Ini Alasan 36,4% Masyarakat Enggan Divaksin Versi Survei LSI

Minggu, 18 Juli 2021 - 15:35 WIB
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menemukan bahwa sebanyak 36,4% publik yang belum divaksin, enggan untuk melakukan vaksinasi virus Corona (Covid-19). Foto/SINDOnews
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menemukan bahwa sebanyak 36,4% publik yang belum divaksin, enggan melakukan vaksinasi virus Corona (Covid-19), meskipun mereka tahu bahwa pemerintah memiliki program vaksinasi gratis dan mendukung program vaksinasi tersebut.



Kemudian, Djayadi melanjutkan, pihaknya menanyakan apakah mereka sudah melakukan vaksinasi, hasilnya sama dengan update vaksinasi 6 Juni lalu, 7,5% masyarakat yang telah mendapatkan 2 dosis vaksin, dan 9,9% yang baru mendapatkan 1 dosis vaksin. Yang mengaku belum divaksin ada 82,6%.

"Dari yang belum divaksin, masih banyak yang belum bersedia divaksin ada 36,4%, hampir 40% dari 82% dari masyarakat yang belum divaksin. Ini tantangan bagi program vaksinasi pemerintah," ujarnya.

Adapun alasan mereka tidak bersedia divaksin, kata dia, di antatanya, karena takut akan efek samping vaksin 55,5%, menganggap vaksin tidak efektif 25,4%, merasa badannya sehat-sehat saja 19%.



"Itu 3 alasan terbesar. Di luar itu meragukan kehalalannya (9,9%), merasa takut akan membayar untuk memperoleh vaksin itu (8,7%), kalau sudah banyak yang divaksin maka saya tidak perlu divaksin (4,1%),

vaksin hanya akal-akalan perusahaan farmasi untuk mendapatkan untung (3,8%), dan alasan lainnya," urai Djayadi.

Diketahui, survei ini dilakukan dengan telepon pada 20-25 Juni dengan basis respondennya yang terpilih secara acak berdasarkan survei LSI selama 3 tahun terakhir. Ada 7.477 yang berhasil telepon, ada 1.200

responden yang berhasil diwawancarai.

Secara umum sampel ini menggambarkan karakteristik secara nasional. Survei ini memiliki margin of error (MoE) sekitar ±2.88% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More