Mendagri: Perlu Ada Intervensi Agar Masyarakat Terapkan Protokol Kesehatan
Jum'at, 29 Mei 2020 - 15:59 WIB
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian membeberkan lima strategi penanggulangan pandemi virus Corona (Covid-19). Sosialisasi protokol kesehatan menjadi kunci meningkatkan kesadaran masyarakat dan mencegah penularan virus Sars Cov-II.
(Baca juga: WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19 Naik Menjadi 484 Sembuh)
Tito mengungkapkan semua daerah terus mencari formula yang tepat dalam menangani pandemi Covid-19. Maka, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencegah penularan. Pemerintah daerah (pemda) melakukan sosialisasi, penguatan protokol kesehatan, testing dan pelacakan secara masif, serta pembatasan-pembatasan kegiatan di ruang publik.
(Baca juga: Vaksin Corona Belum Ada, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan dan Tetap Produktif)
Pandemi Corona, membuat semua orang harus membiasakan menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain. Strategi kedua, meningkatkan imunitas masyarakat untuk mencegah penularan virus Sars Cov-II.
Ketiga, meningkatkan kapasitas sistem kesehatan, rumah sakit, dan tempat karantina di seluruh daerah. Keempat, pemerintah pusat dan pemda berusaha meningkatkan ketahanan pangan. Strategi terakhir, pemerintah menyiapkan jaringan pengaman sosial dan stimulus ekonomi.
Eksekusi jaringan pengaman sosial itu titik sentralnya ada di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kementerian Sosial, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Sedangkan, urusan membangkitkan ekonomi menjadi tugas kementerian yang berkantor di lapangan Banteng.
"Kemendagri membantu semua. Membantu gugus tugas, kemenko perekonomian dan kemenko PMK untuk social safety net. Sekarang sudah mulai ketemu format sebetulnya untuk menangani ini membuat balance antara kesehatan publik, penanganan pandemi Covid-19 dengan menjaga situasi ekonomi tetap hidup," terang mantan Kapolri itu dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis malam (28/5/2020).
Tito mengungkapkan upaya pencegahan penularan Sars Cov-II masih menemui masalah, terutama masih banyak masyarakat yang tidak menjaga jarak dan menggunakan masker. Dia menekankan ini memerlukan adanya intervensi untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan. Kampanye saja tidak cukup.
Intervensi ini tentunya dengan kebijakan publik. Selain itu, perlu adanya gerakan nasional, seperti membagi masker, cuci tangan, jaga jarak, yang diinisiasi pemerintah dan legislatif. Pemerintah perlu memberikan tanda pada tempat-tempat yang biasa orang mengantri, seperti di stasiun, terminal dan pasar.
"Jarak dua meteran sehingga clear. Disamping itu, tetap diawasi dan dijaga. Mungkin itu langkah yang kami sarankan ke depan dan bisa dilakukan bersama-sama," pungkas Tito.
(Baca juga: WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19 Naik Menjadi 484 Sembuh)
Tito mengungkapkan semua daerah terus mencari formula yang tepat dalam menangani pandemi Covid-19. Maka, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencegah penularan. Pemerintah daerah (pemda) melakukan sosialisasi, penguatan protokol kesehatan, testing dan pelacakan secara masif, serta pembatasan-pembatasan kegiatan di ruang publik.
(Baca juga: Vaksin Corona Belum Ada, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan dan Tetap Produktif)
Pandemi Corona, membuat semua orang harus membiasakan menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain. Strategi kedua, meningkatkan imunitas masyarakat untuk mencegah penularan virus Sars Cov-II.
Ketiga, meningkatkan kapasitas sistem kesehatan, rumah sakit, dan tempat karantina di seluruh daerah. Keempat, pemerintah pusat dan pemda berusaha meningkatkan ketahanan pangan. Strategi terakhir, pemerintah menyiapkan jaringan pengaman sosial dan stimulus ekonomi.
Eksekusi jaringan pengaman sosial itu titik sentralnya ada di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kementerian Sosial, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Sedangkan, urusan membangkitkan ekonomi menjadi tugas kementerian yang berkantor di lapangan Banteng.
"Kemendagri membantu semua. Membantu gugus tugas, kemenko perekonomian dan kemenko PMK untuk social safety net. Sekarang sudah mulai ketemu format sebetulnya untuk menangani ini membuat balance antara kesehatan publik, penanganan pandemi Covid-19 dengan menjaga situasi ekonomi tetap hidup," terang mantan Kapolri itu dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis malam (28/5/2020).
Tito mengungkapkan upaya pencegahan penularan Sars Cov-II masih menemui masalah, terutama masih banyak masyarakat yang tidak menjaga jarak dan menggunakan masker. Dia menekankan ini memerlukan adanya intervensi untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan. Kampanye saja tidak cukup.
Intervensi ini tentunya dengan kebijakan publik. Selain itu, perlu adanya gerakan nasional, seperti membagi masker, cuci tangan, jaga jarak, yang diinisiasi pemerintah dan legislatif. Pemerintah perlu memberikan tanda pada tempat-tempat yang biasa orang mengantri, seperti di stasiun, terminal dan pasar.
"Jarak dua meteran sehingga clear. Disamping itu, tetap diawasi dan dijaga. Mungkin itu langkah yang kami sarankan ke depan dan bisa dilakukan bersama-sama," pungkas Tito.
(maf)
tulis komentar anda