Bung Hatta, Koperasi dan Kemandirian Bangsa
Kamis, 12 Agustus 2021 - 06:30 WIB
Baca juga: 74 Tahun Usia Soko Guru Ekonomi, Koperasi Masih Jadi Nomor Sekian
"Kita membangun koperasi supaya koperasi membangun kemakmuran masyarakat," kata Bung Hatta dalam bukunya berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun – Gagasan dan Pemikiran Dr. Mohammad Hatta.
Koperasi berasal dari kata 'Ko' yang berarti bersama dan 'Operasi' yang bermakna bekerja. Jadi koperasi merupakan perkumpulan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam koperasi tidak ada anggota yang berpangku tangan, tapi semuanya bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Bung Hatta mengusulkan buah pikirannya tersebut kepada Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang sedang menyusun Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Pemikiran itu kemudian tertampung dalam Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi 'Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas ke demokrasi keluargaan'.
"Koperasi menghidupkan semangat demokrasi yang sebenarnya, yaitu demokrasi politik, ekonomi, dan sosial," kata Bung Hatta.
Dalam pelaksanaan koperasi ada beberapa hal yang harus dihindari agar terus berkembang. Pertama, mendorong anggotanya giat untuk mendapatkan deviden besar di akhir tahun. Caranya, koperasi menjual mahal produknya dan mewajibkan anggota untuk membelinya. Anggota yang paling sering membeli tentu memberi keuntungan paling besar kepada koperasi, sedangkan anggota yang jarang membeli mendapatkan untung dari kawan yang membeli banyak. Menurut Hatta, cara ini akan memupuk egoisme anggotanya.
Kedua, hanya menjual kepada anggotanya. Menurut Hatta, cara ini hanya mengecilkan hasil penjualan, padahal ongkos sewa toko, gaji personel, biaya listrik, menjadi terasa mahal. Akibatnya, untuk menutupi kebutuhan, koperasi menjual mahal produknya.
Ketiga, mendirikan koperasi untuk mengejar keuntungan. Hal ini tak ubahnya dengan perseroan atau perusahaan. Menurut Bung Hatta, koperasi memang memerlukan keuntungan tapi buka tujuan utama. Tujuan utama koperasi adalah usaha bersama untuk memurahkan pembelian anggotanya.
"Supaya bisa berhasil, maka koperasi mesti berdiri di dua tiang: solidaritas (semangat setia bersekutu) dan individualitas (kesadaran akan harga diri sendiri alias sadar diri)," katanya.
"Kita membangun koperasi supaya koperasi membangun kemakmuran masyarakat," kata Bung Hatta dalam bukunya berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun – Gagasan dan Pemikiran Dr. Mohammad Hatta.
Koperasi berasal dari kata 'Ko' yang berarti bersama dan 'Operasi' yang bermakna bekerja. Jadi koperasi merupakan perkumpulan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Dalam koperasi tidak ada anggota yang berpangku tangan, tapi semuanya bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Bung Hatta mengusulkan buah pikirannya tersebut kepada Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang sedang menyusun Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Pemikiran itu kemudian tertampung dalam Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi 'Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas ke demokrasi keluargaan'.
"Koperasi menghidupkan semangat demokrasi yang sebenarnya, yaitu demokrasi politik, ekonomi, dan sosial," kata Bung Hatta.
Dalam pelaksanaan koperasi ada beberapa hal yang harus dihindari agar terus berkembang. Pertama, mendorong anggotanya giat untuk mendapatkan deviden besar di akhir tahun. Caranya, koperasi menjual mahal produknya dan mewajibkan anggota untuk membelinya. Anggota yang paling sering membeli tentu memberi keuntungan paling besar kepada koperasi, sedangkan anggota yang jarang membeli mendapatkan untung dari kawan yang membeli banyak. Menurut Hatta, cara ini akan memupuk egoisme anggotanya.
Kedua, hanya menjual kepada anggotanya. Menurut Hatta, cara ini hanya mengecilkan hasil penjualan, padahal ongkos sewa toko, gaji personel, biaya listrik, menjadi terasa mahal. Akibatnya, untuk menutupi kebutuhan, koperasi menjual mahal produknya.
Ketiga, mendirikan koperasi untuk mengejar keuntungan. Hal ini tak ubahnya dengan perseroan atau perusahaan. Menurut Bung Hatta, koperasi memang memerlukan keuntungan tapi buka tujuan utama. Tujuan utama koperasi adalah usaha bersama untuk memurahkan pembelian anggotanya.
"Supaya bisa berhasil, maka koperasi mesti berdiri di dua tiang: solidaritas (semangat setia bersekutu) dan individualitas (kesadaran akan harga diri sendiri alias sadar diri)," katanya.
tulis komentar anda