BKKBN Terus Edukasi Masyarakat Cetak Usia Produktif Berkualitas
Minggu, 31 Mei 2020 - 09:42 WIB
Selain itu, WHO memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7 pasangan) memiliki masalah infertilitas dan setiap tahun akan muncul 2 juta pasutri dengan masalah infertilitas. Di Indonesia angka kejadian infertilitas diperkirakan terjadi pada lebih dari 20% pasutri. Di Indonesia angka kejadian infertilitas pada perempuan usia 30 – 34 tahun 15%, pada usia 35-39 tahun 30%, dan pada usia 40-44 tahun adalah 55%.
Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, menambahkan, pasutri dinyatakan mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan apabila pasutri belum hamil meski telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 12 bulan tanpa menggunakan alat proteksi/kontrasepsi.
"Pasutri dinyatakan memiliki masalah infertilitas primer jika belum pernah ada riwayat kehamilan dan dinyatakan sebagai infertilitas sekunder jika pasutri tersebut tidak berhasil hamil atau tidak mampu hamil atau tidak mampu mempertahankan kehamilannya setelah memiliki anak hidup sebelumnya," ujar Dwi.
Hasto berharap, melalui webinar ini dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi para peserta baik seluruh pejabat dan staf di lingkungan internal BKKBN, maupun tenaga kesehatan dan mitra terkait lainnya mengenai isu-isu strategis di bidang kesehatan reproduksi dan mendorong munculnya ide-ide kreatif serta inovasi yang mendukung keberlangsungan pelayanan serta promosi dan konseling kesehatan reproduksi di masa pandemi.
Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, menambahkan, pasutri dinyatakan mengalami infertilitas atau gangguan kesuburan apabila pasutri belum hamil meski telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 12 bulan tanpa menggunakan alat proteksi/kontrasepsi.
"Pasutri dinyatakan memiliki masalah infertilitas primer jika belum pernah ada riwayat kehamilan dan dinyatakan sebagai infertilitas sekunder jika pasutri tersebut tidak berhasil hamil atau tidak mampu hamil atau tidak mampu mempertahankan kehamilannya setelah memiliki anak hidup sebelumnya," ujar Dwi.
Hasto berharap, melalui webinar ini dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi para peserta baik seluruh pejabat dan staf di lingkungan internal BKKBN, maupun tenaga kesehatan dan mitra terkait lainnya mengenai isu-isu strategis di bidang kesehatan reproduksi dan mendorong munculnya ide-ide kreatif serta inovasi yang mendukung keberlangsungan pelayanan serta promosi dan konseling kesehatan reproduksi di masa pandemi.
(ars)
Lihat Juga :
tulis komentar anda