Strategi untuk Jakarta

Kamis, 26 Agustus 2021 - 14:00 WIB
Kota menjadi tempat muncul dan berkembangnya kebudayaan dan peradaban baru. Kota perlu direncanakan dan dikelola dengan baik, ditata lebih kompak dan terpadu, sehingga dengan jumlah penduduk yang sama, lingkungan alam yang harus diubah pun bisa lebih kecil, dibandingkan jika penduduk tersebar.

Ketiga, proses urbanisasi yang berkelanjutan harus mampu mewujudkan kesejahteraan, kesehatan, dan kebahagiaan warganya. Pembangunan yang tidak mengabaikan satu orang pun dan satu wilayah pun. Berbagai peluang yang ditawarkan kota harus memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dari proses transformatif urbanisasi.

Ketika kota direncanakan, dirancang, dibangun, dan dikelola dengan baik, maka kota dapat memberikan manfaat untuk semua pihak termasuk meningkatkan kualitas kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Kota adalah wadah di mana hasil pembangunan dapat dinikmati untuk semua terutama kelompok rentan marjinal dan terpinggirkan.

Keempat, aksi iklim untuk bumi dapat mengangkat keluarga rentan keluar dari kemiskinan, membebaskan perempuan, anak anak, lansia, dan disabilitas dari diskriminasi berbasis gender, mengarahkan masa depan cerah untuk anak-anak dan remaja, menawarkan kenyamanan dan dukungan untuk orang tua di tahun-tahun emas mereka, serta menyambut para pendatang yang mencari kehidupan yang lebih baik.

Kota akan berfungsi efektif dengan melibatkan kelembagaan berupa supremasi hukum, hak milik, dan sistem partisipasi demokratis. Di samping itu, elemen budaya kota dari latar belakang penduduk yang beragam, kearifan lokal, hingga aset cagar budaya merupakan nilai tak berwujud yang penting bagi kelestarian peradaban kota.

Kelima, UN Environment Programme (2020) mencatat bahwa 90% kasus Covid-19 terjadi di kota di seluruh dunia. Ini memperlihatkan ketimpangan/kesenjangan di kota, menguji ketangguhan kota dan kemanusiaan. Selain itu kurang dari 50% penduduk dunia yang memiliki akses ke ruang publik dalam jarak 400 meter dari rumah.

Pemerintah DKI harus menyediakan hunian (vertikal) lebih terjangkau dan layak huni, mempererat kolaborasi, mendukung pekerja dan bisnis lokal, memperkuat ketangguhan kota, ketahangan pangan, model bisnis sirkular, memperbanyak ruang terbuka hijau di permukiman, serta menyediakan trotoar dan jalur sepeda.

Keenam, Jakarta harus menunjukkan kepiawaiannya dalam menahan penyebaran Covid-19 dan menjadikan kotanya paling layak huni. Di sisi lain pandemi Covid-19 telah memaksa kita mengubah cara hidup di kota. Pembangunan kota sesuai dengan indikator kota layak huni didasarkan pada lima kategori utama, yakni stabilitas, perawatan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, dan infrastruktur.

Pemerintah DKI harus memulihkan kesehatan kota, perekonomian kota, serta menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan kota. Penataan antarbangunan di kawasan dalam jarak tempuh berjalan kaki atau bersepeda. Penyediaan trotoar yang teduh pepohonan, infrastruktur pesepeda (jalur khusus, parkir, ruang ganti, bengkel, rambu, marka, sepeda sewa), kantong parkir komunal, serta angkutan umum internal ramah lingkungan akan menjadikan kawasan bebas emisi karbon.

Ketujuh, penataan ulang permukiman menerapkan protokol kesehatan. Warga patuh memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumuman, serta membatasi mobilitas. Masyarakat menjalankan pola hidup bersih dan sehat berupa makan makanan higienis bergizi, rajin berolahraga, istirahat cukup, serta menghindari stres.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More