Bersiap New Normal

Kamis, 28 Mei 2020 - 06:03 WIB
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi kondisi new normal akan berlangsung empat hingga lima bulan ke depan. Kondisi kenormalan baru itu bisa berlangsung cukup lama karena pemerintah belum bisa memprediksi kapan vaksin Covid-19 bisa ditemukan dan diproduksi secara massal.

Dalam menyambut new normal ini dia sudah meminta jajaran BUMN untuk melakukan persiapan, di antaranya menerapkan pola kerja lebih fleksibel, yakni dengan menerapkan sistem kerja dari rumah (work from home), virtual meeting, dan sebagainya. Selain fleksibel, direksi juga harus memastikan situasi kerja di tempat mereka dijalankan dengan protokol kesehatan ketat, dari menjaga kebersihan, menjaga jarak, cuci tangan, hingga penggunaan masker.

Lebih jauh Erick juga meminta jajaran direksi BUMN menyesuaikan diri dengan teknologi informasi seperti e-office, digital monitoring, dan evaluation, big data analytics, dan lain-lain. "Penerapan protokol kesehatan di kondisi new normal memang tak mudah. Sebab, tiap BUMN memang memiliki kriteria dan pendekatan yang berbeda dalam operasinya," ujar dia.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengungkapkan, beberapa provinsi di Tanah Air menunjukkan tidak ada penambahan signifikan kasus positif korona. Dengan kondisi ini, pandemi korona sudah mulai terkendali. Berdasarkan kondisi tersebut, pihaknya memperbolehkan relaksasi pada beberapa peraturan tanpa meninggalkan aspek protokol kesehatan untuk tetap menjamin agar aman dari Covid-19. (Baca juga: Ini Daerah yang Dinilai Siap Hadapi New Normal)

“Sudah barang tentu bahwa kita harus tetap menuju masyarakat yang produktif—ini dikunci, namun aman dari Covid-19. Beberapa hal kita diskusikan terkait dengan bagaimana physical distancing, menjaga jarak, mengatur jarak sebagai bagian dari normal baru tetap kita terapkan,” kata Yuri.

Pemerintah juga akan menyiapkan protokol kesehatan ketika masyarakat berada di fasilitas umum, misalnya di pusat pertokoan maupun di supermarket. Bahkan, kata Yuri saat ini sedang dikaji apakah pengukuran suhu tubuh dilakukan di depan pintu masuk saja atau memungkinkan dipantau dengan peralatan yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi.

“Karena itu, tadi cukup hanya cukup panjang kami mendiskusikan apakah harus kita lakukan pengukuran hanya di pintu gerbang atau selama berada di dalam kita pantau menggunakan peralatan yang memungkinkan secara teknologi memantau indikasi orang yang bersuhu tubuh tinggi. Ini masih menjadi beberapa alternatif yang harus kita cari solusinya,” papar Yuri.

Sementara itu, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR, Irwan, menilai rencana new normal yang digulirkan Jokowi sebagai bentuk kekalahan pemerintah terhadap pandemi corona. Dalam pandangannya, new normal sesungguhnya diterapkan setelah melewati puncak dan kurvanya terus turun melandai, mendekati situasi normal sebelum pandemi. “Itu baru tepat dikatakan new normal jika situasinya masih seperti sekarang, maka new normal adalah bendera putih pemerintah,” sebut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat itu.

Perlu Komitmen Bersama

Relawan nonmedis, Vanessa Surya, menegaskan perlunya komitmen bersama, dari pimpinan pusat sampai masyarakat yang ada di bawah, untuk menjalankan adaptasi pada new normal. “Saya sangat berharap masyarakat di new normal nanti bisa paham, setidaknya ketika physical distancing, pakai masker, cuci tangan pakai sabun tanpa harus diingetin lagi,” ungkap Vanessa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, kemarin. (Baca juga: Sandiaga Uno: UMKM Harus Diprioritaskan di Era New Normal)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More