MASINDO Gencar Kampanyekan Kesadaran Risiko Masyarakat
Selasa, 12 Oktober 2021 - 21:33 WIB
JAKARTA - Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap risiko atas perbuatan tergolong masih rendah. Masih banyak yang bertindak tanpa berpikir tentang konsekuensinya, baik itu di bidang ekonomi, sosial, kesehatan, maupun lingkungan.
Contoh nyata dari rendahnya kesadaran terhadap risiko itu adalah masih banyak masyarakat tertipu investasi bodong, berkendara motor namun tidak menggunakan helm, membuang sampah sembarangan, merokok, dan menebarkan kebencian di media sosial.
"Dari keprihatinan terhadap budaya masyarakat yang seperti ini melatarbelakangi berdirinya MASINDO," kata Ketua MASINDO, Dimas Syailendra dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: 7 Kasus Penipuan Investasi Bodong, Korban Mulai dari Rakyat hingga Pejabat
Menurut Dimas, fokus pertama MASINDO adalah bagaimana membangun budaya sadar risiko. Menurut Dimas, budaya sadar ini berbasis pada pola berpikir 'nanti bagaimana', bukan 'bagaimana nanti'.
“Pola pikir 'nanti bagaimana' akan membangun budaya berpikir, mencari tahu, mengonfirmasi apapun sebelum kita mengambil keputusan atau tindakan," katanya.
Fokus selanjutnya setelah menyebarluaskan mengenai budaya sadar risiko ialah upaya-upaya untuk mengurangi bahaya dari risiko yang ada. Dimas mengatakan mengurangi risiko adalah upaya mencari solusi rasional untuk mengurangi akibat yang mungkin ada.
"Jadi, sadar risiko adalah hal yang menurut kami perlu dibangun di dalam masyarakat. Kedua, mengapa mengurangi bahaya juga menjadi fokus karena sering kali risiko sulit dihindari," ujarnya.
Contoh nyata dari rendahnya kesadaran terhadap risiko itu adalah masih banyak masyarakat tertipu investasi bodong, berkendara motor namun tidak menggunakan helm, membuang sampah sembarangan, merokok, dan menebarkan kebencian di media sosial.
"Dari keprihatinan terhadap budaya masyarakat yang seperti ini melatarbelakangi berdirinya MASINDO," kata Ketua MASINDO, Dimas Syailendra dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: 7 Kasus Penipuan Investasi Bodong, Korban Mulai dari Rakyat hingga Pejabat
Menurut Dimas, fokus pertama MASINDO adalah bagaimana membangun budaya sadar risiko. Menurut Dimas, budaya sadar ini berbasis pada pola berpikir 'nanti bagaimana', bukan 'bagaimana nanti'.
“Pola pikir 'nanti bagaimana' akan membangun budaya berpikir, mencari tahu, mengonfirmasi apapun sebelum kita mengambil keputusan atau tindakan," katanya.
Fokus selanjutnya setelah menyebarluaskan mengenai budaya sadar risiko ialah upaya-upaya untuk mengurangi bahaya dari risiko yang ada. Dimas mengatakan mengurangi risiko adalah upaya mencari solusi rasional untuk mengurangi akibat yang mungkin ada.
"Jadi, sadar risiko adalah hal yang menurut kami perlu dibangun di dalam masyarakat. Kedua, mengapa mengurangi bahaya juga menjadi fokus karena sering kali risiko sulit dihindari," ujarnya.
tulis komentar anda