TNI AU Ungkap Tantangan saat Misi Evakuasi WNI dari Afghanistan
Senin, 23 Agustus 2021 - 08:23 WIB
JAKARTA - TNI Angkatan Udara (AU) berhasil menyelesaikan pelaksanaan misi penerbangan yang diemban oleh 12 awak pesawat Skadron Udara 17 dalam rangka melaksanakan tugas negara mengevakuasi 26 WNI dan 7 warga non WNI dari Kabul, Afghanistan , Jumat (20/8/2021). Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi selama misi itu berlangsung.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indang Gilang Buldansyah menjelaskan, tantangan pertama yaitu jauhnya jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan cukup panjang.
"Antara Jakarta dan penjemputan cukup jauh, kurang lebih jaraknya 4.100 nautical miles dan waktu tempuh penerbangan dengan boeing kurang lebih 12 jam airtime. Belum lagi waktu untuk melaksanakan review di beberapa tempat," kata Indan kepada wartawan, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Tolak Pengungsi, Putin: Kami Tak Ingin Militan Afghanistan di Rusia
Tantangan selanjutnya, kata Indan, situasi dan kondisi di Afghanistan yang tidak menentu. Dipilihnya unit Boeing 737-400 lantaran pesawat tersebut memiliki kecepatan dan kemampuan yang memadai.
"Situasi di tempat penjemputan yang tidak menentu itu adalah tantangan ya. Namun demikian sudah direncanakan dengan detail dan diputuskanlah pesawat yang digunakan adalah Boeing 737-400, sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan," paparnya.
Lebih jauh dia mengatakan, koordinasi misi penjemputan harus dilakukan dengan beberapa pihak karena melewati jalur udara banyak negara. Kemudian, pihak TNI AU juga harus berkoordinasi dengan The North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang merupakan pemegang otoritas udara Afghanistan.
Baca juga: Yunani Pagari Perbatasan dengan Turki, Cegah ’Banjir’ Migran dari Afghanistan
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indang Gilang Buldansyah menjelaskan, tantangan pertama yaitu jauhnya jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan cukup panjang.
"Antara Jakarta dan penjemputan cukup jauh, kurang lebih jaraknya 4.100 nautical miles dan waktu tempuh penerbangan dengan boeing kurang lebih 12 jam airtime. Belum lagi waktu untuk melaksanakan review di beberapa tempat," kata Indan kepada wartawan, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Tolak Pengungsi, Putin: Kami Tak Ingin Militan Afghanistan di Rusia
Tantangan selanjutnya, kata Indan, situasi dan kondisi di Afghanistan yang tidak menentu. Dipilihnya unit Boeing 737-400 lantaran pesawat tersebut memiliki kecepatan dan kemampuan yang memadai.
"Situasi di tempat penjemputan yang tidak menentu itu adalah tantangan ya. Namun demikian sudah direncanakan dengan detail dan diputuskanlah pesawat yang digunakan adalah Boeing 737-400, sehingga proses evakuasi dapat dilaksanakan," paparnya.
Lebih jauh dia mengatakan, koordinasi misi penjemputan harus dilakukan dengan beberapa pihak karena melewati jalur udara banyak negara. Kemudian, pihak TNI AU juga harus berkoordinasi dengan The North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang merupakan pemegang otoritas udara Afghanistan.
Baca juga: Yunani Pagari Perbatasan dengan Turki, Cegah ’Banjir’ Migran dari Afghanistan
tulis komentar anda