New Normal, Tommy Kurniawan Minta Tahap Awal Cukup di Sektor Perdagangan
Rabu, 03 Juni 2020 - 17:36 WIB
JAKARTA - Pemerintah berencana menerapkan kebijakan pola kehidupan baru atau new normal di tengah pandemi wabah virus Corona (Covid-19).
Anggota Komisi VI DPR Tommy Kurniawan mengatakan, pemerintah memang menghadapi dilema karena di satu sisi harus menyelamatkan ekonomi, di sisi lain harus juga memprioritaskan penurunan kasus Covid-19. Karena itu, dia meminta agar pemberlakuan kebijakan new normal tidak dilakukan menyeluruh, namun untuk tahap awal ini hanya diprioritaskan di sektor perdagangan saja sehingga bisa menyelamatkan perekonomian negara dan juga masyarakat.
"Menurut saya, new normal diperlukan dan secara bertahap. Memang tidak bisa dilakukan langsung menyeluruh. Memang ini dilema. Di satu sisi harus menyelamatkan kesehatan, dan di sisi lain harus menyelamatkan ekonomi karena bahaya juga kalau ekonomi tidak terselamatkan. Saya baca Malaysia karena kebijakan yang diambil terancam resesi," ujar Tommy saat Live IG SINDOnews bertajuk DPR dan New Normal. (Baca juga: New Normal Diyakini Akan Kembali Menggerakkan Ekonomi Nasional)
Politikus yang juga selebriti ini menuturkan, pemberlakuan kebijakan new normal oleh pemerintah harus didukung semua lapisan masyarakat, bukan hanya dengan omongan, tapi harus dengan tindakan. "New normal perlu karena kita akan hidup dengan pandemi ini dalam beberapa waktu ke depan. Tapi menurut saya harus bertahap. Sekolah jangan dulu karena pusat berkumpul nanti bisa menjadi klaster baru. Di sisi perdagangan dulu saja," kata Tomkur- sapaan akrabnya.
Tomkur mencontohkan, di Korea Selatan, sekolah justru menjadi klaster baru. Karena itu, sebelum kebijakan new normal diberlakukan, pihaknya meminta pemerintah agar menyiapkan skemanya secara matang. Misalkan pasar tetap dibuka, tapi skema belanjanya harus dibuatkan SOP (standar operating procedure) yang benar.
"Kita boleh membuat seperti tahapan-tahapan new normal, bukan hanya tahapannya, tapi teknis pelaksanannya yang penting. Contoh di pasar, betul-betul orang menumpuk banyak bertransaksi seperti biasa. Ada yang pakai masker dan tidak. Nah perlu SOP yang jelas untuk menekan klaster baru. Misalnya apakah kalau ke pasar itu harus disemprot disinfektan. Pemerintah harus memikirkan teknis detailnya," urainya. (Baca juga: New Normal di Sektor Perdagangan Perlu Diimbangi Ketegasan)
Diakui Tomkur, sebenarnya pemerintah belum sepenuhnya siap dalam memberlakukan kebijakan new normal. "Pasti tidak siap karena sistem kesehatan kita belum baik. Pendisiplinan dari masyarakat juga belum sepenuhnya sempurna. Dua sisi ini kita perbaiki. Jangan selalu menyalahkan. Kita harus membantu pemerintah sehingga saat diterapkan new normal, semua sudah tahu," urainya.
Menurut politikus PKB ini, sektor perdagangan sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Bahkan, dirinya yang juga memiliki bisnis, juga jeblok akibat pandemi Covid-19. "Saya juga terdampak usaha saya, karyawan saya. Omset jatuh sampai 90%. Ya tentunya saya harus survive. Saya melakukan berbagai macam inovasi agar tetap bisa berjalan. Saya ada sedikit tabungan ya mengeluarkan untuk bisnis saya," kata Tomkur yang menggeluti salah satunya usaha percetakan.
Di masa pandemi ini, Tomkur juga bergerak untuk membantu para pelaku UMKM dengan mempromosikan atau meng-endorse produk-produk UMKM secara gratis. "Saya endorse gratis. Saya tidak memungut bayaran sama sekali karena kita membantu UMKM," katanya.
Bahkan, Tomkur mengaku saat ini sedang merancang satu produk keripik singkong untuk membantu UMKM dan petani singkong yang ada di daerah pemilihannya Kabupaten Bogor, Jawa Barat. "Saya mau jualan keripik singkong dengan kemasan yang baik. Ini sedang konsultasi dengan desainer untuk membuat packaging. Keripiknya sudah trial. Ini sudah dites, kualitasnya suda baik, tinggal mengemasnya saja. Tujuannya untuk membantu UMKM dan petani. Itu hal kecil yang bisa saya lakukan," tuturnya.
Tomkur menekankan bahwa kunci utama di era new normal adalah kedisiplinan. "Dengan kedisiplinan kita Insyaallah bisa menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Misalnya tertular virus. Dengan kedisiplinan kita betul-betul memperhatikan anggota tubuh dengan memakai masker, menjaga jarak, menggunakan hand sanitizer, dan protokol kesehatan lainnya. Jadi kita masuk ke dalam kehidupan new normal dalam arti, kita melakukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak biasa kita lakukan," katanya.
Anggota Komisi VI DPR Tommy Kurniawan mengatakan, pemerintah memang menghadapi dilema karena di satu sisi harus menyelamatkan ekonomi, di sisi lain harus juga memprioritaskan penurunan kasus Covid-19. Karena itu, dia meminta agar pemberlakuan kebijakan new normal tidak dilakukan menyeluruh, namun untuk tahap awal ini hanya diprioritaskan di sektor perdagangan saja sehingga bisa menyelamatkan perekonomian negara dan juga masyarakat.
"Menurut saya, new normal diperlukan dan secara bertahap. Memang tidak bisa dilakukan langsung menyeluruh. Memang ini dilema. Di satu sisi harus menyelamatkan kesehatan, dan di sisi lain harus menyelamatkan ekonomi karena bahaya juga kalau ekonomi tidak terselamatkan. Saya baca Malaysia karena kebijakan yang diambil terancam resesi," ujar Tommy saat Live IG SINDOnews bertajuk DPR dan New Normal. (Baca juga: New Normal Diyakini Akan Kembali Menggerakkan Ekonomi Nasional)
Politikus yang juga selebriti ini menuturkan, pemberlakuan kebijakan new normal oleh pemerintah harus didukung semua lapisan masyarakat, bukan hanya dengan omongan, tapi harus dengan tindakan. "New normal perlu karena kita akan hidup dengan pandemi ini dalam beberapa waktu ke depan. Tapi menurut saya harus bertahap. Sekolah jangan dulu karena pusat berkumpul nanti bisa menjadi klaster baru. Di sisi perdagangan dulu saja," kata Tomkur- sapaan akrabnya.
Tomkur mencontohkan, di Korea Selatan, sekolah justru menjadi klaster baru. Karena itu, sebelum kebijakan new normal diberlakukan, pihaknya meminta pemerintah agar menyiapkan skemanya secara matang. Misalkan pasar tetap dibuka, tapi skema belanjanya harus dibuatkan SOP (standar operating procedure) yang benar.
"Kita boleh membuat seperti tahapan-tahapan new normal, bukan hanya tahapannya, tapi teknis pelaksanannya yang penting. Contoh di pasar, betul-betul orang menumpuk banyak bertransaksi seperti biasa. Ada yang pakai masker dan tidak. Nah perlu SOP yang jelas untuk menekan klaster baru. Misalnya apakah kalau ke pasar itu harus disemprot disinfektan. Pemerintah harus memikirkan teknis detailnya," urainya. (Baca juga: New Normal di Sektor Perdagangan Perlu Diimbangi Ketegasan)
Diakui Tomkur, sebenarnya pemerintah belum sepenuhnya siap dalam memberlakukan kebijakan new normal. "Pasti tidak siap karena sistem kesehatan kita belum baik. Pendisiplinan dari masyarakat juga belum sepenuhnya sempurna. Dua sisi ini kita perbaiki. Jangan selalu menyalahkan. Kita harus membantu pemerintah sehingga saat diterapkan new normal, semua sudah tahu," urainya.
Menurut politikus PKB ini, sektor perdagangan sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Bahkan, dirinya yang juga memiliki bisnis, juga jeblok akibat pandemi Covid-19. "Saya juga terdampak usaha saya, karyawan saya. Omset jatuh sampai 90%. Ya tentunya saya harus survive. Saya melakukan berbagai macam inovasi agar tetap bisa berjalan. Saya ada sedikit tabungan ya mengeluarkan untuk bisnis saya," kata Tomkur yang menggeluti salah satunya usaha percetakan.
Di masa pandemi ini, Tomkur juga bergerak untuk membantu para pelaku UMKM dengan mempromosikan atau meng-endorse produk-produk UMKM secara gratis. "Saya endorse gratis. Saya tidak memungut bayaran sama sekali karena kita membantu UMKM," katanya.
Bahkan, Tomkur mengaku saat ini sedang merancang satu produk keripik singkong untuk membantu UMKM dan petani singkong yang ada di daerah pemilihannya Kabupaten Bogor, Jawa Barat. "Saya mau jualan keripik singkong dengan kemasan yang baik. Ini sedang konsultasi dengan desainer untuk membuat packaging. Keripiknya sudah trial. Ini sudah dites, kualitasnya suda baik, tinggal mengemasnya saja. Tujuannya untuk membantu UMKM dan petani. Itu hal kecil yang bisa saya lakukan," tuturnya.
Tomkur menekankan bahwa kunci utama di era new normal adalah kedisiplinan. "Dengan kedisiplinan kita Insyaallah bisa menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Misalnya tertular virus. Dengan kedisiplinan kita betul-betul memperhatikan anggota tubuh dengan memakai masker, menjaga jarak, menggunakan hand sanitizer, dan protokol kesehatan lainnya. Jadi kita masuk ke dalam kehidupan new normal dalam arti, kita melakukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak biasa kita lakukan," katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda