Baby Boomers Harus Berperan Aktif Telurkan Nilai Pancasila Sakti ke Generasi Penerus
Jum'at, 01 Oktober 2021 - 16:56 WIB
"Sependek yang saya tahu, alih pengetahuan terhadap komunikasi, informasi, edukasi mengenai nilai-nilai Pancasila ini saya rasa masih kurang masif untuk dilakukan. Kita perlu melakukan doktrin-doktrin dalam penguatan nilai Pancasila," katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (PB FKAPHI) ini melanjutkan, dengan doktrin-doktrin dan perkataan serta perbuatan yang terus-menurus diulangi kepada para generasi muda, lama-kelamaan akan terbangun sebuah perisai.
Sebaliknya, bila hal itu tidak dilakukan, maka akan mengakibatkan melemahnya pemahaman generasi muda terhadap Pancasila. Hal itu tentu akan berbahaya dan berakibat melencengnya masyarakat kepada pemahaman-pemahaman lain, misalnya komunisme yang membahayakan persatuan bangsa.
"Kaum milenial bisa lupa akan sejarah komunisme jika tidak disampaikan secara keberlanjutan. Dan sejarah ini haruslah diturunkan oleh generasi senior yang pernah melihat peristiwa tersebut dengan lebih masif. Keyword-nya adalah menyampaikan dengan massif," ujar Affan.
Ia menilai dewasa ini banyak sekali generasi yang sudah dan bahkan lupa akan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ini adalah kondisi miris dan pertanda kurang masifnya pola komunikasi, informasi dan edukasi mengenai nilai luhur bangsa, termasuk dalam kurikulum pendidikan.
"Jadi artinya apa? lembaga pendidikan butuh yang namanya Pendidikan Moral Pancasila. Pancasila harus menjadi satu kurikulum tersendiri, dan para pemangku kebijakan saya harap dapat membentuk satu mata ajar kurikulum yang bermateri Pancasila," kata Wakil Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPEU MUI) ini.
Tidak hanya itu, Affan juga memandang perlu peran para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menelurkan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang ampuh dan sakti dalam menangkal berbagai tantangan kepada para pengikut dan anak didiknya. Itu bisa dilakukan dengan diinovasikan sedemikian rupa mengikuti era digitalisasi saat ini.
"Bagi saya adalah sebuah kewajiban untuk disampaikan. Jadi hukumnya wajib untuk disampaikan oleh para tokoh, baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga tokoh adat kepada para anak didik atau kepada kelompoknya agar itu terus berjalan. Karena ini adalah sebuah warisan dari leluhur yang tidak pernah usang," katanya.
(abd)
tulis komentar anda