76 Tahun Pengabdian Korps Marinir, 852 Prajurit Gugur sebagai Kusuma Bangsa
Senin, 15 November 2021 - 08:16 WIB
JAKARTA - Korps Marinir merupakan pasukan elite TNI Angkatan Laut (AL) yang hari ini genap berusia 76 tahun. Sejak dibentuk pada 15 November 1945, satuan yang memiliki ciri khas Baret Ungu ini telah banyak mewarnai sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Korps Marinir TNI AL lahir di Pangkalan IV ALRI Tegal yang dikenal dengan sebutan Corps Mariners. Kelahiran Korps Marinir bukanlah sekedar “aanvulling” atau pelengkap, melainkan suatu “eisen van de strijd” atau tuntutan perjuangan yang lahir alamiah di tengah revolusi kemerdekaan.
Pada 9 Oktober 1948, satuan Corps Mariners dilebur menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL). Selanjutnya pada 15 November 1975 nama KKO AL berubah menjadi Korps Marinir. Nama ini dipakai hingga saat ini. Mulai dari lahirnya hingga 2021 ini, Korps Marinir selalu terlibat dan ikut mewarnai perjalanan bangsa ini.
Peran sertanya yang tidak pernah cacat selama pengabdiannya antara lain dilaksanakan lewat pelaksanaan tugas-tugas nasional dalam bentuk operasi TNI baik Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Di dalam negeri, Korps Marinir selalu hadir dalam setiap penyelesaian pergolakan bangsa mulai dari perang kemerdekaan yang diwujudkan dalam satuan-satuan tugas operasi Korps Marinir. Meredam berbagai gerakan separatis bersenjata baik PRRI/Permesta, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Operasi Seroja Timor Timur, Operasi DI/TII, pembebasan Irian Barat, dan sebagainya.
Dalam tugas bakti TNI dan kemanusiaan, Korps Marinir selalu berperan dalam operasi penanggulangan bencana, penanggulangan kerusuhan massal, dan operasi-operasi Search And Rescue (SAR) termasuk peran sertanya dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta pelaksanaan serbuan vaksinasi untuk masyarakat.
Sedangkan di luar negeri, Korps Marinir aktif ikut menjaga perdamaian dunia dengan mengirimkan personelnya yang tergabung dalam Kontingen Garuda ke beberapa negara konflik di bawah bendera PBB antara lain di Kongo, Vietnam, Timur Tengah, Irak dan Iran, Kamboja, Somalia, Bosnia, Georgia, Filipina, Milan, Siere Leone, Lebanon, Sudan, Afrika Tengah, Haiti, Afghanistan dan Papua New Guinea.
Dengan semboyan “ Jalesu Bhumyamca Jayamahe”, Korps Marinir juga akan tetap setia kepada Pancasila dan UUD 1945, berpegang teguh kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, Trisila TNI AL serta enam Tuntunan Marinir. Selama 76 tahun pengabdiannya, Dinas Administrasi Personel (Disminpers) Korps Marinir mencatat 852 prajurit Marinir telah gugur, tewas dan hilang. Pengorbanan mereka tidaklah sia-sia. Mereka mengajarkan makna roh pengabdian dan hakiki perjuangan sebagai Marinir yang siap gugur di medan laga.
Korps Marinir TNI AL lahir di Pangkalan IV ALRI Tegal yang dikenal dengan sebutan Corps Mariners. Kelahiran Korps Marinir bukanlah sekedar “aanvulling” atau pelengkap, melainkan suatu “eisen van de strijd” atau tuntutan perjuangan yang lahir alamiah di tengah revolusi kemerdekaan.
Pada 9 Oktober 1948, satuan Corps Mariners dilebur menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL). Selanjutnya pada 15 November 1975 nama KKO AL berubah menjadi Korps Marinir. Nama ini dipakai hingga saat ini. Mulai dari lahirnya hingga 2021 ini, Korps Marinir selalu terlibat dan ikut mewarnai perjalanan bangsa ini.
Peran sertanya yang tidak pernah cacat selama pengabdiannya antara lain dilaksanakan lewat pelaksanaan tugas-tugas nasional dalam bentuk operasi TNI baik Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Di dalam negeri, Korps Marinir selalu hadir dalam setiap penyelesaian pergolakan bangsa mulai dari perang kemerdekaan yang diwujudkan dalam satuan-satuan tugas operasi Korps Marinir. Meredam berbagai gerakan separatis bersenjata baik PRRI/Permesta, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Operasi Seroja Timor Timur, Operasi DI/TII, pembebasan Irian Barat, dan sebagainya.
Dalam tugas bakti TNI dan kemanusiaan, Korps Marinir selalu berperan dalam operasi penanggulangan bencana, penanggulangan kerusuhan massal, dan operasi-operasi Search And Rescue (SAR) termasuk peran sertanya dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta pelaksanaan serbuan vaksinasi untuk masyarakat.
Sedangkan di luar negeri, Korps Marinir aktif ikut menjaga perdamaian dunia dengan mengirimkan personelnya yang tergabung dalam Kontingen Garuda ke beberapa negara konflik di bawah bendera PBB antara lain di Kongo, Vietnam, Timur Tengah, Irak dan Iran, Kamboja, Somalia, Bosnia, Georgia, Filipina, Milan, Siere Leone, Lebanon, Sudan, Afrika Tengah, Haiti, Afghanistan dan Papua New Guinea.
Dengan semboyan “ Jalesu Bhumyamca Jayamahe”, Korps Marinir juga akan tetap setia kepada Pancasila dan UUD 1945, berpegang teguh kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, Trisila TNI AL serta enam Tuntunan Marinir. Selama 76 tahun pengabdiannya, Dinas Administrasi Personel (Disminpers) Korps Marinir mencatat 852 prajurit Marinir telah gugur, tewas dan hilang. Pengorbanan mereka tidaklah sia-sia. Mereka mengajarkan makna roh pengabdian dan hakiki perjuangan sebagai Marinir yang siap gugur di medan laga.
(cip)
tulis komentar anda