Menakar Peluang Capres Perempuan
Kamis, 23 September 2021 - 21:51 WIB
Ahmad Hidayah
Peneliti Bidang Politik The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII)
PEMILIHAN Presiden 2024 masih tiga tahun lagi. Namun, sejumlah figur bakal calon presiden (capres) yang dinilai potensial bersaing mulai bermunculan. Beberapa di antaranya yakni Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Keinginan mereka untuk maju di pemilihan presiden (pilpres) paling tidak tergambar dari tampilnya mereka melalui baliho dan billboard di berbagai kota di Indonesia.
Salah satu hal menarik adalah fenomena Puan Maharani. Dia menjadi perbincangan lantaran sosialisasinya melalui baliho dilakukan secara masif. Isu Puan juga menarik lantaran dia merupakan tokoh perempuan yang dinilai cukup potensial. Isu perempuan di panggung pemilihan presiden (pilpres) Tanah Air menarik lantaran kemunculannya tergolong langka. Sejak pilpres langsung digelar pada 2004, hanya Megawati Sukarnoputri perempuan yang pernah menjadi capres.
Selain Puan, Indonesia memiliki banyak figur perempuan yang juga dinilai layak maju di pilpres. Hal ini tergambar melalui hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) pada 26 April 2021 hingga 8 Mei 2021. Ada sembilan nama tokoh perempuan yang dinilai layak maju capres pada Pemilu 2024. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menempati urutan teratas dengan elektabilitas 24,21%. Disusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 17,66%, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,07%, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10%, Puan Maharani 4,01%, tokoh perempuan Yenny Wahid 3,14%, Megawati Soekarnoputri 2,79%, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 1,32%, dan istri Presiden Joko Widodo, Iriana 1,07%.
Namun, sembilan tokoh perempuan ini relatif masih kalah bersaing dengan figur laki-laki. Pada survei ARSC ini, ketika mulai memasukan tokoh laki-laki dalam daftar capres, pilihan pun lebih mengarah kepada capres laki-laki. Dari 16 nama capres yang disebutkan oleh respoden dengan model pertanyaan top of mind (pertanyaan terbuka tanpa ada pilihan), hanya ada tiga nama yang masuk ke dalam daftar tersebut. Elektabilitas ketiganya pun tergolong rendah. Mereka yaitu Tri Rismaharini di peringkat 7 dengan 3,97%, Puan Maharani di peringkat 9 dengan 2,48%, dan Khofifah Indar Parawansa di peringkat 10 dengan 0,66%.
Hasil survei dari lembaga lain pun memperlihatkan minimnya capres perempuan. Misalnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) memperlihatkan dari 10 capres, hanya dua nama perempuan, yaitu Puan Maharani (1,1%) dan Khofifah Indar Parawansa (4,4%).
Hasil survei ini menggambarkan bahwa capres perempuan tampak masih sulit bersaing dengan capres laki-laki untuk dipilih oleh masyarakat.
Potensi Capres Perempuan
Peneliti Bidang Politik The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII)
PEMILIHAN Presiden 2024 masih tiga tahun lagi. Namun, sejumlah figur bakal calon presiden (capres) yang dinilai potensial bersaing mulai bermunculan. Beberapa di antaranya yakni Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Keinginan mereka untuk maju di pemilihan presiden (pilpres) paling tidak tergambar dari tampilnya mereka melalui baliho dan billboard di berbagai kota di Indonesia.
Salah satu hal menarik adalah fenomena Puan Maharani. Dia menjadi perbincangan lantaran sosialisasinya melalui baliho dilakukan secara masif. Isu Puan juga menarik lantaran dia merupakan tokoh perempuan yang dinilai cukup potensial. Isu perempuan di panggung pemilihan presiden (pilpres) Tanah Air menarik lantaran kemunculannya tergolong langka. Sejak pilpres langsung digelar pada 2004, hanya Megawati Sukarnoputri perempuan yang pernah menjadi capres.
Selain Puan, Indonesia memiliki banyak figur perempuan yang juga dinilai layak maju di pilpres. Hal ini tergambar melalui hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) pada 26 April 2021 hingga 8 Mei 2021. Ada sembilan nama tokoh perempuan yang dinilai layak maju capres pada Pemilu 2024. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menempati urutan teratas dengan elektabilitas 24,21%. Disusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 17,66%, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,07%, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10%, Puan Maharani 4,01%, tokoh perempuan Yenny Wahid 3,14%, Megawati Soekarnoputri 2,79%, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 1,32%, dan istri Presiden Joko Widodo, Iriana 1,07%.
Namun, sembilan tokoh perempuan ini relatif masih kalah bersaing dengan figur laki-laki. Pada survei ARSC ini, ketika mulai memasukan tokoh laki-laki dalam daftar capres, pilihan pun lebih mengarah kepada capres laki-laki. Dari 16 nama capres yang disebutkan oleh respoden dengan model pertanyaan top of mind (pertanyaan terbuka tanpa ada pilihan), hanya ada tiga nama yang masuk ke dalam daftar tersebut. Elektabilitas ketiganya pun tergolong rendah. Mereka yaitu Tri Rismaharini di peringkat 7 dengan 3,97%, Puan Maharani di peringkat 9 dengan 2,48%, dan Khofifah Indar Parawansa di peringkat 10 dengan 0,66%.
Hasil survei dari lembaga lain pun memperlihatkan minimnya capres perempuan. Misalnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) memperlihatkan dari 10 capres, hanya dua nama perempuan, yaitu Puan Maharani (1,1%) dan Khofifah Indar Parawansa (4,4%).
Hasil survei ini menggambarkan bahwa capres perempuan tampak masih sulit bersaing dengan capres laki-laki untuk dipilih oleh masyarakat.
Potensi Capres Perempuan
tulis komentar anda