Mau Tidak Mau, Salim Segaf Al-Jufri Harus Dongkrak Popularitas
Rabu, 07 Juli 2021 - 12:55 WIB
JAKARTA - Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri didorong tampil di level kepemimpinan nasional memberikan keteladanan nyata di hadapan publik. Dorongan itu merupakan rekomendasi Musyawarah Majelis Syura IV PKS pada Rabu 30 Juli 2021.
Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai mau tidak mau Salim Segaf Al-Jufri harus mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Berbagai cara perlu dilakukan Salim Segaf agar tampil di level kepemimpinan nasional.
"Caranya tentu sangat beragam, di antaranya aktif merespons isu publik, menyuarakan aspirasi dan memperkokoh ketokohan, bukan hanya di internal PKS, tapi juga ketokohan publik," kata Arif kepada SINDOnews, Rabu (7/7/2021).
Dia menilai wajar rekomendasi Musyawarah Majelis Syura IV PKS yang mendorong Salim Segaf untuk tampil dalam kepemimpinan nasional. "Karena PKS merupakan parpol yang salah satu fungsinya untuk melakukan regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa jika kepemimpinan nasional itu dimaknai sebagai presiden atau wakil presiden, memang masih membutuhkan kerja keras sekali. "Ini karena Salim Segaf di publik belum begitu dikenal dan tentu tak memiliki elektabilitas yang signifikan," pungkasnya.
Pengamat politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai mau tidak mau Salim Segaf Al-Jufri harus mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Berbagai cara perlu dilakukan Salim Segaf agar tampil di level kepemimpinan nasional.
"Caranya tentu sangat beragam, di antaranya aktif merespons isu publik, menyuarakan aspirasi dan memperkokoh ketokohan, bukan hanya di internal PKS, tapi juga ketokohan publik," kata Arif kepada SINDOnews, Rabu (7/7/2021).
Baca Juga
Dia menilai wajar rekomendasi Musyawarah Majelis Syura IV PKS yang mendorong Salim Segaf untuk tampil dalam kepemimpinan nasional. "Karena PKS merupakan parpol yang salah satu fungsinya untuk melakukan regenerasi dan kaderisasi kepemimpinan," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa jika kepemimpinan nasional itu dimaknai sebagai presiden atau wakil presiden, memang masih membutuhkan kerja keras sekali. "Ini karena Salim Segaf di publik belum begitu dikenal dan tentu tak memiliki elektabilitas yang signifikan," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda