Stafsus Jokowi Mundur, Polemik Ruangguru di Kartu Prakerja Belum Tentu Hilang
Selasa, 21 April 2020 - 22:18 WIB
JAKARTA - Bos Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara telah mengundurkan diri dari jabatan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari kalangan milenial. Namun, pengunduran diri Belva tersebut dinilai belum tentu serta merta akan menghilangkan polemik dan perdebatan di publik mengenai proyek pelatihan online dalam program Kartu Prakerja sebesar Rp5,6 Triliun kepada Ruangguru.
Sebab kata Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, polemik itu sendiri muncul sebagai respons terhadap pemilihan Ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja. Saleh berpendapat, sebetulnya semua biasa saja.
(Baca juga: Pengamat Minta Politisi Senior Belajar dari Mundurnya Belva Devara)
Dia mengatakan, menjadi dianggap luar biasa karena Adamas adalah CEO Ruangguru. "Orang menganggap itu tidak pantas. Ada kesan bahwa penunjukan itu tidak objektif. Dan menurut saya kesan itu wajar. Sebab, pada saat proses penunjukan, Adamas masih berstatus aktif sebagai staf khusus presiden," ujar Saleh kepada SINDOnews, Selasa (21/4/2020).
"Ada teman yang bilang, sayang sekali dia mundur. Katanya, kalaupun mundur, tetap saja polemiknya tidak selesai. Bahkan, orang akan mengatakan bahwa dia hanya mundur beberapa langkah untuk maju triliunan langkah," tambah Saleh yang juga sebagai wakil ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
(Baca juga: Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden, Ini Rekam Jejak Belva Devara)
Sehingga Saleh berpendapat, bukankah tidak sebaiknya Belva tidak mundur. Dia mengatakan, sejak awal orang kan tidak mempersoalkan soal posisi Belva sebagai stafsus.
"Yang dipersoalkan adalah soal proses penunjukan lembaganya sebagai mitra kartu prakerja. Kalau itu masalahnya, bukankah sebaiknya prosesnya yang dijelaskan secara terbuka. Dengan begitu, semua orang menilai bahwa itu wajar. Karenanya, tidak perlu dipersoalkan," kata wakil ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini.
Menurut dia, kalau mundur seperti ini, bisa jadi orang malah menyangka bahwa ada sesuatu yang tidak wajar. Bahkan kata dia, ketidakwajaran itu ditunjukkan oleh sikap Belva sendiri.
Sebab kata Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, polemik itu sendiri muncul sebagai respons terhadap pemilihan Ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja. Saleh berpendapat, sebetulnya semua biasa saja.
(Baca juga: Pengamat Minta Politisi Senior Belajar dari Mundurnya Belva Devara)
Dia mengatakan, menjadi dianggap luar biasa karena Adamas adalah CEO Ruangguru. "Orang menganggap itu tidak pantas. Ada kesan bahwa penunjukan itu tidak objektif. Dan menurut saya kesan itu wajar. Sebab, pada saat proses penunjukan, Adamas masih berstatus aktif sebagai staf khusus presiden," ujar Saleh kepada SINDOnews, Selasa (21/4/2020).
"Ada teman yang bilang, sayang sekali dia mundur. Katanya, kalaupun mundur, tetap saja polemiknya tidak selesai. Bahkan, orang akan mengatakan bahwa dia hanya mundur beberapa langkah untuk maju triliunan langkah," tambah Saleh yang juga sebagai wakil ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
(Baca juga: Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden, Ini Rekam Jejak Belva Devara)
Sehingga Saleh berpendapat, bukankah tidak sebaiknya Belva tidak mundur. Dia mengatakan, sejak awal orang kan tidak mempersoalkan soal posisi Belva sebagai stafsus.
"Yang dipersoalkan adalah soal proses penunjukan lembaganya sebagai mitra kartu prakerja. Kalau itu masalahnya, bukankah sebaiknya prosesnya yang dijelaskan secara terbuka. Dengan begitu, semua orang menilai bahwa itu wajar. Karenanya, tidak perlu dipersoalkan," kata wakil ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini.
Menurut dia, kalau mundur seperti ini, bisa jadi orang malah menyangka bahwa ada sesuatu yang tidak wajar. Bahkan kata dia, ketidakwajaran itu ditunjukkan oleh sikap Belva sendiri.
tulis komentar anda