Sambut 76 Tahun Kemerdekaan RI, PDIP: Spirit Pancasila Kunci Menuju Indonesia 2045

Minggu, 15 Agustus 2021 - 08:47 WIB
“Semua gagasan-gagasan besar global direpresentasikan dalam sebuah ide yang disebut Pancasila. Bung Karno mengonsolidasikan gagasannya didasari pada proyeksi masalah-masalah internasional dengan aspek struktural yang tidak adil sehingga Bung Karno membongkar tatanan dunia tersebut dengan gerakan yang lebih adil serta melalui kerja sama internasional-domestik,” tukas Yahya.

Katib Aam Pengurus Besar NU itu menilai, berdikari menurut Bung Karno bukan berarti bangsa dan masyarakat Indonesia mengisolasi diri menuju kemapanan ekonomi, tetapi justru harus terus membuka ruang, menjaring solidaritas dan interaksi antar bangsa-bangsa sehingga mampu menegaskan kemapanan dunia dalam satu tarikan nafas yang adil dan bermartabat.

“Indonesia punya tawaran konsep menuju dunia yang adil dan bermartabat yang diwujudkan dalam nilai-nilai Pancasila. Dunia sekarang sedang membutuhkan jalan keluar dari keterpecahan, ketegangan politik, dan konflik antar bangsa-bangsa. Inti dari konflik ini adalah identitas tribal, yang menuju pada kekerasan struktural yang semakin meruncing. Konsekuensi logisnya adalah dunia membutuhkan jalan keluar dengan nilai-nilai universal tentang martabat manusia yang harus disepakati,” tegas Yahya.

Terkait Covid-19, tambahnya, kita tidak bisa berharap kapan pandemi ini berakhir, tetapi kita membangun sebuah gerakan bersama, kesadaran ideologis dan strategi penguasaan teknologi, dan berbagai pengetahuan untuk melawan pandemi. Yang berikut, lanjutnya, terkait kepercayaan rakyat terhadap lembaga-lembaha negara seperti partai, maka partai harus membangun sebuah kredibilitas, sehingga partai dapat membangun kepercayaan masyarakat. Basis nilai partai adalah segala macam pertimbangan, termasuk referensi keagamaan dan kebudayaan.

“Kita harus jujur kepada bangsa dan negara ini untuk kemajuan bangsa, bukan untuk diri sendiri. Ini telah diteladani oleh para founding fathers seperti Bung Karno dan Bung Hatta yang memiliki mentalitas jujur dalam membangun bangsa dan negara,” kata Yahya.

Sementara itu, Budiman Sudjatmiko dalam paparan materinya menjelaskan, dalam perkembangan inovasi dan teknologi 2045, masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa kemajuan teknologi tidak hanya mengubah satu aspek, tetapi mampu mengubah seluruh aspek kehidupan umat manusia secara global melalui teknologi big data. “Harus ada rekayasa atomik, rekayasa persepsi dan rekayasa biologi,” ungkap Budiman.

Dikatakannya, rekayasa atomik berdampak pada populasi mesin meningkat dan menjadikan manusia memiliki waktu luang lebih fokus berinteraksi dengan ide dan empati. Kemudian rekayasa persepsi berimbas pada pola interaksi manusia yang semakin terkendali dan seragam. Hal ini meningkatkan kecerdasan kolektif menjaga eksistensi individu. “Sementara rekayasa biologi berdampak pada adanya potensi penyakit dan wabah baru, akan tetapi hal ini juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengendalikan diri dalam mengelola kesehatan secara kolektif dan efektif,” jelas Budiman.

Inisiator Gerakan Inovator 4.0 itu menilai, linimasa perkembangan teknologi dan dampak sosial budaya pada 2025-2045 adalah bahwa manusia akan menaklukkan waktu dan ruang. “Ketika semua terkoneksi dengan data (singularitas data) maka semua akan menuju penyeragaman. Pluralitas dan kebhinekaan semakin ditegakkan,” ungkap Budiman.

Maka, lanjutnya, ada sinkronasi revolusi dari zaman ke zaman seperti revolusi sosial, revolusi industri dan pandemi. Pandemi menjadi disrupsi, karena ia mengocok ulang semua tatanan global yang tidak seimbang antara manusia dan alam. Selain itu, Indonesia harus membangkitkan gairah kemajuan ekonomi berbasis pengetahuan, sebab menurut Budiman, Indonesia belum mampu mengonsolidasikan otak (brain) menuju brand yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.

“Kita belum mampu mengonsolidasikan secara serius kemampuan yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia saat ini, sehingga kita hanya masih sebatas bangsa pengunduh, bukan sebagai bangsa pengunggah,” pungkas Budiman.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More