Jenderal Benny Moerdani, Pencetus Pasukan Antiteror Kopassus yang Disegani Dunia
Kamis, 23 September 2021 - 05:59 WIB
Prabowo menuturkan, pada 1981 dirinya bersama Mayor Infanteri Luhut Pandjaitan dipanggil LB Moerdani dan diberi tugas untuk sekolah antiteror di GSG9 di Jerman Barat. ”Kita harus punya pasukan antiteror. Kalian berdua berangkat ke sana belajar dan kembali. Sesudah itu kalian membentuk dan melatih pasukan antiteror kita,” kata Prabowo menirukan ucapan Benny Moerdani dalam buku biografinya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”
Menjelang pembentukan pasukan antiteror, Benny kemudian meminta Mayor Infanteri Luhut untuk menanyakan kepada Panglima ABRI Jenderal TNI M. Jusuf nama unit pasukan khusus antiteror saat berkunjung ke Markas Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur. Mayor Luhut dan Kapten Prabowo kemudian menghadap dan mengusulkan nama Detasemen 81/Antiteror. Alasannya, karena dibentuk pada akhir 1981. Meskipun secara resmi Den-81/Antiteror ini berdiri pada 30 Juni 1982. ”Itu sudah betul. Saya setuju nama Detasemen 81/Antiteror,” jawab M. Jusuf.
Persetujuan itu diberikan karena angka 81 bila dijumlahkan hasilnya 9 di mana pesawat Hercules yang digunakan Jenderal M. Jusuf memiliki call sign A-1314. “Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu,” kata Luhut menirukan ucapan M Jusuf.
“Itulah inti pasukan pilihan di antara pasukan pilihan di Kopassus pada waktu itu,” kata Luhut yang dinobatkan sebagai komandan pertama Den 81/Gultor dengan wakilnya Kapten Infanteri Prabowo Subianto. Seiring perjalanan waktu, terjadi perubahan organisasi dari Den 81/Gultor Kopassus menjadi Sat 81/Gultor Kopassus lalu kemudian kini menjadi Satuan 81 Kopassus.
Menjelang pembentukan pasukan antiteror, Benny kemudian meminta Mayor Infanteri Luhut untuk menanyakan kepada Panglima ABRI Jenderal TNI M. Jusuf nama unit pasukan khusus antiteror saat berkunjung ke Markas Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur. Mayor Luhut dan Kapten Prabowo kemudian menghadap dan mengusulkan nama Detasemen 81/Antiteror. Alasannya, karena dibentuk pada akhir 1981. Meskipun secara resmi Den-81/Antiteror ini berdiri pada 30 Juni 1982. ”Itu sudah betul. Saya setuju nama Detasemen 81/Antiteror,” jawab M. Jusuf.
Persetujuan itu diberikan karena angka 81 bila dijumlahkan hasilnya 9 di mana pesawat Hercules yang digunakan Jenderal M. Jusuf memiliki call sign A-1314. “Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu,” kata Luhut menirukan ucapan M Jusuf.
“Itulah inti pasukan pilihan di antara pasukan pilihan di Kopassus pada waktu itu,” kata Luhut yang dinobatkan sebagai komandan pertama Den 81/Gultor dengan wakilnya Kapten Infanteri Prabowo Subianto. Seiring perjalanan waktu, terjadi perubahan organisasi dari Den 81/Gultor Kopassus menjadi Sat 81/Gultor Kopassus lalu kemudian kini menjadi Satuan 81 Kopassus.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda