Fahri Hamzah Minta SBY, Jokowi, dan Mega Jangan Mau Diadu
Selasa, 02 November 2021 - 10:58 WIB
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Presiden Joko Widodo ( Jokowi ), Megawati Soekarnoputri , dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jangan mau diadu. Hal itu disampaikan Fahri melalui akun Twitter.
"Ijin pak @SBYudhoyono dan pak @jokowi juga ibu Mega ..jangan mau diadu ya pak," demikian cuit Fahri, dikutip Selasa (2/11/2021). Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu sudah mengizinkan SINDOnews mengutip cuitan tersebut.
Diketahui, jagat politik Indonesia beberapa hari ini diramaikan dengan isu perbandingan antara kepemimpinan SBY dengan Jokowi. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku terkejut atas antusiasme mahasiswa untuk meneliti kepemimpinan era Presiden Jokowi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini diketahui dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar
"Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dari perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia. Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dll," ujar Hasto dalam pernyataan tertulis, Senin (25/10/2021).
Sejumlah politisi Partai Demokrat pun belakangan menyerang balik Hasto. Misal, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang kemudian membandingkan warisan APBN era Megawati Soekarnoputri kepada SBY dengan APBN era SBY kepada Jokowi.
"Pak SBY dapat warisan APBN dari Ibu Megawati berapa Triliun? Di akhir kepemimpinannya, Pak SBY menaikkan berapa kali lipat? Itulah modal yang diberi SBY pada Jokowi. Pak Jokowi 2024 nanti mampu beri APBN berapa besar pada penerusnya? Hasto perlu simak penjelasan @jansen_jsp ini," cuit politikus Demokrat Rachland Nashidik di akun Twitter-nya, Jumat (29/10/2021) menyisipkan sebuah video pernyataan Jansen saat ditanya wartawan.
"Ijin pak @SBYudhoyono dan pak @jokowi juga ibu Mega ..jangan mau diadu ya pak," demikian cuit Fahri, dikutip Selasa (2/11/2021). Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu sudah mengizinkan SINDOnews mengutip cuitan tersebut.
Diketahui, jagat politik Indonesia beberapa hari ini diramaikan dengan isu perbandingan antara kepemimpinan SBY dengan Jokowi. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku terkejut atas antusiasme mahasiswa untuk meneliti kepemimpinan era Presiden Jokowi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini diketahui dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar
"Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dari perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia. Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dll," ujar Hasto dalam pernyataan tertulis, Senin (25/10/2021).
Baca Juga
Sejumlah politisi Partai Demokrat pun belakangan menyerang balik Hasto. Misal, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon yang kemudian membandingkan warisan APBN era Megawati Soekarnoputri kepada SBY dengan APBN era SBY kepada Jokowi.
"Pak SBY dapat warisan APBN dari Ibu Megawati berapa Triliun? Di akhir kepemimpinannya, Pak SBY menaikkan berapa kali lipat? Itulah modal yang diberi SBY pada Jokowi. Pak Jokowi 2024 nanti mampu beri APBN berapa besar pada penerusnya? Hasto perlu simak penjelasan @jansen_jsp ini," cuit politikus Demokrat Rachland Nashidik di akun Twitter-nya, Jumat (29/10/2021) menyisipkan sebuah video pernyataan Jansen saat ditanya wartawan.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda