Profil Singkat 5 Tokoh yang Masuk dalam Bursa Ketua Umum PBNU
Minggu, 10 Oktober 2021 - 12:01 WIB
Said Aqil kembali terpilih lagi sebagai ketua PBNU periode 2015–2020 saat Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur. Said unggul dengan menghimpun 287 suara. Sementara, calon lainnya As'ad Said Ali memiliki 107 suara, dan Salahudin Wahid dengan 10 suara.
2. KH Ahmad Bahauddin Nursalim
Ahmad Bahauddin Nursalim adalah ulama NU yang biasa disapa Gus Baha. Lahir di Rembang, 29 September 1970, Gus Baha merupakan putra pengasuh pesantren Alquran di kota asalnya yakni Kiai Nursalim.
Melansir laman 'Ngaji Bareng Gus Baha', sejak kecil ia sudah diharuskan menghafal Alquran oleh sang ayah. Bahkan, dirinya sudah khatam Alquran di usia yang masih sangat belia. Ayahnya memerintah Gus Baha untuk belajar di pondok pesantren Al Anwar, Rembang dan berada dibawah didikan KH Maimoen Zubair. Sejak belajar di sana, Gus Baha terlihat memiliki minat yang besar dalam ilmu tafsir, hadits dan fiqih. Meskipun sudah terkenal memiliki wawasan yang sangat luas sejak masih menjadi santri, namun Gus Baha tak pernah sombong dan tetap tampil sederhana. Penampilannya yang khas anak pesantren itu menjadi cirinya hingga kini. Banyak masyarakat yang meneladani penampilan dan perilakunya.
3. KH Yahya Cholil Staquf
Tokoh NU asal Rembang, Yahya Cholil Staquf atau Yahya Cholil Bisri masuk ke dalam daftar calon ketua PBNU. Ia lahir pada 16 Februari 1966, dan merupakan putra dari tokoh NU Jawa Tengah yang juga salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa, Cholil Bisri. Yahya yang lahir dan besar di kalangan pesantren, sudah digembleng ilmu agama sejak dini. Dirinya pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Gadjah Mada/UGM. Selain itu, ia juga menimba ilmu di Makkah.
Yahya pernah menjadi Juru Bicara (Jubir) Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia membacakan dekrit presiden, menjelang lengsernya Gus Dur pada 2001. Setelahnya, Yahya aktif di partai besutan ayahnya pada 2005. Namun, silang pendapat yang ada di dalam kubu partai menyebabkan keretakan. Yahya pun mundur dan memiliki menekuni lebih dalam dunia pendidikan.
4. KH Marzuki Mustamar
2. KH Ahmad Bahauddin Nursalim
Ahmad Bahauddin Nursalim adalah ulama NU yang biasa disapa Gus Baha. Lahir di Rembang, 29 September 1970, Gus Baha merupakan putra pengasuh pesantren Alquran di kota asalnya yakni Kiai Nursalim.
Melansir laman 'Ngaji Bareng Gus Baha', sejak kecil ia sudah diharuskan menghafal Alquran oleh sang ayah. Bahkan, dirinya sudah khatam Alquran di usia yang masih sangat belia. Ayahnya memerintah Gus Baha untuk belajar di pondok pesantren Al Anwar, Rembang dan berada dibawah didikan KH Maimoen Zubair. Sejak belajar di sana, Gus Baha terlihat memiliki minat yang besar dalam ilmu tafsir, hadits dan fiqih. Meskipun sudah terkenal memiliki wawasan yang sangat luas sejak masih menjadi santri, namun Gus Baha tak pernah sombong dan tetap tampil sederhana. Penampilannya yang khas anak pesantren itu menjadi cirinya hingga kini. Banyak masyarakat yang meneladani penampilan dan perilakunya.
3. KH Yahya Cholil Staquf
Tokoh NU asal Rembang, Yahya Cholil Staquf atau Yahya Cholil Bisri masuk ke dalam daftar calon ketua PBNU. Ia lahir pada 16 Februari 1966, dan merupakan putra dari tokoh NU Jawa Tengah yang juga salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa, Cholil Bisri. Yahya yang lahir dan besar di kalangan pesantren, sudah digembleng ilmu agama sejak dini. Dirinya pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Gadjah Mada/UGM. Selain itu, ia juga menimba ilmu di Makkah.
Yahya pernah menjadi Juru Bicara (Jubir) Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia membacakan dekrit presiden, menjelang lengsernya Gus Dur pada 2001. Setelahnya, Yahya aktif di partai besutan ayahnya pada 2005. Namun, silang pendapat yang ada di dalam kubu partai menyebabkan keretakan. Yahya pun mundur dan memiliki menekuni lebih dalam dunia pendidikan.
4. KH Marzuki Mustamar
Lihat Juga :
tulis komentar anda