Kandungan Mikroplastik di Galon Air Minum Tak Berisiko Kesehatan

Senin, 25 Oktober 2021 - 16:03 WIB
WHO belum merekomendasikan pemantauan rutin atas mikroplastik. FOTO/IST
JAKARTA - Greenpeace Indonesia bekerja sama dengan Laboratorium Kimia Anorganik Universitas Indonesia (UI) melansir hasil riset tentang mikroplastik , belum lama ini. Riset itu fokus pada penggunaan air minum kemasan galon sekali pakai.

Berdasarkan hasil riset tersebut, Greenpeace menyatakan bahwa galon sekali pakai ancaman bagi lingkungan. "Galon sekali pakai hadir seiring dengan tingginya konsumsi air minum dalam kemasan. Sayangnya, inovasi galon sekali pakai tidak lantas menghilangkan potensi kontaminasi partikel asing dalam air minum," demikian pernyataan resmi Greenpeace.

Pembahasan soal mikroplastik di air minum kemasan mulai kencang terdengar setelah publikasi riset fenomenal di Departemen Kimia State University of New York di Fredonia, Amerika Serikat (AS) pada 2018. Riset mengungkap keberadaan mikroplastik di 259 botol air minum kemasan dari 11 merek yang dijual di delapan negara.

Baca juga: Peneliti UI: Tidak Ada Mikroplastik di Galon Guna Ulang





Laporan itu sempat membuah heboh publik Indonesia. Pasalnya, riset mengambil sampel air minum kemasan yang diambil dari Indonesia. Secara khusus, riset menyebut sampel dari Indonesia berasal berupa air dalam botol plastik merek Aqua, milik raksasa air minum dunia Danone, yang dibeli secara acak dari sejumlah tempat di Bali, Medan, dan Jakarta, lalu diterbangkan ke AS untuk diteliti.

Laporan 'Microplastic in Drinking-water' oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, antara lain merujuk hasil riset Fredonia dan sekitar 50 riset sejenis lainnya di seluruh dunia, hadir menjawab pertanyaan dan kecemasan global ihwal kemungkinan dampak mikroplastik dalam air minum pada kesehatan manusia.

Menurut riset itu, belum ada penelitian yang konklusif ihwal efeknya terhadap kesehatan manusia. Menurut Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rita Endang, mengatakan, penilaian WHO itu belum bergeser. Dia menyebut, WHO belum merekomendasikan pemantauan rutin atas mikroplastik.

"Sampai saat ini, belum ada resiko kesehatan terkait mikroplastik," katanya kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More