Kopaskhas TNI AU Genap 74 Tahun, Ini Sejarah dan Deretan Kehebatannya
Minggu, 17 Oktober 2021 - 18:13 WIB
JAKARTA - Hari ini tepat 74 tahun silam, sebanyak 13 orang berhasil menjejakkan kaki di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah . Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan Bob Freeberg, penerbang berkebangsaan Amerika sekaligus pemilik pesawat.
Tujuannya hanya satu: membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan sebagaimana permintaan Gubernur Pangeran Muhammad Noor Ke-13 orang tersebut yaitu Hari Hadi Soemantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi.
Peristiwa penerjunan 13 orang yang tercatat sebagai operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia ini menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara. Tanggal 17 Oktober 1947 ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).
Kopaskhas merupakan pasukan elite TNI Angkatan Udara (AU). Pasukan ini merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas minimal harus memiliki kualifikasi parakomando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Sebagai pasukan pemukul, Paskhas siap diterjunkan di segala medan. Hutan, kota, rawa, sungai, atau laut bukan halangan bagi prajurit Paskhas untuk menumpas semua musuh. Kemampuan Paskhas yang tidak ada pada pasukan khusus lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD). Ini merupakan operasi untuk merebut dan mempertahankan pangkalan lalu menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan.
Sederet Prestasi
Dibekali dengan kemampuan komplit, Paskhas muncul menjadi satuan elite yang tangguh. Pashas dengan baret jingganya menjadi andalan dalam sejumlah operasi khusus. Tak heran, jika pasukan khusus ini disegani sejumlah negara-negara di dunia. Bahkan, beberapa panglima NATO mengungkapkan jika Indonesia menjadi salah satu negara yang patut diwaspadai karena mempunyai pasukan khusus yang selalu disimpan yaitu Paskhas.
Pernyataan itu disampaikan mantan panglima-panglima NATO saat ditanya salah seorang mahasiswa di Amerika. “Tidak ada Markas pasukan kecil seperti ini (Paskhas). Denjaka dan Kopasus tidak memiliki markas dengan landasan udara sendiri,” ujar Panglima TNI ketika itu Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mako Korpaskhas, Margahayu, Bandung.
Tujuannya hanya satu: membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan sebagaimana permintaan Gubernur Pangeran Muhammad Noor Ke-13 orang tersebut yaitu Hari Hadi Soemantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, Imanuel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi.
Peristiwa penerjunan 13 orang yang tercatat sebagai operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia ini menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara. Tanggal 17 Oktober 1947 ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).
Kopaskhas merupakan pasukan elite TNI Angkatan Udara (AU). Pasukan ini merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas minimal harus memiliki kualifikasi parakomando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Sebagai pasukan pemukul, Paskhas siap diterjunkan di segala medan. Hutan, kota, rawa, sungai, atau laut bukan halangan bagi prajurit Paskhas untuk menumpas semua musuh. Kemampuan Paskhas yang tidak ada pada pasukan khusus lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD). Ini merupakan operasi untuk merebut dan mempertahankan pangkalan lalu menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan.
Baca Juga
Sederet Prestasi
Dibekali dengan kemampuan komplit, Paskhas muncul menjadi satuan elite yang tangguh. Pashas dengan baret jingganya menjadi andalan dalam sejumlah operasi khusus. Tak heran, jika pasukan khusus ini disegani sejumlah negara-negara di dunia. Bahkan, beberapa panglima NATO mengungkapkan jika Indonesia menjadi salah satu negara yang patut diwaspadai karena mempunyai pasukan khusus yang selalu disimpan yaitu Paskhas.
Pernyataan itu disampaikan mantan panglima-panglima NATO saat ditanya salah seorang mahasiswa di Amerika. “Tidak ada Markas pasukan kecil seperti ini (Paskhas). Denjaka dan Kopasus tidak memiliki markas dengan landasan udara sendiri,” ujar Panglima TNI ketika itu Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mako Korpaskhas, Margahayu, Bandung.
tulis komentar anda