Cegah Paham Radikal Lewat Sinergi Pemerintah, Tokoh Adat dan Masyarakat
Kamis, 24 Juni 2021 - 23:43 WIB
“Kami tahu bahwa tokoh agama memegang peran yang sangat penting untuk membimbing dan mengajak umat agar memiliki tata kelola kehidupan yang baik berdasarkan nilai nilai agama. Negara kita yang berdasarkan ideologi Pancasila mengedepankan semangat toleransi dalam beragama, menghormati syariat dalam beragama yang dijalankan masing masing agama,” imbuh Boy Rafli.
Namun, ungkapnya, yang harus kita waspadai adalah pihak pihak yang menyalahgunakan nilai nilai agama. Agama dijadikan seolah olah alat perjuangan, padahal terorisme tidak diajarkan dalam agama. Ini tentu bertentangan dengan jatidiri bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Hal ini harus diupayakan agar moderasi dalam beragama bisa terwujud sehingga tidak ada satu agama pun yang mengatakan agamanya paling benar.
Terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Boy mengatakan pendekatan dan dialog tetap menjadi sesuatu yang dikedepankan. Tetapi diakui untuk menjawab persoalan itu sangat tidak mudah. Perlu usaha, perlu koneksi secara langsung agar mereka yang sudah teridentifikasi.
“Kami sedang mencari jalur komunikasi ke pihak mereka. Kita harus membangun komitmen agar kekerasan yang berdampak lahirnya korban jiwa harus kita hentikan tanpa syarat. Karena kita semua adalah makhluk Tuhan yang ingin hidup sejahtera, ingin hidup bahagia di dunia,” katanya.
Lihat Juga: Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
Namun, ungkapnya, yang harus kita waspadai adalah pihak pihak yang menyalahgunakan nilai nilai agama. Agama dijadikan seolah olah alat perjuangan, padahal terorisme tidak diajarkan dalam agama. Ini tentu bertentangan dengan jatidiri bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Hal ini harus diupayakan agar moderasi dalam beragama bisa terwujud sehingga tidak ada satu agama pun yang mengatakan agamanya paling benar.
Terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Boy mengatakan pendekatan dan dialog tetap menjadi sesuatu yang dikedepankan. Tetapi diakui untuk menjawab persoalan itu sangat tidak mudah. Perlu usaha, perlu koneksi secara langsung agar mereka yang sudah teridentifikasi.
“Kami sedang mencari jalur komunikasi ke pihak mereka. Kita harus membangun komitmen agar kekerasan yang berdampak lahirnya korban jiwa harus kita hentikan tanpa syarat. Karena kita semua adalah makhluk Tuhan yang ingin hidup sejahtera, ingin hidup bahagia di dunia,” katanya.
Lihat Juga: Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
(mhd)
tulis komentar anda