Alihkan Anggaran Pelatihan Daring untuk Bantuan Langsung dan Jaga Ketahanan Pangan
Rabu, 22 April 2020 - 13:59 WIB
JAKARTA - Mundurnya Adamas Belva Syah Devara dari jabatan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Jokowi dianggap tak serta-merta menyelesaikan polemik Kartu Prakerja. Diketahui, perusahaan yang didirikan Belva Devara, Ruangguru, masih menjadi mitra dalam program tersebut.
"Terutama soal pelatihan online yang menghabiskan duit negara cukup banyak. Baiknya, dana training online dialihkan menjadi bantuan langsung bagi pengangguran korban pandemi," kata analis sosial politik asal UIN Jakarta Adi Prayitno saat dihubungi SINDOnews, Rabu (22/4/2020).
Adi menganggap, mundurnya Belva akan berdampak besar jika dana Kartu Prakerja dikonversi menjadi bantuan tunai rakyat yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi corona ini.
Menurut dia, selama Kartu Prakerja bentuknya pelatihan online, mundurnya Belva tak berarti apa-apa. Menurutnya, hal itu biasa saja dan tak perlu didramatisir. Karena yang dibutuhkan para pencari kerja saat ini adalah bantuan langsung tunai.
Soal rakyat lebih butuh kepastian makanan dan uang tunai juga dikatakan Ketua Umum DPN Gerbang Tani Indonesia Idham Arsyad. Menurutnya, sebaiknya saat ini pemerintah fokus pada penanganan Covid-19, dan menyiapkan langkah untuk mengantisipasi resesi ekonomi yang kemungkinan bisa terjadi.
Untuk itu, menurut Idham, anggaran triliunan rupiah yang digunakan untuk menyediakan pelatihan prakerja melalui media daring sebaiknya dibatalkan karena tidak tepat sasaran dan waktunya di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Pemerintah harus fokus menjamin kebutuhan pangan dan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi dengan harga terjangkau," tegas Idham.
Idham mengusulkan anggaran untuk program pelatihan prakerja yang kerja sama dengan beberapa startup itu lebih baik dialihkan untuk ketahanan pangan masyarakat. "Jauh lebih bermanfaat jika anggaran negara tersebut digunakan untuk membantu petani dan nelayan untuk mengoptimalkan lahan-lahan terlantar untuk produksi pangan atau digunakan para korban PHK dalam pengembangan urban farming," katanya. (
).
Dengan begitu, masyarakat terutama para pekerja yang saat ini kehilangan pekerjaan akibat Pandemi Covid-19 bisa terbantu, dan kebutuhan pangan terjaga.
Idham Arsyad menegaskan, program Kartu Prakerja melalui pelatihan yang berbasis online tidak sesuai kondisi saat ini. "Gerbang Tani mempertanyakan program pemerintah untuk pelatihan online melalui program Kartu Prakerja yang kerja sama dengan startup."
"Terutama soal pelatihan online yang menghabiskan duit negara cukup banyak. Baiknya, dana training online dialihkan menjadi bantuan langsung bagi pengangguran korban pandemi," kata analis sosial politik asal UIN Jakarta Adi Prayitno saat dihubungi SINDOnews, Rabu (22/4/2020).
Adi menganggap, mundurnya Belva akan berdampak besar jika dana Kartu Prakerja dikonversi menjadi bantuan tunai rakyat yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi corona ini.
Menurut dia, selama Kartu Prakerja bentuknya pelatihan online, mundurnya Belva tak berarti apa-apa. Menurutnya, hal itu biasa saja dan tak perlu didramatisir. Karena yang dibutuhkan para pencari kerja saat ini adalah bantuan langsung tunai.
Soal rakyat lebih butuh kepastian makanan dan uang tunai juga dikatakan Ketua Umum DPN Gerbang Tani Indonesia Idham Arsyad. Menurutnya, sebaiknya saat ini pemerintah fokus pada penanganan Covid-19, dan menyiapkan langkah untuk mengantisipasi resesi ekonomi yang kemungkinan bisa terjadi.
Untuk itu, menurut Idham, anggaran triliunan rupiah yang digunakan untuk menyediakan pelatihan prakerja melalui media daring sebaiknya dibatalkan karena tidak tepat sasaran dan waktunya di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Pemerintah harus fokus menjamin kebutuhan pangan dan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi dengan harga terjangkau," tegas Idham.
Idham mengusulkan anggaran untuk program pelatihan prakerja yang kerja sama dengan beberapa startup itu lebih baik dialihkan untuk ketahanan pangan masyarakat. "Jauh lebih bermanfaat jika anggaran negara tersebut digunakan untuk membantu petani dan nelayan untuk mengoptimalkan lahan-lahan terlantar untuk produksi pangan atau digunakan para korban PHK dalam pengembangan urban farming," katanya. (
Baca Juga
Dengan begitu, masyarakat terutama para pekerja yang saat ini kehilangan pekerjaan akibat Pandemi Covid-19 bisa terbantu, dan kebutuhan pangan terjaga.
Idham Arsyad menegaskan, program Kartu Prakerja melalui pelatihan yang berbasis online tidak sesuai kondisi saat ini. "Gerbang Tani mempertanyakan program pemerintah untuk pelatihan online melalui program Kartu Prakerja yang kerja sama dengan startup."
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda