Masa Depan Sektor Pertanian di Era Digital
Kamis, 08 Juli 2021 - 13:36 WIB
Saat ini kita berada di fase kedua perkembangan teknologi digital yaitu berkembangnya platform yang menghubungkan berbagai rantai pasok, bukan hanya penjual dan pembeli saja, tapi juga melibatkan produsen, gudang penyimpanan dan rantai pengiriman. Gojek dan Grab adalah contoh dari platform rantai pasok digital. Fase kedua ini juga ditandai dengan munculnya banyak startup yang mendigitalisasi sektor spesifik. Misalnya GudangAda yang mendigitalisasi kategori FMCG (fast moving consumer goods) dan Etanee untuk kategori makanan segar dan beku (fresh and frozen). Fase kedua ini diperkirakan akan meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian dan pangan yang selama ini memiliki masalah efisiensi karena buruknya rantai pasok di tanah air.
Fase ketiga dari perkembangan ekonomi digital adalah penggunaan smart devices melalui kecerdasan buatan, machine learning, teknologi internet of things (IoT) yang mendigitalisasi proses produksi, budidaya, pasca panen, logistik dan pengiriman produk pertanian dan pangan. Bahkan di fase ketiga diperkirakan yang akan mendapatkan manfaat besar adalah sektor pertanian. Teknologi yang akan banyak dimanfaatkan di proses budidaya dan produksi adalah smart and precision farming untuk melakukan rencana tanam dan proses budidaya pertanian dengan memanfaatkan data historis maupun data real-time dari kondisi iklim dan cuaca. Efeknya hasil produksi budidaya akan lebih efisien dan produktif.
Kebijakan Membangun Infrastruktur Digital
Kita patut bersyukur karena Jakarta berada di urutan kedua sebagai ekosistem startup terbaik dari daftar 100 kota emerging markets, berdasarkan laporan hasil survey dari Global Startup Ecosystem Report (GSER) tahun 2021. Berikutnya kita perlu membangun ekosistem yang sejenis dengan Jakarta di kota-kota strategis lainnya di Indonesia.
Klaster Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur memiliki profil PDRB sektor pertanian yang mirip, pun demikian dengan provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Utara berada dalam klaster yang sama untuk PDRB di sektor pertanian. Karena itu penting untuk membangun infrastruktur ekonomi digital di keempat provinsi tersebut dalam rangka untuk mengakselerasi sektor pertanian sebagai penggerak PDB nasional.
Menurut laporan East Venture Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur menempati tiga posisi skor EV-DCI tertinggi di Indonesia. Namun Jawa Tengah berada masih di urutan ke-8 dan Sulawesi Utara di urutan ke-11. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian ke PDB nasional maka kita perlu mengakselerasi infrastruktur digital di empat provinsi sebagai penyumbang PDRB sektor pertanian di tanah air. Dengan demikian diharapkan Indonesia akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari nilai tambah modal manusia yang melimpah dan akselerasi teknologi digital di sektor pertanian. Semoga!
Fase ketiga dari perkembangan ekonomi digital adalah penggunaan smart devices melalui kecerdasan buatan, machine learning, teknologi internet of things (IoT) yang mendigitalisasi proses produksi, budidaya, pasca panen, logistik dan pengiriman produk pertanian dan pangan. Bahkan di fase ketiga diperkirakan yang akan mendapatkan manfaat besar adalah sektor pertanian. Teknologi yang akan banyak dimanfaatkan di proses budidaya dan produksi adalah smart and precision farming untuk melakukan rencana tanam dan proses budidaya pertanian dengan memanfaatkan data historis maupun data real-time dari kondisi iklim dan cuaca. Efeknya hasil produksi budidaya akan lebih efisien dan produktif.
Kebijakan Membangun Infrastruktur Digital
Kita patut bersyukur karena Jakarta berada di urutan kedua sebagai ekosistem startup terbaik dari daftar 100 kota emerging markets, berdasarkan laporan hasil survey dari Global Startup Ecosystem Report (GSER) tahun 2021. Berikutnya kita perlu membangun ekosistem yang sejenis dengan Jakarta di kota-kota strategis lainnya di Indonesia.
Klaster Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur memiliki profil PDRB sektor pertanian yang mirip, pun demikian dengan provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Utara berada dalam klaster yang sama untuk PDRB di sektor pertanian. Karena itu penting untuk membangun infrastruktur ekonomi digital di keempat provinsi tersebut dalam rangka untuk mengakselerasi sektor pertanian sebagai penggerak PDB nasional.
Menurut laporan East Venture Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur menempati tiga posisi skor EV-DCI tertinggi di Indonesia. Namun Jawa Tengah berada masih di urutan ke-8 dan Sulawesi Utara di urutan ke-11. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian ke PDB nasional maka kita perlu mengakselerasi infrastruktur digital di empat provinsi sebagai penyumbang PDRB sektor pertanian di tanah air. Dengan demikian diharapkan Indonesia akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari nilai tambah modal manusia yang melimpah dan akselerasi teknologi digital di sektor pertanian. Semoga!
(zik)
tulis komentar anda