Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Mendapat Manfaat dari Laboratorium Namru

Senin, 13 September 2021 - 20:13 WIB
Baca juga: COVID-19 Mendunia, AS Sebut Kepala Laboratorium Wuhan Kirim Email ke Semua Ilmuwan



"Dulu saya bekerja sama dengan BIN. Untuk menghadapi ancaman biologi, Indonesia membutuhkan sistem perlindungan yang komprehensif bagi rakyat semesta. Dengan demikian negeri ini siap menghadapi pandemi apapun," kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2010-2014.

Indonesia untuk menghadapi ancaman biologi harus memiliki wadah, sumber daya manusia, alat-alat dan perangkat lain. Satgas misalnya perlu dibentuk satgas bencana kesehatan. "Banyak yang harus dibangun, kita belum punya apa-apa," kata alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini.

Ancaman biologi, lanjut Siti Fadilah, sangat nyata di masa depan. "Indonesia harus segera berbenah untuk mengantisipasi bioterorisme yang akan datang," katanya.

Di level dunia ada sejumlah laboratorium yang mempelajari ancaman biologi seperti Laboratorium Wuhan, Tiongkok dan Laboratorium Fort Detrick, Amerika Serikat. Semestinya laboratorium tersebut bekerja sama agar pandemi bisa dicegah.

Laboratorium Fort Detrick adalah laboratorium milik Angkatan Darat Amerika Serikat, terletak di Maryland. Laboratorium ini mempelajari material menular mematikan seperti ebola dan cacar. Laboratorium Fort Detrick ditutup pada 19 Agustus 2021. Penutupan ini sempat mengundang perhatian publik dan mempertanyakan kaitannya dengan Covid-19 yang muncul pada akhir 2019.

"Tetapi Anda dan saya adalah orang-orang yang tidak punya power untuk mengatur mereka," kata Siti Fadilah.

Lebih lanjut Siti Fadilah menegaskan Indonesia harus berdaulat sendiri memimpin pencegahan ancaman biologi. Agar bisa terjadi, pimpinan penanggulangan harus orang yang menguasai substansi pandemi. "Dengan demikian bisa membuat strategi yang scientifically sesuai dengan seharusnya," katanya.

Dalam penanganan pandemi saat ini, Siti Fadilah menilai tidak ada kemajuan pemikiran ilmiah yang substantif. Semua kebijakan berdasar Standard Operating Procedure (SOP) sebelumnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More