang. Tetapi sedang menjalankan tugas negara yaitu meresmikan penggunaan sirkuit yang seminggu lagi akan digunakan untuk ajang balap World Superbike (WSBK) 2021 pada 19-21 November 2021.
Menurut Jay Octa, pemerintah provinsi Kalimantan Barat telah menetapkan status tanggap darurat dan mengevakuasi para korban terdampak di tempat pengungsian. Bersama BPBD provinsi dan forkopimda, menurutnya Pemprov Kalbar dan pemkab terkait secara terus menerus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat.
Dalam catatan Jay Octa, Presiden selalu sigap mengenai masalah kebencanaan. Jika merasa perlu, Presiden akan turun langsung ke lokasi banjir agar jajarannya lebih cepat dalam bertindak. Sebaliknya, jika situasi dan kondisi kebencanaan dinilai terkendali dan jajarannya di bawah bekerja maksimal maka Peresiden memiliki pertimbangan untuk tetap mempercayakan penanganannya kepada BNPB, para menteri terkait serta pemerintah daerah.
Belum diagendakannya Presiden Jokowi meninjau langsung banjir Sintang, bukan berarti tidak adanya kehadiran negara di lokasi tersebut. Karena yang terpenting, Presiden sudah mendapat kepastian bahwa penanganan yang dilakukan jajarannya dan pemda setempat dilakukan secara baik. Korban terdampak mendapat pelayanan baik dan bantuan yang diberikan pemerintah pusat sudah sampai atau tersalurkan kepada masyarakat terdampak.
Octa mencontoh, kehadiran Menteri Sosial Tri Rismaharini yang melihat langsung kondisi banjir sintang dan korban di pengungsian di awal bencana banjir. Juga Kepala BNPB Ganip Warsito yang melihat langsung ke lokasi banjir Sintang selama dua hari pada 8 sampai 9 November awal pekan ini. "Dan para pembantu presiden itu sudah memberi laporan kepada Presiden tentang tugas dan hasil kunjungan ke lapangan sesuai dengan arahan yang diberikan Presiden dalam rapat kabinet," ucapnya.
Relawan Jokowi-Ma'ruf ini mengungkapkan, pada penanganan banjir Sintang ini, pemerintah melalui BNPB sudah menyalurkan dana siap pakai (DSP) kepada empat kabupaten yang mengalami banjir terparah. Yaitu kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau. Totalnya mencapai Rp1,5 miliar. Juga Logistik dan Peralatan (LogPal) berupa ribuan Selimut, makanan siap saji, lauk pauk dalam bentuk paket, Masker, Matras, sejumlah tenda pengungsian serta Perahu Polyethylene.
"Semua sarana itu diperuntukan bagi mereka yang terdampak. Presiden sudah mendapat kepastian bahwa bantuan berupa dana siap pakai dan logistik dan peralatan sudah ditindaklanjuti dan disalurkan kepada yang berhak. Bantuan kemanusiaan sampai dan kebutuhan lain yang diperlukan juga sudah digunakan warga. Bapak presiden memperhatikan itu meski tanpa turun langsung ke lapangan," tegas Jay Octa.
Kasus kegaduhan pernyataan Fadli Zon yang diunggah melalui akun media sosialnya ini, menurut Jay Octa bukanlah yang pertama. Dan dari amatannya, beberapa kasus cuitan Fadli yang membuat gaduh itu karena mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini tidak membekalinya dengan literasi aturan maupun informasi perkembangan terhadap suatu isu yang dia lontarkan.
Oleh karena itu, Jay Octa meminta Partai Gerindra tidak melakukan pembiaran terhadap kadernya yang bicara sembarang yang justru akhirnya membuat gaduh. Selain itu, Partai Gerindra juga diminta untuk menegur Fadli agar ke depan apabila ingin membuat dan melakukan kritik kepada pemerintah hendaknya dengan tujuan kritik membangun bukan sekedar candaan. "Dan itu semua bisa dilakukan apabila Fadli-nya mau membekali diri dengan literasi yang baik terhadap suatu hal. Tidak hanya dapat informasi setengah-setengah, lalu asal kritik. Jadinya ya..gaduh," sesal Jay Octa.
(cip)