Pendistribusian ke Daerah Dinilai Kunci Percepatan Vaksinasi
Sabtu, 11 September 2021 - 10:22 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI , Yahya Zaini menilai pendistribusian vaksin ke daerah menjadi kunci percepatan vaksinasi Covid-19. Sebab, menurut dia, masih banyak daerah yang vaksinasinya di bawah 20 %. Keterbatasan vaksin yang terbatas akibat distribusi yang tidak lancar menjadi salah satu kendalanya.
"Pemerintah terus berupaya menyediakan dan mendatangkan vaksin dari berbagai jenis, mulai dari Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, Moderna dan terakhir Pfizer. Baik yang dibeli secara langsung maupun yang diperoleh melalui bantuan bilateral dan multilarateral," ujar Yahya, Sabtu (11/9/2021).
Legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VIII ini pun mengapresiasi capaian vaksinasi yang telah menembus angka 100 juta lebih. Adapun untuk dosis pertama sebanyak 66,78 juta (32,07 %), sedangkan dosis kedua sebanyak 38,22 juta (18,35 %).
"Ini merupakan buah dari kerja keras pemerintah melakukan percepatan vaksinasi, khususnya sebulan terakhir. Dilihat dari jumlah orang yang divaksin, Indonesia menduduki ranking kelima di dunia, sebuah capaian yang patut dihargai dan diapresiasi," kata politikus Partai Golkar ini.
Dia berpendapat bahwa ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Pertama, menjamin ketersedian stok vaksin secara kontinu. Kedua, mempercepat pendistribusian vaksin secara merata ke daerah.
"Ketiga, menyediakan tenaga kesehatan secara memadai (vaksinator), terutama di daerah-daerah luar Jawa. Keempat, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersedia di vaksin," ujarnya.
Sekadar informasi, hingga saat ini stok vaksin Covid-19 sebanyak 225,4 juta dosis. Rinciannya adalah Sinovac 186,9 juta, Astrazeneca 19,5 juta, Moderna 8 juta, Pfizer 2,75 juta dan Sinopharm 8,25 juta. Sebanyak 89 % telah didistribusikan ke daerah di seluruh Indonesia.
Sementara itu, pemerintah terus berupaya agar target vaksinasi bisa mencapai 2 juta perhari. Caranya, dengan menggerakkan pemerintah daerah, rumah sakit dan Puskesmas, melibatkan TNI , Polri serta BIN , sehingga jangkauan vaksinasi lebih luas dan lebih cepat. Di daerah-daerah kepulauan yang terpencil pun banyak dijangkau oleh TNI Angkatan Laut. Saat ini, baru sekitar 1,2 juta per hari.
"Pemerintah terus berupaya menyediakan dan mendatangkan vaksin dari berbagai jenis, mulai dari Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, Moderna dan terakhir Pfizer. Baik yang dibeli secara langsung maupun yang diperoleh melalui bantuan bilateral dan multilarateral," ujar Yahya, Sabtu (11/9/2021).
Legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VIII ini pun mengapresiasi capaian vaksinasi yang telah menembus angka 100 juta lebih. Adapun untuk dosis pertama sebanyak 66,78 juta (32,07 %), sedangkan dosis kedua sebanyak 38,22 juta (18,35 %).
"Ini merupakan buah dari kerja keras pemerintah melakukan percepatan vaksinasi, khususnya sebulan terakhir. Dilihat dari jumlah orang yang divaksin, Indonesia menduduki ranking kelima di dunia, sebuah capaian yang patut dihargai dan diapresiasi," kata politikus Partai Golkar ini.
Dia berpendapat bahwa ada empat hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Pertama, menjamin ketersedian stok vaksin secara kontinu. Kedua, mempercepat pendistribusian vaksin secara merata ke daerah.
"Ketiga, menyediakan tenaga kesehatan secara memadai (vaksinator), terutama di daerah-daerah luar Jawa. Keempat, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersedia di vaksin," ujarnya.
Sekadar informasi, hingga saat ini stok vaksin Covid-19 sebanyak 225,4 juta dosis. Rinciannya adalah Sinovac 186,9 juta, Astrazeneca 19,5 juta, Moderna 8 juta, Pfizer 2,75 juta dan Sinopharm 8,25 juta. Sebanyak 89 % telah didistribusikan ke daerah di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Sementara itu, pemerintah terus berupaya agar target vaksinasi bisa mencapai 2 juta perhari. Caranya, dengan menggerakkan pemerintah daerah, rumah sakit dan Puskesmas, melibatkan TNI , Polri serta BIN , sehingga jangkauan vaksinasi lebih luas dan lebih cepat. Di daerah-daerah kepulauan yang terpencil pun banyak dijangkau oleh TNI Angkatan Laut. Saat ini, baru sekitar 1,2 juta per hari.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda